Explorer [21]

11 5 0
                                    

Aku membuka mata perlahan, kesadaranku mulai kumpul. Dan kepalaku terasa pusing, tidak biasanya seperti ini. Aku baru sadar bahwa aku berada di kamarku di kapal, entah siapa yang memindahkan ku.

Aku berjalan ke Palka utama, karena yang lain pasti di sana.

Saat sampai di sana, Baron masih di borgol, dijaga oleh Frank, Howl dan Peter. Sedangkan Rigel, mencatat sesuatu di buku catatan tahanan. Pancy dan Serena membereskan alat-alat medis.

Zain yang baru saja keluar dari kamar mandi, menghampiriku. "Kau baik-baik saja?" tanya Zain.

Aku hanya mengangguk. "Berapa lama aku tidur?"

"Cukup lama."

Aku mengerutkan dahiku. "Kenapa kita belum sampai juga? Harusnya sudah."

"Tanyakan orang itu, dia yang membuat kita semua masih di sini." Zain menunjuk Rigel, yang kebetulan sedang berjalan ke sini.

"Aku tahu apa yang kalian bahas, aku tidak sengaja menekan satu tombol di ruang kokpit, dan ternyata itu untuk mematikan mode otomatis." Jelas Rigel. Wajar saja dia tidak tahu, kendali di kapal ini jelas berbeda dengan kapalnya.

"Kita berhenti menggunakan kecepatan cahaya, dan Kapal Patroli yang kebetulan lewat menghentikan kapal ini." Lanjut Zain.

Sepertinya keadaan kacau saat aku tidur. Untungnya aku tidur, jadi tidak ikut campur dengan Kapal Patroli itu. Karena sungguh sangat merepotkan berurusan dengan mereka, walaupun di sini ada Rigel yang memiliki kekuasaan di militer, mereka tetap akan mempersulitnya.

"Untungnya ada Howl, ayahnya bekerja di Kapal Patroli itu. Memang, orang dalam akan mempermudah segalanya." Rigel menunjuk Howl dengan dagunya.

Howl sedang mengobrol dengan Peter. "Rupanya Howl lebih berguna dibanding kau." Ledekku pada Rigel.

Rigel menatapku kemudian menatap Howl. "Ya aku akui, dia memang bisa dalam segala hal." Jelas sekali orang ini tersinggung.

"Aku hanya bercanda, jangan dimasukkan ke hati." Ucapku sambil menepuk pundaknya, dan berlalu.

Aku ingin mengecek koleksiku di ruang bawah, ada yang ingin ku simpan di sana. Zain mengikutiku di samping. "Kau mau ke ruang bawah, boleh aku ikut?"

Kami berjalan ke ruang penyimpanan koleksiku di bawah kapal. Aku menyimpan sebuah lonceng kecil yang kudapat dari planetku, lonceng ini dulu sangat terkenal saat aku masih kanak-kanak.

"Jika ada sesuatu yang menjanggal pikiranmu, ceritakanlah pada seseorang yang kau percaya," ucap Zain memulai perbincangan.

Apakah kau dapat dipercaya Zain? Aku sudah tidak mau lagi percaya pada siapapun, orang tuaku, kau, dan bahkan dunia. Aku hanya akan percaya pada diriku sendiri.

"Ya, kau benar. Tapi untuk saat ini, tidak ada yang ingin ku ceritakan." Sautku berdiri di depannya.

"Aku tidak menyangka Baron akan menyerahkan diri begitu saja, tanpa perlawanan," sambil melihat-lihat koleksiku, dia berjalan mendahuluiku yang masih diam menatap punggungnya.

"Aku pun sama, dia sangat mencurigakan."

"Benar, aku curiga dia mempunyai rencana lain. Kau harus tahu, Baron adalah perancang senjata sekaligus perencana yang baik. Bahkan siapa sangka kalau ternyata cangkir yang kau lihat di bawah sana, sama seperti cangkir yang kita lihat di perjalanan, dia bahkan sampai-"

Aku mengerutkan dahiku, bagaimana dia bisa tahu Baron menyediakan teh dengan cangkir yang sama, aku bahkan belum cerita apa-apa tentang kejadian di bawah saat bersama Baron.

Sepertinya Zain menyadari aku tidak berjalan di belakangnya, dia berhenti dan menatapku bingung.

"Ada apa?"

GALAXY : The Last Explorer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang