Part 62

764 96 24
                                    

Semua orang tengah berkumpul di depan ruang UGD, baik ivan dan teman teman nya, anita dan bryan ada disana, serta bianca dan dion tengah perjalanan menuju indonesia saat mendengar kabar alisha.

"Bund ivan minta maaf gabisa jaga alisha dengan benar bund" ivan bersimpuh di hadapan anita, anita tak menjawab, bukan karena marah melainkan karena tak lagi bisa berkata kata melihat keadaan anaknya, ketakutan akan kehilangan itu muncul kembali.

"Bund" panggil ivan lirih menatap wajah tanpa ekspresi anita yang dibasahi dengan air mata. Anita menarik tubuh ivan untuk berdiri, anita langsung memeluk tubuh ivan yang berlumuran darah alisha yang sudah mengering.

"Semua sudah takdir allah nak, bukan salah ivan. Selama ini ivan sudah menjaga anak bunda dengan baik"

"Alisha ga akan kenapa kenapa bund, percaya sama ivan. Alisha anak yang kuat bunda" ivan kembali menangis dipelukan anita

"Bunda tau sayang, anak bunda anak yang kuat"

Semua yang menunggu alisha di depan ruang penanganan itu tak ada yang tidak menangis, termasuk pandu dan rayan yang notabennya sangat jarang menangis.

"Keluarga alisha?" Suara berasal dari ambang pintu yang baru saja di buka, anita dan ivan langsung berdiri bergegeas menghampiri sang dokter begitupun yang lain

"Saya ibu alisha dok, anak saya baik baik saja kan dok?"

"Alisha akan dipindahakan keruang rawatan, ibu bisa ikut saya keruangan ya bu" ucap sang dokter, anita mengangguk setuju lalu menggandeng tangan ivan "ayo van ikut bunda"

**

"Alisha banyak kehilangan darah dari benturan yang terjadi bu. Dan, ini sangat beresiko untuk kanker yang ada di tubuh alisha, untuk penanganan awal kita haris melakukan transfusi darah, kami butuh darah tambahan karna stok darah yang sama dengan alisha sangat tipis di rumah sakit ini bu"

"Sebentar, dokter tadi bilang apa? Kanker yang ada di tubuh alisha? Engga dok anak saya tidak mengindap penyakit ganas apapun itu"

Dokter memberikan kertas yang berisikan hasil labor kepada anita, dengan seksama anita membaca begitupun juga ivan dan benar saja alisha positif mengidap leukimia.

"Engga dok gamungkin, anak saya selama ini sehat dok dia tidak pernah mengeluh kesakitan apapun itu"

"Mungkin ibu ataupun alisha tidak sadar akan hal itu, tapi dugaan saya kanker ini sudah cukup lama berada di sini bu"

"Dok sembuhkan alisha dok, apapun itu pengobatannya, transfusi darah? Kemoterapi? Operasi? Lakukan itu dok" ucap anita dengan menggebu gebu

"Bunda sabar bunda, dokter pasti bisa sembuhin alisha bund" ivan merangkul anita melihat anita yang mulai tidak tenang

"Mas ini kaka nya alisha?"

"Saya calon suami nya dok"

"Baik kalau begitu, kami butuh darah dengan golongan darah O mas, agar kita bisa melakukan transfusi darah untuk mba alisha agar tidak beresiko pada leukimianya"

"Baik dok baik"

**

Tidak ada satupun di antara mereka yang ada disana bergolongan darah O, begitupun juga bianca dan dion yang baru saja sampai sama sama tidak memiliki golongan darah O.

Sudah seharian belum ada kabar baik adanya pendonor dengan golongan darah O untuk alisha.

"Yaa allah ivan harus cari kemana lagi" kini ivan terduduk di lorong rumah sakit dengan keadaan yang kususy bahkan baju yang belum sempat ia bersihkan dari darah alisha pun masih ia gunakan.

His World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang