Aku memandangi kedua telapak tanganku, perkataan Harrington kembali terngiang di kepalaku. Kekuatan seperti apa sampai membuatnya begitu khawatir jika aku menggunakannya.
Akhirnya aku mengerti, kenapa banyak orang yang mengorbankan dirinya untuk percobaan itu, walaupun mereka tahu jika gagal akan seperti apa. Rupanya energi itu, pioneer memang sangat istimewa. Aku yakin sekali, masih banyak misteri yang tersimpan di Planet itu.
Sedih menghampiri diriku, ribuan orang gagal dalam percobaan. Ribuan orang itu, aku yakin sekali mereka lebih hebat dan lebih mengerti ini dibandingkan diriku, tapi kenapa harus aku yang mendapatkannya.
Apa ayah tahu jika yang ku dapatkan tidak hanya kekebalan, tapi juga energi dari Planet Pioneer mengalir di tubuhku. Jika iya, untuk apa energi ini dan apa kegunaannya.
Ayah pasti punya alasan kenapa melakukan itu padaku. Apa ada sesuatu yang harus kulakukan dengan energi ini?
Lamunanku buyar bersamaan dengan tepukan di bahuku. "Kita siap berangkat!" Aku mengangguk saat Frank mengabarkan bahwa semua sudah siap.
Setelah mendengar cerita Harrington, aku memutuskan untuk pergi menghampiri kaumku.
Mengetahui bahwa Kaum Penjelajah masih hidup. Aku bukan lagi penjelajah yang tersisa, aku bukan lagi satu-satunya penjelajah yang masih menginjakan kaki di alam semesta ini. Sebentar lagi aku akan menemui mereka.
Ku ikuti langkah Frank menuju Palka Utama, di sana sudah terkumpul, Rigel, Serena, Pancy, Harrington dan bahkan Orion. Mereka telah kembali setelah mempersiapkan barang-barang seperti senjata, makanan, dan beberapa obat-obatan.
Awalnya aku hanya akan berpamitan dengan Orion, tapi dengan sifat pemaksanya aku tidak bisa berkata-kata lagi. Dengan seribu alasan dia bertekad untuk menemaniku di perjalanan yang jauh ini.
Pancy, dia bilang dia ingin membalas rasa bersalahnya padaku. Aku bahkan sudah tidak memikirkan perkataannya lagi, maka dari itu aku memintanya untuk tidak usah di pikirkan. Tapi ternyata dia sama saja dengan Orion, pemaksa.
Harrington mengeluarkan sebuah surat yang terlihat sudah kusam. "Ini adalah surat dari ayahmu sebelum mereka pergi. Seperti yang kubilang, aku menyuruh ayahmu pergi dengan penjelajah yang lain, aku menyuruhnya ke Galaksi Bimasakti. Namun dimana mereka menetap, ku serahkan pada ayahmu. Di dalam surat ini, ada jawaban yang mungkin menunjukan di mana mereka menetap." Harrington memberikan surat itu padaku.
"Sampaikan salam ku pada ayahmu jika kau bertemu di sana, Nebula. Nak, ayahmu memiliki alasan kuat kenapa dia melakukan percobaan itu padamu, bukan sekedar kau dijadikan kelinci percobaan."
Aku mengangguk tanda mengerti, apapun alasannya aku akan menerimanya dengan hati yang lapang.
"Kalau begitu, hati-hati kalian semua. Tak kusangka pertemuan kalian akan menciptakan sesuatu yang besar seperti ini. Dan Rigel, tidak usah khawatir tentang militer, semua sudah kuserahkan pada Howl."
Aku dapat melihat wajah bingung Rigel, akupun sama. Setahu ku Howl adalah prajurit baru, tapi kenapa Harrington memberikan tanggung jawab besar padanya.
"Anda yakin pak, tidak salah? Howl hanya prajurit baru bagaimana bisa anda memberikan tanggung jawab itu padanya?" Pertanyaan Rigel membuat Harrington tertawa.
"Kau salah, Howl adalah anak dari Jendral sebelumnya."
"Tapi ayahnya bekerja di kapal patroli."
Kami benar-benar dibuat bingung olehnya, mendenggar perkataan Rigel, Harrington tampak berpikir."Aku yakin yang kau maksud itu adalah, pamannya."
Jadi selama ini Howl berbohong pada kami semua.
"Tak perlu dipikirkan. Kalau begitu saya pamit dulu, selamat jalan."
Harrington benar-benar menghilang dari pintu kapal. Rigel tampak pucat, aku menghampirinya dan menepuk pundaknya. "Kau dengarkan? Howl anak Jendral sebelumnya, habislah aku. Aku sering memarahinya saat latihan." Keluh Rigel, dapat ku lihat dari wajahnya yang tegang.
"Itu hal yang wajar, kau tidak salah Rigel. Menegur orang yang melakukan kesalahan, bukan suatu kejahatan. Kecuali sampai kau bunuh anak itu."
Aku kembali menatap semua yang ada di sini. "Terima kasih, sudah mau menemaniku. Aku berjanji akan memulangkan kalian dalam keadaan hidup dan baik-baik saja."
Semoga janjiku ini dapat dipegang. Karena nyatanya, aku sendiri tidak yakin pada diriku.
"Kau tidak sendiri Nebula. Tidak perlu berjanji atas keselamatan nyawa kami, kami akan menjaga diri dengan baik." Pancy menatapku dengan senyumannya, aku baru pertama melihat sisi hangatnya.
"Benar, memangnya kau siapa sampai menanggung nyawa kami? Tidak perlu berlaga kuat." Siapa lagi kalau bukan Orion. Hanya dia yang mampu berkata seperti itu padaku.
"Baiklah, tapi janji tetaplah janji." Aku tersenyum sebelum pergi ke ruang kokpit.
Frank mengikutiku dibelakang, sampai pada ruang kokpit dan duduk di sampingku. "Kau tidak berniat untuk membaca suratnya?" tanya Frank.
"Aku harus, karena hanya ini petunjuk yang kita punya."
Ku pandangi surat lusuh yang sudah berwarna coklat di tanganku. Dengan perlahan kubuka surat itu, terlihatlah tulisan rapih yang diketik menggunakan mesin tik.
Paragraf pertama sedikit kotor hingga tak begitu jelas apa yang tertulis di sana, sebagian kertas sudah dimakan serangga, tapi untungnya tidak mengenai isi surat.
Untuk sahabatku, Harrington.
Surat ini ku buat dengan mendadak, tidak menyangka akan ada masalah seperti ini. Aku mengikuti saranmu untuk membawa semua kaum penjelajah pergi dari galaksi ini.
Terima kasih atas bantuanmu, Harri. Dan maaf aku sempat menuduhmu yang melaporkan perbuatan kaum kami ke pemerintah. Aku sangat emosi saat itu.
Harri, aku meninggalkan putriku di galaksi ini.
Aku menahan napas ku saat ayah mulai membahasku.
Aku sadar perbuatan ku padanya pasti akan sangat menyakiti hatinya. Aku berbohong padanya mengenai ingatannya yang hilang, aku mengambil keputusan yang sangat bodoh.
Apa yang ku lakukan padanya, untuk melindungi galaksi kita dari sesuatu yang sudah diramalkan. Sungguh bejat diriku sebagai seorang ayah, mengorbankan putrinya sendiri untuk semesta yang telah berbuat jahat pada kami.
Harri, aku mohon cari putriku, dan jaga dia.
Aku akan menetap di Planet Dubhe untuk sementara.
Dari, Arthur Harrolt
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAXY : The Last Explorer
FantascienzaDi angkasa yang luas, tersebar miliaran bintang, planet dan benda-benda langit lainnya tergabung menjadi sebuah kesatuan yang biasa kita sebut, Galaksi. Dimana setiap planetnya memiliki bintang yang menjadi induk mereka, hal itu yang juga kita kenal...