Part 54

1K 102 19
                                    

Pagi pagi ivan sudah bangun tak seperti biasanya. Setelah bersih bersih, ivan langsung keluar kamarnya menuju kamar alisha yang berada di sebelah kamar nya.

Sat hendak mengetuk pintu, pintu kamar lebih dulu dibuka dari dalam.

"Astagfirullah, sayang kaget loh aku" kaget ivan

"Sayang? Ngapain?" Tanya alisha

"Panggil kamu. Pagi cantik" sapa ivan dengan senyum yang sangat manis

"Pagi sayang" alisha membalas dengan senyumnya walau sedikit hambar. Obrolan terakhir mereka tadi malam masih tertinggal di kepala alisha

"Kenapa hm? Kok senyum ga ga semanis biasa nya? Kurang gula nya nih. Kenapa sayang?" Tanya ivan lembut yang menyadari ekspresi kekasihnya sedikit berbeda

"Soal semalam..."suara alisha melunak

Ivan tersenyum manis lalu mengambil kedua tangan alisha untuk di genggamnya "gausah dipikirin sayang, itu memang isi hati aku itu memang keinginan aku. Tapi aku gamau egois, aku juga harus mikirin kamu. Bener ga? Jadi gausah dipikirin ya. Aku akan tunggu kapan pun kamu siap, kalaupun kamu berubah fikiran cepat langsung bilang ke aku. Jangan jadiin beban ya sayang, sedih aku liat senyum kamu hambar kaya gini"

"Sayaaaang" suara asha bergetar seperti ingin menangis. Ia tak menyangka jika ivan punya pemikiran sedewasa ini, alisha takut jika ivan tak terima dengan penolakan darinya dan akan terus memaksa yang berujung pertengkaran nantinya

"Aaaaa jangan nangis sayang, gamau ah sedih sedih kaya gini. Kalau masih sedih gaboleh pulang" ivan mengusap sebelah pipi mulus alisha

"Tunggu aku siap ya. Jangan tinggalin aku dan milih cewe yang siap nikah sama kamu dalam waktu dekat ini. Jangan cari perempuan lagi ya sayang. Aku mau kok tapi belum sekarang, alisha belum siap" alisha mengatakan itu dengan mata yang sudah berkaca kaca

"Ssstt ssttt kamu ngomong nya kemana mana tau. Ga akan ada perempuan lain selain mama dan kamu di hidup aku. Kalau pun ada itu nanti kalau anak kita perempuan. Jadi udah gaboleh mikir yang engga engga. Sayang dengerin aku kan?" Alisha mengangguk paham, lalu menyeka air mata nya yang belum sempat jatuh

"Kebawah yuk? Mama sama bunda pasti udah nungguin. Sini tas nya aku yang bawa" ivan mengambil alih tas alisha dari tangannya.

Ivan berhasil meyakinkan alisha untuk tidak perlu memikirkan tentang obrolan mereka tadi malam. Alisha sudha seperti biasa kembali pada ivan.

Setelah melakukan sarapan bersama, anita dan alisha pamit untuk pulang kerumah. Ivan dan bianca mengantarkan ibu dan anak itu kedepan rumah mereka.

"Sering sering nginep disini ya sayang. Kalau bunda lagi kerja alisha nginep disini sama mama, ya nak" ucap bianca

"Iya mah maam tenang aja. Alisha bakal sering serinh main kesini, mama sehat sehat ya sama adek" alish mengelus perut bianca yang mulai membuncit

"Bi makasi ya, aku sama alisha balik dulu. Kalau ada apa apa langsung kabarin aku" ucap anita dan dilanjutkan dengan cipika cipiki "van bunda pulang dulu jagain mama ya" tambah anita lagi

"Siap bund, aman"

Ivan yang berdiri di samping alisha membisikan sesuatu pada alisha, tak ingin berbicara keras karena ivan tau pasti nanti kekasih nya akan malu jika di dengar orang tua mereka.

"Sayang, sama aku terus ya. Maksa ini mah" bisik ivan tepat di depan telinga alisha

"Always sayang" balas bisikan alisha

His World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang