"Ini tidak membantu, ini tidak membantu." Aku menghela napas panjang, saat ini kami berada di kamar ku, menunggu kabar dari Paman Han. Sudah dua hari sejak kejadian di gua air terjun itu, aku tidak tahu pasti berapa malam yang aku lewatkan. Dan terhitung sudah empat kali aku berlatih mengendalikan kekuatanku bersama Suhail, tidak banyak yang berubah, mungkin bedanya kali ini tidak ada barang yang hancur karena kekuatanku.
Kabar gembiranya aku sudah bisa mengendalikan energi yang mengalir di tubuhku, aku semakin bisa merasakannya, seperti udara dingin di dalam tubuhku mengalir di setiap tulang dan pembuluh darah ku. Walaupun aku masih belum terbiasa menyalurkannya, tapi Suhail bilang ini sebuah kemajuan.
"Jelas tidak akan membantu jika yang kau lakukan hanya mondar-mandir sedari tadi, aku sampai pusing melihatnya." Pansy benar.
Aku berhenti dan berbalik menghadap teman-temanku, aku baru sadar mereka menontonku sejak tadi. Aku sangat gugup dan gelisah, Paman Han belum juga mengabari situasi di sana bagaimana, apakah mereka bisa menahan pasukan Zain atau tidak. Yang ku khawatirkan adalah pasukan Zain sudah bergerak ke sini.
Kami belum ada persiapan untuk berperang, dan lagi, aku belum siap. Aku masih harus banyak berlatih mengendalikan kekuatanku. Tanpa sadar rasa tidak percaya diri seperti inilah yang membuatku semakin khawatir akan kekuatanku.
Srrrk
Srrrk
"Nebula!"
Suara yang ku nantikan terdengar di radio, berkat tangan emas Orion dia menghubungkan koneksi earbuds dengan radio tua yang kutemukan di kamar ini, agar memudahkan kami untuk mendengar dengan jelas.
Aku menghampiri radio itu, berlutut menyamakan tinggi meja tempat radio berada, "Paman Han?"
Tidak ada jawaban, aku menatap teman-temanku yang sama penasaran dan kebingungan karena tidak ada jawaban sampai beberapa menit berlalu, kami masih setia menunggu dengan sebuah harapan.
"MENJAUH SIALAN!" Suara paman Han berteriak terdengar di radio, kemudian kami sama-sama mendengar suara tembakan dan ledakkan.
Jelas sekali situasi di sana sangat kacau, suara paman Han terus terdengar berteriak memerintah seseorang di sana untuk menjauh dan menembak, suasana kamarku jadi semakin panas, keringat membasahi dahiku gugup.
"Nebula, saya tidak tahu sampai kapan menahan mereka, garda terdepan sudah berhasil dirobohkan. Pasukan mereka sangat banyak, ditambah lagi mereka mempunyai senjata mutakhir yang aku sendiri baru pertama melihatnya."
Dari belakang suara paman Han masih terdengar hujan tembakan dan ledakkan.
"Siapapun mereka, saya yakin mereka bukan musuh yang dapat diremehkan. Kabar baiknya mereka belum mengetahui keberadaan Kaum Penjelajah, sampai saat ini kau aman."
Aku tidak bisa berkata-kata lagi, setara pasukan Galaksi Bimasakti saja mudah dirobohkan bagaimana dengan kami. Jumlah kami juga tidak banyak.
"Tidak perlu mengatakan apapun, saya tahu kamu takut dan khawatir. Saya akan tahan mereka lebih lama di sini."
"Paman!"
Srrrrrrk
Radio mati, suara paman Han sudah tidak terdengar. Zain benar tidak main-main. Siapapun yang bersamanya juga pasti bukan orang sembarangan, dia punya senjata mutakhir yang tidak dipunyai Galaksi Bimasakti, bukankah itu suatu yang mustahil?
"Sialan!" Umpatan Frank menyadarkan aku dari lamunanku. Berpikir keras bagaimana aku akan menghadapi semua ini, perang ini.
"Peperangan ini sudah di depan mata, kita tidak bisa diam saja!" Aku setuju betul dengan Rigel.
"Aku akan bertemu dengan Suhail!" Satu-satunya orang yang bisa aku ajak berdiskusi tentang perang, bukan aku tidak mempercayai teman-temanku, hanya saja Suhail lebih berpengalaman mengenai perang, aku tidak ingin mengambil langkah yang salah.
Aku berdiri melangkah pergi, aku rasa teman-temanku setuju dengan ku untuk berdiskusi dengan Suhail. Aku baru mencapai pagar rumahku, seseorang mencekal lengan ku, membuat aku harus berbalik menatap siapa orang itu.
"Frank?"
"Tidakkah kau ingin melibatkan kami dalam misi mu?" Frank bertanya dengan wajah sedih, aku tidak bisa mendeskripsikan ekspresi wajahnya, melihatnya membuat hatiku terenyuh.
Lenganku masih digenggamnya, "aku, kami merasa bahwa kau sudah tidak membutuhkan kami lagi, kau terlalu banyak berdiskusi dengan Suhail tanpa melibatkan kami sehingga kami tidak tahu apa rencana mu untuk perang ini. Apa kau sungguh tidak membutuhkan ku lagi? Apa karena kau sudah bertemu dengan Suhail dan kau jatuh cinta padanya? Dia segalanya kan Neb!?"
Aku melepaskan cekalannya dengan kasar, "Apa-apaan kau, tidak pernah satupun perkataanmu terpikirkan olehku. Tentu aku masih membutuhkan mu dan yang lain, aku membutuhkan kalian! Dan jangan pernah kau mengatakan omong kosong itu di hadapanku lagi! Suhail adalah orang yang terpengaruh besar dalam melindungi kaumku, tentu aku juga membutuhkannya."
Perkataannya benar-benar meremas hatiku. Aku mengerti perasaannya karena memang aku jarang mengobrol dengan mereka setelah dua hari itu, tapi mencintai Suhail tidak pernah terlintas di benakku, aku suka padanya dia baik, pandai dan berani bahkan bukan hanya aku yang suka padanya, seluruh kaumku suka padanya.
"Neb, aku-maaf aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu, hanya saja aku khawatir kau akan melupakanku." Frank kembali menggenggam tanganku kali ini dengan lembut.
"Kau tahu Neb, aku berada di Galaksi tempat asalku, dan aku merasa asing di sini. Tidak ada yang mengenalku dengan rupaku. Mereka akan beranggapan aku ini monster luar angkasa yang keji dan brutal, aku sungguh takut Neb, dan di ketakutanku ada kau yang aku percaya akan membangkitkan keberanianku lagi. Aku takut sekali kau akan meninggalkan ku setelah semua berakhir."
Aku mengerti ketakutannya, rasa bersalah menghampiriku kenapa aku tidak sadar bahwa Frank juga membutuhkan bantuan ku. Pantas saja dia begitu marah dan beranggapan aku mencintai Suhail.
Bayangkan saja, di tempat tinggal mu, tempat dimana kau menghabiskan waktu kecilmu dengan keluarga, kau malah tidak dianggap. Aku paham betul ketakutan Frank, dulu aku pernah merasakannya tidak di anggap dimanapun karena aku seorang penjelajah.
Aku membalas genggaman tangannya, "oh Frank, aku sungguh mengerti perasaanmu. Maaf aku tidak menyadarinya, aku hanya berpikir diriku sendiri tanpa sadar kau juga memiliki masalah. Aku berjanji setelah semua masalah ini selesai kita akan pergi ke Planet Bumi untuk mengetahui kondisimu, mungkin di sana kau bisa kembali ke tubuh aslimu. Jangan takut Frank, kau adalah makhluk pemberani yang pernah aku kenal, percayalah kau akan disanjung karena kelebihanmu yang bisa mengeluarkan listrik."
Aku berjinjit memeluknya, "kita akan hadapi ini bersama."
Frank membalas pelukanku, aku lega dia mau membicarakan masalahnya padaku, dan aku akan membantunya, selalu.
"Sekarang, bagaimana kalau kau ikut aku bertemu Suhail. Agar kau tidak penasaran lagi hubunganku dengan Suhail, bagaimana?" Aku melepaskan pelukannya dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAXY : The Last Explorer
Ciencia FicciónDi angkasa yang luas, tersebar miliaran bintang, planet dan benda-benda langit lainnya tergabung menjadi sebuah kesatuan yang biasa kita sebut, Galaksi. Dimana setiap planetnya memiliki bintang yang menjadi induk mereka, hal itu yang juga kita kenal...