Part 61

816 66 12
                                    

"Lo dimana sih van?"

"Ray...ray jagain alisha sebentar aja gue udah deket"

"Lo pikir gue dari tadi ngapain anjir"

"Lo gausa pegang hp dulu lah, jagain alisha dulu gue udah dibawah ini"

*flashback

Kelas mendadak siang ini membuat ivan mau tak mau harus meninggalkan alisha yang tengah demam. Ivan sempat ingin bolos, tetapi alisha memaksa ivan untuk harus masuk siang ini.

Entah kenapa pagi ini alisha tibatiba saja demam saat ivan hendak menysul alisha ke kamar nya, pasalnya sudah pukul 8 pagi ivan tak kunjung mendengar suara ribut alisha membangunkan nya seperti biasa.

Setelah membersihkan diri, dengan memegang satu akses milik alisha ivan langsung masuk kedalam unit alisha. Unit yang biasanya sudah terang di pukul 6 pagi itu kini tiba tiba sepi gelap seperti tak berorang.

"Sha? Kamu dimana? Ini kenapa gelap banget unit kamu? Belum bangun kah?" Ucap ivan sembari membuka seluruh gorden yang ada disana.

Alisha juga tumben belum menyiapkan sarapan seperti biasanya. Tidak kunjung mendapat jawaban dari alisha, kaki ivan langsung melangkah menuju kamar alisha.

Kamar bernuansa putih biru muda itu benar benar gelap dan sangat dingin.

"Sayang? Kamu belum bangun?" Tanya ivan yang langsung duduk di tepi ranjang alisha

Tangan ivan terangkat mengusap kepala alisha yang masih tertidur dan di baluti selimut.

Panas, ivan merasakan suhu badan alisha yang panas. Alisha juga mengeluarkan keringat di wajahnya

"Sayang? Hei? Bangun sha, kamu demam?" Ivan langsung menghidupkan lampu, dan menurunkan suhu ruangan agar semakin dingin.

"Mmmmm van?" Panggil alisha dengan suara pelannya

"Iya sayang ini aku, buka dulu sha mata nya. Liat aku sha" ivan mengelus kedua pipi dan sudut mata alisha yang mengeluarkan air mata

"Matanya berat dibuka" ucap alisha dengan suara yang sangat pelan

"Bisa sayang, buka pelan pelan, matanya pasti panas ya?" Alisha mengangguk pelan tngan bya kini menggenggam tangan ivan dengan erat

"Buka dulu sayang mata nya liat ivan dulu sini" alisha mencoba membuka kedua matanya melihat ivan dengan tatapan yang masih buram

"Badan aku panas, lemes banget" ucap alisha

"Iya sayang, maaf ya aku telat kesini nya. Mata nya jangan di tutup lagi, aku ambil kompres sebentar" ivan langsung menuju dapur menyiapkan air dan handuk kecil untuk kompresan alisha

"Van? Mau peluk aja" ucap alisha saat ivan hendak menaruh handuk basah ke dahi nya

Niat itu diurunhkan ivan saat alisha hendak bangun dari tidur nya. Ivan dengan sigap membantu alisha untuk duduk.

Tubuh alisha langsung masuk kedalam pelukan ivan saat ivan langsung menarik alisha kedalam pelukannya. Ivan benar benar merasakan panas tinggi yang di badan alisha

Ivan mengusap lembut punggung alisha yang sudah basah oleh keringat padahal suhu didalam ruangan itu benar benar dingin.

Ivan menuntun kedua tangan alisha untuk melingkar dipinggangnya.

"Kasian banget calon istri aku sakit, panas banget sayang badan nya" ivan masih setia mengusap punggung alisha, sedangkan alisha kini mendapatkan posisi ternyaman nya di pelukan ivan dengan kepala yang bersembunyi di ceruk leher ivan.

"Kenapa bisa sakit sayang? Hmm? Semalam ga begadang, makan nya cukup, kenapa tiba tiba sakit?" Tanya ivan walaupun ia tau pertanyaan itu tidak akan ada jawaban dari alisha karna alisha juga tidak tau kenapa dirinya tiba tiba sakit seperti ini.

"Jangan dilepas pelukannya" ucap alisha

"Iya sayang engga, tapi ini nanti kamu pegel kalau posisi nya kaya gini, rebahan ya"

"Gamau dilepas pelukannya" rengek alisha

"Engga sayang ga ivan lepas, ivan juga ikut baringan sambil meluk kamu" tanpa melepas pelukannya, ivan mengubah posisi mereka menjadi rebahan dengan ivan yang berada di sisi tepi ranjang.

Kini alish semakin nyaman saat kepalanya bersembunyi di dada ivan. Ivan tak kunjung merasakan suhu tubuh alisha yang turun melaikan semakin panas membuat ivan khawatir.

Untung saja ivan membawa handphone nya, segera dirinya menghubungi anita terlebih dahulu.

Setelah mengabari anita ivan kembali memeluk sang kekasih denhan erat berharap dengan pelukan ini bisa mengurangi panas di tubuh alisha.

"Sayang? Mau makan apa hm? Kita pesen aja ya?"

"Aku gamau makan van, mulutnya pait"

"Harus makan sayang, kamu juga harus minum obat nya. Yah makan yah sedikit aja, mau bubur ayam biasa? Aku pesenin sebentar"

Ivan yang hendak meregangkan pelukannya karena kembali ingin meraih handphonenya malah semakin di dekap alisha erat. Walaupun ada rasa senang dihati karna alisha tanpa malu malu bermanja padanya, ivan juga khawatir karna sakit alisha "ivan ambil hp doang sayang mau pesen bubur ayam nya aja" alisha mengangguk, ivan langsung cepat cepat memesan makanan agar bisa mendekap alisha lagi.

Sudah pukul 1 siang dua manusia itu masih saja berada di dalam kamar, alisha enggan melepas dekapan ivan entah mengapa alisha tak ingin jauh dari ivan hari ini, tapi itu tadi. Dekapan itu terpaksa alisha lepaskan pasalnya ivan mendapatkan kabar jika dirinya ada kelas pengganti siang ini, ivan yang tadi nya tak ingin masuk dipaksa oleh alisha karena kelas ini merupakan kelas yang sangat tinggi sks nya.

Dengan berat hati ivan berangkat ke kampus, ia berjanji pada alisha akan langsung kembali ke apart setelah perkuliahan selesai.

Ivan meminta rayan dan naura untuk menemani alisha di apart hingga dirinya selesai kelas. Kelas ivan berlangsung selama 3 jam karena 3sks. Satu dua jam pertama semuanya baik baik saja, hingga setengah jam lagi kelas usai ivan mendapatkan kabar tidak dari rayan yang membuat nya langsung keluar berlari dari kelas tanpa memikirkan dosen yang tengah memberikan tugas untuk mahasiswa.

Walaupun jarak kampus sangat dekat dengan apart mereka hanya memakan waktu 10menit saja, tapi sore ini terasa sangat lama bagi ivan untuk sampai ke apart mereka, dimana jam itu sudah menunjukan jam pulang kantor dan mahasisw yang baru selesai kelas ada juga yang akan memulai kelas semuanya terjadi dalam waktu yang sama

*flashback off

"Sha please kamu kuat sayang, kenapa bisa tiba tiba gini yatuhan" ivan benar benar dibuat kalut dengan rayang yang terus terusan menelvon dirinya

Disisi lain kini rayan dan juga naura tak bisa berbuat apa apa. Yang bisa mereka lakukan hanya menunggu ivan dan berdoa agar alisha tidak kenapa-kenapa.

"Gue takut ray" ucap naura lirih menatap wajah alisha yang tidak seceria biasanya.

"Its oke nau alisha bakal baik baik aja, lo percaya kan. Bentar lagi ivan sampe kok"

"Ck lama banget ray, ayoo mending kita yang bawa alisha gue takut banget"

"Tenang nau, kita tunggu ivan dulu ya. Tetep tutupun luka nya nau"

*BRAK

Pintu apartemen itu di dobrak hingga membuat smart lock unit alisha rusak, siapalagi kalau bukan ivan.

Ivan langsung berlari dan meraih tubuh alisha yang ada di dekapan naura

"sayang aku pulang" memeluk tubuh alisha yang sudah berlumuran darah

Sekarang waktu nya SALE PDF.

Khusus untuk hari ini mulai dari sekarang - 00.00 wib aku bakal kasi sale pembelian pdf untuk temen temen

PEMBELIAN 2 PDF, HANYA 10K
UNTUK PDF BEBAS JUDUL APA SAJA DAN PART BERAPA SAJA (yang sudah di rilis ya)
Pembayaran via Dana/ShopeePay ke nomor 085264325184
Berlaku hingga 10 juni, pukul 00.00 wib
Jangan lupa kirim bukti transfer ke WA dengan nomor di atas yaa seng seng ku❤️

His World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang