Explorer [23]

15 5 1
                                    

Di bagian ini akan menceritakan asal mula percobaan itu dimulai dan beberapa informasi seputar Zain.

Mungkin akan membosankan karena kata-katanya terlalu panjang. Tapi tolong jangan diskip karena beberapa bagian penting untuk kelanjutan cerita.

Happy reading

________________________________________

Kami sampai di Planet Tarazet, aku berniat untuk berpisah dengan Rigel di sini. Sesuai dengan yang ku ucapkan di kapal, Rigel tidak berhasil mempertemukan ku dengan Harrington. Aku tidak menyalahkannya, karena aku akui untuk bertemu dengan orang penting itu memang susah.

Aku akan meninggalkan planet ini, bersama Frank dan Serena. Entah kemana lagi aku akan pergi, aku tidak memiliki tujuan. Mungkin habis ini aku akan menboca menjelajah ke luar galaksi, sepertinya seru dan menantang.

Apakah aku akan rindu dengan semua yang ada di sini, kenangan saat pertama kali aku menginjakan kaki. Terutama dengan pelaku utama, Zain. Saat dia menggenggam tanganku, mengatakan seolah-olah hanya aku yang ada di hatinya. Mengingat itu rasanya aku ingin sekali menusuknya dengan panahku.

"Jadi, kita berpisah?" Rigel berhenti di depan gedung militer, dengan wajah yang murung.

"Kau tahu sendiri jawabannya. Terima kasih sudah membawaku pada misi ini."

Ku tatap satu persatu teman-temanku selama di sini. Waktu singkat ini membawakan ku banyak kenangan, aku memang tidak terlalu suka dengan pertemanan karena pada akhirnya pasti akan berpisah. Tapi itu sudah tidak lagi, bertema dengan mereka asik juga ternyata, aku terlalu memikirkan bagaimana cara kami akan berpisah, kejadian yang menimpaku dan kaumku, selalu membuatku takut kalau nantinya itu akan terulang kembali.

Jane berlari memelukku dengan erat. "Aku akan merindukan omongan pedasmu." ucapnya.

Aku membalas pelukannya. "Semoga telingamu baik-baik saja saat aku pergi."

Setelah Jane, Pancy berdiri di depanku, kami hanya bersalaman, karena keadaannya masih canggung antara aku dan Pancy.

"Padahal kau masih punya janji padaku." Tentu aku tidak lupa, Howl.

Dia mengulurkan tangannya, dengan senang hati aku menyambutnya. "Senang bertemu denganmu, aku tidak menyangka akan bertemu seorang penjelajah yang hebat." Aku hanya tersenyum mendengarnya.

Ini benar-benar akan menjadi yang terakhir, apapun alasannya yang namanya perpisahan tetap saja menyesakkan. Aku menatap Frank dan Serena, apakah aku akan berpisah dengan mereka juga nantinya.

"Kalau begitu kami pamit dulu. Senang bisa bekerja dengan kalian." Aku menatap mereka untuk terakhir kali, kemudian berbalik hendak masuk ke dalam kapal.

Namun sebuah pesawat tiba-tiba mendarat, panggilan dari seorang yang ingin ku temui terdengar, "Nebula!"

Harrington keluar dari pesawat itu, di kawal oleh Karli dan Jacob. Aku terdiam di tempat melihat Harrington dengan tergesa-gesa menghampiri kami. Aku kembali menghampiri yang lain, sedikit berlari.

"Syukurlah kau tidak apa-apa, nak. Saya menerima laporan dari Rigel, bahwa Zain telah berkhianat. Dia juga dibantu dengan beberapa prajurit untuk mengeluarkan para tahanan itu. Aku juga baru tahu mengenai hal ini, tak kusangka anak itu nekat untuk balas dendam." Harrington memijit dahinya yang berkerut.

"Balas dendam, pada siapa?" Aku yakin tak salah dengar, Harrington bilang Zain nekat ingin balas dendam.

Harrington menundukkan kepalanya. "Sebaiknya kita bicarakan ini di dalam."

Dan di sinilah kami sekarang, hanya ada aku, Harrington, Rigel, Frank, dan Serena. Saat ini kami berada di kapalku, karena suasana di dalam gedung militer sedang di lakukan penggeledahan, takut jika ada pengkhianat lagi yang masih berkeliaran di sana.

Kapal ku adalah tempat aman, tidak akan ada yang bisa masuk atau mendengar percakapan kami.

Suhu di Palka utama kian mendingin seiring dengan seriusnya tatapan Harrington. Dia menghela napas. "Konon katanya, dahulu Planet Pioneer adalah bintang mati. Namun berbeda dengan bintang mati kebanyakan yang siap meledak, pioneer justru malah mengeras dan memiliki daratan dengan ukurannya yang terbilang sangat kecil untuk ukuran bintang kebanyakan."

Memang benar, jika diukur besarnya. Planet Pioneer memang tidak terlihat seperti bintang pada umumnya yang memiliki ukuran sangat besar.

"Para pendahulu kaum penjelajah yang menemukan pioneer meneliti keanehan pada bintang tersebut. Tidak mendapat jawaban, namun mereka malah menemukan energi besar di dalam inti bintang itu. Dari situlah muncul ide gila untuk memanfaatkan energi itu menjadi sumber kekuatan, karena obsesi mereka untuk menjadi kuat, percobaan itupun dimulai."

Masalah ini sangat panjang ternyata, tidak hanya sekedar percobaan main-main untuk memuaskan rasa penasaran. Justru kekuatan itu berasal dari inti Planet Pioneer sendiri. Pioneer memang istimewa, sedari dulu aku menyadari ada yang berbeda dengan planet yang satu itu.

Planet itu tidak mengorbit bintang manapun, justru malah mengorbit inti galaksi ini. Ini jadi masuk akal, seperti yang dikatakan Harrington, Pioneer bukan sebuah planet.

"Bertahun-tahun sudah, lahirlah seseorang yang mengubah pandangan kaum penjelajah, mengubahnya menjadi penjelajah sejati. Melakukan apa yang harusnya dilakukan seorang penjelajah, dia adalah nenek buyut mu."

Aku tidak pernah bertemu dengan beliau, hanya mendengar namanya saja dari ibu. Ternyata nenek mempunyai peran penting dalam kehidupan kaum penjelajah.

"Namun tidak semuanya berubah, masih ada beberapa yang melakukan percobaan itu. Walaupun berkali-kali gagal, mereka tidak menyerah. Bahkan mereka membuat lubang besar untuk memusnahkan percobaan yang berubah menjadi mutan. Termasuk orang tua Zain, yang jauh-jauh datang dari planet ini ke Planet Pioneer hanya untuk mengikuti percobaan itu. Naasnya mereka tidak berhasil bertahan, kedua orang tua Zain berubah menjadi mutan dan berkeliaran di rumah-rumah penduduk. Para pemimpin yang melihat itu mengambil keputusan untuk mengeksekusi dua mutan itu. Zain masih sangat kecil untuk mengerti keadaannya, dia berpikir kaum penjelajah membunuh orang tuanya tanpa alasan. Dia bahkan menyangkal semua kenyataannya. Itu sebabnya Zain sangat membenci kaum penjelajah, dan berniat untuk balas dendam."

Sebegitu bencinya kah dia pada kaum penjelajah, sampai menyangkal kenyataan yang dia sendiri tahu. Perasaan dendamnya mungkin sudah tidak bisa terbendung.

Mungkinkah aku juga ada pada saat itu, hanya saja ingatanku terhapus.

"Aku mengadopsi Zain, berharap anak itu melupakan kejadian menyedihkan yang menimpa orang tuanya. Tapi ternyata aku hanya membuat dendamnya semakin besar, ku kira anak itu sudah berubah seiring bertambahnya usia." Harrington menundukkan kepalanya, entah merasa bersalah atau merasa gagal karena tidak berhasil mengubah Zain.

Memang tidak mudah mengubah perasaan seseorang, jika bukan orang itu sendiri yang ingin merubahnya.

"Nebula, di dalam dirimu ada kekuatan besar yang berasal dari energi Planet Pioneer. Kekuatan itu sangat besar, banyak yang mengincarnya tapi ternyata energi itu memilih dirimu. Jangan gunakan kekuatan itu di sembarang tempat."

GALAXY : The Last Explorer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang