Explorer [29]

15 4 0
                                    

Aku masih berdiri dengan tangan terborgol, menatap pria itu yang perlahan mendekat. Busur dan panah ku masih di tangannya, rasanya aku seperti melihat Kaum Penjelajah dalam dirinya.

"Jadi nak, siapa nama mu?" tanyanya, berada di depanku.

"Siapa anda?"

Pria itu tersenyum ramah kepadaku, dia menuntunku untuk duduk di sofa panjangnya dekat dengan meja kerjanya. "Aku juga mempertanyakan hal itu. Siapa aku, dari mana aku berasal?"

Dia meletakkan busur dan panahku di sebuah meja kaca tepat di depan kami, aku tidak bisa berbuat apa-apa dengan tangan terborgol, ditambah lagi kekhawatiranku terhadap teman-temanku yang lain. Kemana orang-orang tadi membawa mereka.

"Jadi apa yang membuat seorang penjelajah nekat melewati para asteroid, demi bisa masuk ke galaksi ini?" tanyanya.

Aku tidak berniat menjawabnya sampai aku tahu, apakah pria tua ini musuh atau kawan. Sepertinya sangat beresiko jika mengatakan tujuanku pada orang asing ini.

Pria itu menghela napas, "Baiklah kalau begitu, aku akan jawab pertanyaanmu lebih dulu."

Pria tua ini mulai menceritakan tentang dirinya, dia mengatakan namanya adalah Handar, salah seorang penjelajah yang berhasil sampai di galaksi ini. Dia kehilangan rekan-rekannya dalam perjalanan kemari. Wajahnya berubah sedih ketika bercerita tentang rekan-rekannya.

Handar menunjukan tanda Kaum Penjelajah di nadinya, bersinar terang saat aku menyentuhnya. "Bagaimana dengan rekanmu? Apa yang terjadi dengan mereka?" tanyaku, tatapanku terkunci di nadinya.

"Menghilang kemungkinan mati. Tidak tahu kapan, dimana dan bagaimana mereka mati. Aku terpisah dan terjebak di Lohur, planet itu tidak memiliki apa-apa, binatang, tumbuhan, bahkan air. Aku tidak makan dan minum, sampai akhirnya seseorang datang menolongku keluar dari sana."

Lohur, aku ingat ayah pernah bercerita tentang planet itu. Sama seperti Thombulus namun di sana benar-benar kosong, bahkan cacing raksasa tidak ingin menempati planet itu.

Handar mulai tersenyum begitu menceritakan malaikat penolongnya, seorang perempuan. Mereka jatuh cinta dan akhirnya menikah, dikaruniai satu anak laki-laki, Handar bilang anaknya seumuran dengan ku.

"Dia sekarang bekerja di Bumi, sebagai peneliti, mengikuti jalan ibunya."

Pasti hebat sekali bisa bekerja di planet itu. "Itu kisah ku nak, bagaimana denganmu?" tanya Handar tiba-tiba.

Ku rasa dia harus tahu tujuanku, mengingat dia juga Kaum Penjelajah.

"Sebenarnya aku mencari para penjelajah, kau mungkin tahu dimana mereka. Pesan terakhir yang ku dapat mereka ada di galaksi ini." Handar mengerutkan dahinya, jangan bilang dia juga tidak tahu.

"Kaum Penjelajah di galaksi ini? Kau pasti salah, tidak ada yang bisa bebas dari pantauan ku. Jika benarpun, bagaimana bisa aku melewatkannya saat Kaum ku berkunjung kemari."

Harapanku satu-satunya ternyata juga sama bingungnya dengan ku. Aku bisa gila terlalu lama di tempat ini. "Begini saja, aku ingin bertemu dengan teman-temanku, dimana mereka?" pilihan yang tepat, setidaknya aku tidak gila sendirian.

"Mereka sangat aman."

Handar berdiri dan aku merasa kelonggaran di tanganku, borgolnya terlepas. Aku merampas busur dan panahku sebelum pergi mengikuti Handar keluar ruangannya.

"Aku harus memanggilmu apa?"

"Kau bisa memanggilku apa saja nak, tapi aku lebih suka di panggil paman Han." Paman Han, tidak buruk. Walau kami baru bertemu beberapa menit yang lalu.

GALAXY : The Last Explorer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang