Part 43

994 113 25
                                    

'Hallo ma? Mama dimana? Alisha dimana ma? Ivan udah di lokasi tapi ga ketemu alisha ma'

'Masih inget kamu sama sahabat kamu? Gabiasa ya kamu lupain alisha kaya gini sesibuk apapun kamu'

'Ma marah nya nanti aja ma, sekarang ivan harus tau alisha dimana. Ma please'

'Gausah tau kamu. Alisha gamau ketemu kamu'

'Mah jangan gitu lah ma iv-'

Panggilan telvon di putua duluan oleh bianca.

"AAARRRRRHHH" teriak ivan "Kenapa jadi gini sih. Kamu dimana sha"

Ivan memikirkan kesiapa ia bia bertanya keberadaan alisha kini.

Ivan baru ingat jika tema teman nya juga ikut menyaksikan pertandingan alisha, akhirnya ivan menghubungi rayan karna rayan pasti akan menjawab nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ivan baru ingat jika tema teman nya juga ikut menyaksikan pertandingan alisha, akhirnya ivan menghubungi rayan karna rayan pasti akan menjawab nya.

Tidak fikir panjang lagi ivan langsung menancap gas nya menuju rimah alisha. Bayang bayang kejadian kecelakaan yang alisha alami dengan ayah nya tempo lalu melintas di kepala ivan. Tak terasa air mata ivan jatuh begitu saja

Tidak butuh waktu lama, dengan buru buru ivan berlari masuk kedalam rumah alisha tak peduli jika pintu rumah alisha dikunci, untung saja pintu itu tidak di kunci

"SHA, ALISHA" teriak ivan memasuki rumah

Ivan melihat alisha yang tengah duduk bersandar di sofa dengan kepala dan tangan yang di perban. Melihat keadaan alisha seperti itu ivan langsung berlari memeluk alisha.

Ivan tak memikirkan betapa banyak nya orang orang disana saat ini. Dari kedua orang tua nya, bunda alisha, bryan dan sahabat sahabatnya semua nya ada disana. Tapi yang ivan lihat hanyalah alisa

"Maaf sha aku minta maaf hikss hikss hikss" ivan langsung menunpahkan air mata nya saat memeluk alisha

"Kenapa ga di bawa kerumah sakit sha? Kenapa dibawa kerumah, udah periksa? Kamu gapapa kan? Ga ada yang parah kan sha?"

Bertubi tubi pertanyaan yang ivan berikan pada alisha, tak ada celah sedikitpun untuk alisha menjwab pertanyaan ivan.

Ivan meregangkan pelukan nya pada alisha. Alisha tak memberikan reaksi apapun pada ivan.

Ivan menelisik keadaan alisha dari ujung kepala hingga ujing jaki alisha. Mengusap pelan di bagian kepala alisha yang diperban

"Ssshhh" desis alisha merasakan perih saat ivan mengusapnya walaupun pelan

"Sakit? Maaf ya. Kerumah sakit ya? Kita periksa keadaan kamu ya" ucap ivan

Sedari tadi alisha hanya bisa terdiam. Dari sekian lama mereka bersama, baru kali ini ivan mememanggil alisha dengan kata 'kamu' selembut lembut nya ivan pada alisha ivan tak pernah memanggil alisha dengan kata 'kamu'

"Sha kenapa diam? Kamu marah sama aku? Iya gapapa kamu mau marah mau caci maki aku gapapa silahkan. Tapi nanti ya. Kita kerumah sakit dulu obatin kamu. Aku harus pastiin kamu ga kenapa napa"

Bukannya menjawab. Alisha yang sedari tadi menatap ivan kini membuang mungka nya.

"Bund alisha mau ke kamar aja" pinta alisha pada sang bunda

"Iya sayang bunda anter ke kamar ya"

"Biar ivan aja bunda"

"Sama bunda ke kamar nya" pinta alisha lagi tak mengiyakan ivan sama sekali

"Sha? Sama aku ya. Aku gendong, bunda ga kuat gendong kamu sha"

"Papa bantuin alisha ke kamar boleh pa?" Lagi lagi alisha menghiraukan ivan

"Tentu sayang. Ayo papa anter" dion sedikit menarik tubuh ivan kebelakang. Dan dion langsung mengangkat tubuh alisha dan langsung membawa alisha ke kamar nya

Ivan yang ingin menyusul pun di tahan oleh rayan dan seno menghadang langkah ivan.

"Mau kemana lo?" Tanya rayan

"Ke alisha lah, kemana lagi" ucap ivan hendak menerobos hadangan ivan dan seno

"Gausah. Kamu akan bikin alisha semakin marah sama kamu" ucap seno

"Lo diem sen, gue ga mau ribut sama lo"

"Seno bener. Biarin alisha istirahat, kalau mau temuik nanti aja" ucap rayan "sekarang lo jelasin lo dari mana, sepenting apa urusan lo dari sahabat lo ha?" Ucap rayan

"Kalian urus deh temen kalian. Mama sama bunda ke belakang dulu"

Ivan kembali menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Mengusap kasar wajah serta rambutnya.

"Lo kemana sih van?" Kini giliran naura yang bertanya "lo tau dari kita dateng alisha udah nyariin lo, sampe dia hampir ga fokus waktu akan mulai pertandingan. Gue yakin lo ga ada niatan untuk ga datang, tapi lo kemana?" Tambah naura

"Alisah berhasil dapetin di posisi dua. Tapi setelah melewati garis finish, alisha kehilangan kendali nya. Dan sampe saat itu juga lo ga muncul muncul. Lo sengaja apa gimana?" Kini giliran rayan yang menambahkan

"Gue ga mungkin sengaja ray. Gue memang minta mama sama papa untuk datang duluan karna gue mau beliin alisha hadiah, gue ga peduli alisha baka menang atau engga. Gue akan tetep kasih dia hadiah. Tapi saat gue mau pergi dari toko bunga itu gue ketemu annais-"

Ivan menceritakan semuanya pada ketiga sahabat nya itu termasuk bryan juga ada disana mendengarkan semua penjelasan ivan.

Semuanya tampak kaget mendengar penjelasan ivan, terlebih naura dan rayan yang sudah lama berteman denhan annais, ivan dan alisha dibandingkan seno dan bryan yang baru baru ini dekat dengan mereka, walaupun begitu seno dan bryan juga ikut geleng geleng kepala dibuatnya.

"Sumpah? Gue ga nyangka annais bakalan kaya gitu" ucap naura

"Terus ga lo samperin tu anak?" Tanya rayan, ivan menggelengkan kepalany

"Bego, bodoh-" umpat rayan

"Gue punya rencana lain. Dan itu juga bukan paling utama sekarang. Yang paling utama buat gue alisha, gue merasa bersalah, gue gagal jagain alisha, gue harus bicara sama alisha dan cerita semuanya" ucap ivan lagi

"Emang harus nya begitu anjir. Lo haris jelasin ke alisha. Tapi ga sekarang, biar dia tenangin mood nya dulu. Semakin lo paksa dia, semakin dia gedeg sama lo" ucap rayan

"Gue mau tanya deh van sama lo" ucap naura mengubah posisi duduk nya sedikit kedepan agar bisa lebih dekat dengan ivan. Ivan menatap naura dengan malas

"Lo punya rasa sama alisha? Lo sayang kan sama alisha? Bukan sebagai sahabat tapi sebagai seorang perempuan yang lo cintai. Lo sadar ga sih sama perasaan lo? Selama ini gue gapernah liat lo segini nya ya sama annais, tapi lo memperlakukan alisha lebih dari lo memperlakukan cewe lo sendiri. Dan selama itu juga lo ga sadar sadar? Goblog sih kalau kata gue"

Ivan terdiam. Ivan menyadari atas rasa sayang nya pada alisha, tapi ivan tak tau apakah ivan cinta pada alisha atau tidak, jika iya lalu perasaan apa yang muncul antara dirinya dengan annais? Tapi terkadang ivan juga menyadari atas dirinya dalam memperlakukan alisha yang berbeda dengan annais. Pada alisha ivan selalu posesif, tetapi pada annais ivan memberikan kebebasan padanya.

"Ga bisa jawab lagi kan lo? Gue ingetin ya van. Jangan sampe lo nyesel karna udah terlambat menyadari perasaan lo sama alisha"

Alisha ga kenapa kenapa. Kita sadarin ivan tipis tipis dulu yaa!!!

Suka deh liat kalian rame di kolom komentar, gitu terus yaa hehehe

Nih aku tambah untuk hari ini. Besok lagi yaaa guyss❤️❤️

His World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang