Part 31

996 93 22
                                    

Saat ivan dan seno kembali ke taman belakang tanpa membawa alisha, menjadi pertanyaan dari yang lain nya. Untung saja seno memberikan alasan bahwa alisha meminta istirahat duluan karena sedang mengalami red-day

Acara malam itu selesai begitu cepat. Padahal mereka sudah mempunyai planing sepanjang malam ini. Tak ada yang curiga dengan apa yang sudah terjadi.

Mereka yang tersisa memilih untuk beristirahat lebih dulu. Yang cowo berada di kamar tamu lantai bawah sedangkan kedua cewe naura dan annais berada di kamar alisha, hanya alisha yang kini tidur di kamar sang bunda.

Ditengah malam alisha terbangun dari tidur nya. Kepalanya terasa begitu berat, alisha mengingat kembali apa yang sudah terjadi malam ini. Hati nya kembali sakit, seharusnya alisha sudah tau resiko cinta sendiri seperti ini. Tapi tak alisha sangka jika akan sesakit ini

Yang menjadi rasa sakit alisha berkali kali lipat adalah mengapa ivan dan annais melakukan itu dikamar nya? Melihat nya saja alisha tak sanggup apatahlagi melihat mereka melakukan itu di tempat pribadinya.

Alisha kembali menangis menahan suara nya, bayangkan saja menangis tanpa suara seberapa sakit nya? Alisha tak ingin tangis nya di dengar oleh yang lain.

Tanpa alisha ketahui sedari tadi ivan memilih untuk menunggu alisha di depan pintu kamar bunda nya. Setelah memastikan semua orang masuk kedalam kamar, ivan pergi untuk menunggu alisha.

Ivan sangat sangat merutuki bahkan kecewa dengan dirinya sendiri. Entah kenapa rasanya ivan sudah melakukan hal yang sangat fatal, padahal jika di fikir fikir ivan melakukan itu juga dengan kekasih nya. Tapi kenapa saat tau alisha melihat dirinya dengan annais tadi ivan seperti merasa bersalah seolah olah dirinya sudah berselingkuh.

Walaupun alisha menangis tanpa suara isak tangis nya masih terdengar dari luar pintu. Ivan yang sedari tadi berdiri di luar kamar itu mendengar dengar samar samar

Ivan menempelkan telinganya pada pintu bagian luar memastikan apakah suara isakan itu berasal dari dalam? Semakin ivan menempelkan telinganya semakin jelas terdengar isak tangis alisha.

Dengan cepat ivan membuka pintu kamar alisha ia takut terjadi apa apa pada alisha di dalam.

Saat pintu kamar terbuka kedua nya sama sama kaget, ivan yang kaget melihat alisha yang kini sudah terduduk di lantai dengan bersandar pada kasur, sedangkan alisha kaget melihat ivan kini tengah berdiri di ambang pintu

Setelah menutup pintu kamar, Ivan langsung berlari mendekati alisha.

"Sha? Lo kenapa? Kenapa duduk disini sha" ucap ivan sembari mengangkat tubuh alisha untuk duduk di atas kasur sedangkan ivan kini tengah duduk di lantai berlutut menghadap alisha

"Jangan nangis lagi sha" ucap ivan lirih menghapus air mata alisha. Ivan juga merasakan sakit seperti alisha entah apa yang membuat ivan juga sakit, yang pasti satu ivan sakit saat alisha berpelukan dengan seno

Setelah ivan menghapus air mata alisha kini kedua nya hening. Ivan menatap alisha dengan tatapan sedih, sedangkan alisha tak ingin sama sekali melihat wajah ivan. Alisha menunduk melihat jari jari yang kini ia mainkan

Tangan ivan kini bertumpu pada kedua paha alisha. Kepalanya menatap wajah alisha dari bawah

"Apa gue udah menyakiti lo sha? Apa sesakit itu?" Tanya ivan dengan suara yang sangat pelan dan lembut, alisha tak menjawab bahkan tak melihat wajah abyan

"Denger penjelasan gue dulu ya sha. Gue gatau entah sejak kapan lo ada disana, udah berapa lama lo menyaksikan itu semua tapi demi tuhan sha gue ga sadar sama apa yang gue lakuin"

"Buat apa lo jelasin ini semua ke gue van?" Akhirnya alisha mengeluarkan suara nya

"Karena dengan apa yang udah gue lakuin itu bikin lo sakit hati bikin lo tersakiti"

His World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang