Explorer [22]

26 10 3
                                    

Keributan terjadi di atas sana, aku dapat mendengar suara Frank memanggil namaku. Dengan sisa kekuatan, aku berdiri dengan bantuan meja di sampingku. Darah mulai sedikit mengalir berbarengan dengan menutupnya luka itu secara perlahan.

Bayangkan kulit kalian bergerak dan tumbuh dengan sendirinya, itu hanya kulit, bagaimana dengan luka di bagian dalam tubuh yang mungkin lebih parah dibanding luka luar.

Pintu terbuka dengan kasar sehingga menimbulkan suara yang begitu keras, Frank datang dengan tergesa dan semakin cepat ketika dia menyadari adanya darah di tubuhku. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, aku merasa bodoh karena mempercayai pria brengsek itu dan menyangkal dugaan Frank.

"Apa yang terjadi?! Zain tiba-tiba menyerang semua yang ada di kapal. Dan melarikan diri dengan pesawat kecil di dalam kapal ini," tanya Frank begitu sampai di depanku.

Pesawat kecil? Aku bersumpah, aku tidak memiliki pesawat kecil atau semacamnya di kapal ini. Zain pasti sudah menyiapkan semuanya dengan matang, dan dia berlagak baik di depanku hanya untuk mendapatkan kepercayaanku, dan bodohnya lagi aku percaya padanya.

"Kau benar Frank, Zain mengkhianati kita lagi dan lagi. Dia bekerjasama dengan Baron, dan .... dan dia yang menyebabkan kematian kaumku," ucapku dengan nafas yang tidak beraturan.

Frank menghela nafas panjang. "Dari awal aku sudah tidak percaya padanya, dan tidak akan kubiarkan dia lolos kali ini!"

"Maaf, aku tidak mempercayaimu saat kau-"

"Sssst, Kau perlu diobati. Jangan banyak bicara, kalau tidak luka mu akan semakin parah." Potongnya.

"Kau marah padaku?" tanyaku, memastikan.

Frank menghela nafas dan berhenti berjalan, dia menatapku di sampingnya. "Entahlah, rasanya sangat susah untuk bisa marah padamu," ucapnya lembut.

Aku tersenyum. "Oh Frank, kau sangat lembut dan penyayang. Entah sudah berapa banyak perempuan yang termakan ucapan manismu itu," ucapku sambil tersenyum mengejek.

"Kurasa kali ini aku marah padamu." Frank melepaskan rangkulannya di pinggangku, dan melangkah pergi.

"Frank, ayolah. Aku sekarat dan kau dengan teganya meninggalkanku."

Dia berbalik dan berjalan ke arahku, membuatku tersenyum padanya. "Aku tahu kau tidak akan meninggalkanku sendiri."

"Aku berniat membiarkanmu membusuk di sini," ucapnya sambil merangkul ku lagi, dan tersenyum.

"Aku tidak percaya ini akan keluar dari mulutku. Tapi, terima kasih atas semua yang telah kau lakukan untuk ku, untuk menjagaku tetap aman, dan untuk menjaga kapal tua ini. Frank, aku senang kau di sini bersama ku."

Setelah bertahun-tahun berkelana sendirian, tidak ada siapapun yang peduli aku hidup atau mati. Namun kini aku mempunyai seseorang yang peduli padaku. Dan lagi-lagi itu Frank.

Aku tidak akan percaya pada siapapun lagi, jika dia juga mengkhianatiku. Aku akan kembali berkelana sendiri dan mencari tahu misteri apapun tentang kaumku.

Kami sampai di Palka Utama, benar-benar hancur. Luka di tubuhku juga sudah menutup sempurna, namun masih terasa sakit di bagian dalam. Ada beberapa prajurit yang tertembak, sisanya mengalami luka-luka ringan.

"Lihatlah yang kau perbuat, Zain," gumamku.

Serena berlari ke arahku dengan beberapa perban menutupi luka di tangannya, "Apa yang terjadi? Kau tidak apa-apa? Kenapa banyak darah di bajumu?!"

"Aku harus jawab yang mana dulu?"

"Maaf, aku terlalu panik," jawabnya.

"Aku baik-baik saja, hanya itu yang harus kau tahu. Justru aku yang harus bertanya."

GALAXY : The Last Explorer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang