Part 33

952 87 33
                                    

Kini dua keluarga yang terikat persahabatan itu tengah makan bersama di rumah kediaman keluarga dion, yaitu dirumah ivan.

"Alisha ivan setelah ini kalian mau lanjut kemana" tanya dion membuka obrolan.

"Ivan ikut kemana alisha pergi pa" jawab ivan

"Ngikut mulu ih, gamau" sela alisha "kenapa ga mau?" Tanya ivan lagi

"Lo mulu van yang gue liat, kali kali gue liat cowo lain kek bosen banget tau ga"

"Sha lo serius ngomong kaya gitu?" Niat bercanda alisha ternyata di tanggapi dengan serius oleh ivan

"Ah bunda ga ikut ikutan deh" ucap anita "Nah loh mama juga ga ikut campur ya sha" tambah bianca

Mata alisha kini beralih pada dion seperti meminta bantuan membackup dirinya. Tapi yang dion lakukan malah pura pura melihat sisi sisi rumah seolah mengecek keadaan rumah yang lam ia tinggalkan

Ivan sudah memasang wajah datar nya menatap alisha yang duduk di hadapan nya. Alisha hanya bisa tersenyum melihatkan deretan gigi nya pada ivan

"Becanda van, mana mungkin gue serius kita kan udah janji buat bareng bareng ya gak" ucap alisha berusaha membujuk ivan, tapi ivan sudah keduluan badmood di buat nya. Ivan hendak berdiri menyudahi makanan nya padahal masih tersisa banyak

"Duduk ga? Satu langkah aja lo tinggalin kursi lo, gue beneran gamau satu kampus sam lo" ancam alisha saat melihat ivan sudah berdiri dari kursi nya, dan mendengar ancaman ivan membuat ivan kembali duduk dengan raut wajah yang kesal

"abisin makanan lo, kebiasaan banget buang buang makanan. Air putih nya di abisin" tegas alisha. Ivan jadi heran kenapa jadi alisha yang marah padanay? Seharusnya kan ivan yang marah pada alisha?

Ketiga orang tua mereka hanya bisa geleng geleng kepala dan tersenyum mengejek. Berantem seperti ini sudah biasa mereka liat, jika tidak seperti ini malah menjadi tanda tanya besar untuk mereka.

"Mama sama papa lama kan disini nya?" Tanya alisha

"Mmm dua mingguan ya pa?" Ucap bianca pada dion "yaa sekitar segitulah" jawab dion

"Yes" teriak alisha

"kenapa?" Serentak ivan, anita, bianca, dan dion bertanya saat alisha mengatakan yes dengan sedikit berteriak

"Kompak bangat" komentar alisha pada ke empat orang itu "jadi gini ma pa bund..."

"Nama gue ga di sebut" sela ivan dengan nada yang masih merajuk membuat alisha memutar kan bola matanya

"Jadi begini ma pa bun IVAN, seminggu lagi alisha bakalan ikut berpartisipasi balapan lagi" ucapan alisha ia hentikan ingin melihat reaksi ke empag orang itu, tapi tak ada yang memberikan reaksi apa apa "ini kesempatan alisha buat bangkit lagi dan salah satu untuk menghilangkan trauma alisha, bund? Bunda ngizinin alisha kan?"

"Kamu yakin sayang? Terakhir kamu ikut balapan, kejadian..." sebelum anita melanjutkan kalimat nya alisha lebih dulu menjawab sang bunda "alisha yakin bunda. Alisha akan baik baik aja"

"Bunda selalu dukung apapun yang menajadi keputusan kamu. Tapi bunda minta kamu harus tetap hati hati, jangan gegabah melakukan suatu tindakan. Bunda cuma punya kamu sayang" ucap sang bunda, alisha senang karna sudah mendapatkan izin

"Mama juga pasti dukung alisha, papa juga pastinya. Kamu pasti bisa sayang, mama papa sama bunda kamu akan saksikan kamu kembali menjadi juara" tambah bianca memberikan dukungan. Alisha bertambah semangat karena keluarganya mendukung dirinya penuh (yap alisha sudah menganggap kedua orang tua ivan keluarganya bahkan juga orang tuanya)

His World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang