Part 59

857 87 10
                                    

Besok adalah hari pertama mereka menududuki bangku perkuliahan. Seperti mahasiswa baru biasa, di hari pertama hanya akan di lakukan perkenalan kampus dan perkenalan dari senior senior di kampus.

Tidak ada ospek dan lain sebagainya. Karna kampus lebih mementingkan kreativitas mahasiswa, dan itu yang akan kampus berikan pada mahasiswa mahasiswa baru.

Alisha dan ivan sudah dari beberapa hari yang lalu pindah ke apartemen, tentunya anita, bianca, dion, dan bryan mengantarkan alisha dan ivan pindah kesana. Dion yang rela untuk pulang demi mengantar anaknya, sedangkan bryan yang kini menjadi personal asisten anita.

"Kenapa tidak dinikahkan saja anak kita anita, agar ivan dan alisha tinggal satu unit, dan ivan bisa menjaga alisha 24jam. Kalau begini sama saja mereka akan masing masing" ucap dion saat mereka tengah berkumpul di unit alisha

"Jangan tanyakan padaku dion, tugas ku hanya merestui sedangkan yang akan menjalani dan akan memberikan keputusan itu anak ku" jawab anita santai

"Ivan kamu dengar sendiri? Calon mertuamu sudah setuju, papa dan mama juga pasti sudah setuju karena calon mu alisha"

"Pah mah bund, maaf tapi mungkin belum saat nya bahas itu, jangan membahas yang bikin alisha ga nyaman. Ivan berterimakasi karna mama papa dan bunda merestusi, tapi ivan gaboleh egois, ivan juga harus mikirin perasaan dan keputusan alisha. Pah, untuk menjaga alisha, belum menikahpum ivan akan 24jam tanpa henti menjaga alisha pah"

"Anak kita sudah besar pah. Apapun yang menjadi keputusan dan rencana nya, dia sudah paham kalau itu yang terbaik untuk mereka" ucap bianca

Selagi yang lain sedang asik berbincang apalagi tentang dirinya dan ivan, alisha hanya diam dan menatap ivan dengan senyum tipis nya.

Ivan benar benar menghargai keputusan alisha, padahal alisha sudah mengatakan jika dirinya menyetujui ajakan nikah dari ivan waktu itu.

"Padahal alisha udah setuju kok sama ajakan ivan" sekali nya alisha mengeluarkan suara membuat semua yang ada disana terdiam menatap alisha, semuanya kaget termasuk ivan

Anita menatap anaknya dengan senyum yang sangat manis, anita seperti melihat dirinya dulu saat akan di nikahkan dengan ayah alisha, anita yang sempat menolak dan akhirnya memutuskan sendiri untuk menerima, persis seperti apa yang alisha lakukan sekarang.

"Sha?" Panggil ivan pelan tapi masih di dengar orang orang disana, alisha mengangguk dengan senyum manisnya

"Yaah cepet banget bocil ini nikahnya bund" celetuk bryan pada anita

"Hus kamu ini, cepat atau lambat kalau sudah tiba jodohnya mau gimana, jodoh maut rezeki kita tidak ada yang tau" jawab anita

"Lah kamu gimana van? Katanya alisha belum mau, itu anak papa yang satu itu mau kok"

"Ivan mau ngobrol sama alisha dulu deh pa, ma bund, kita kesebelah dulu ya" ivan berjalan mendekati alisha meraih tangannya dan membawa alisha ke unit milik nya yang bersebalahan dengan unit milik alisha

Sesampainya di unit ivan, mereka duduk di atas sofa saling berhadapan. Alisha memasang senyum manis nya, sedangkan ivan mencoba untuk membaca setiap ekspresi yang alisha berikan.

"Sayang?" Satu kata panggilan itu mengisyaratkan untuk alisha menjelaskan apa maksud alisha

"Yes, i do?" Ucap alisha

"What do you want?" Tanya ivan lagi

"Marry you" jawab alisha sangat singkat tapi mampu membuat jantung ivan berdegub kencang

"Sayang aku lagi ga becanda" wajah ivan kini mulai menengang karna takut jika alisha hanya bercanda dengan kalimatnya

Alisha yang tadi tersenyum manis kini merubah ekspresi nya juga saama serius nya dengan ivan tapi tidak melunturkan senyumannya walaupun tipis

His World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang