Yeonjun terbangun dari tidurnya saat matahari belum menampakkan wajahnya. Merasakan sesuatu yang berat tengah melingkar di perutnya. Hembusan nafas yang terasa hangat, menerpa tengkuknya. Yeonjun tersenyum saat aroma tak asing menyapa indera penciumannya. Aroma harum yang khas milik Soobin.
Yeonjun bahagia..
Sangat bahagia..
Sejak kecil, Yeonjun sudah terbiasa tidur di kasur yang sama bersama Soobin. Tetapi kali ini rasanya berbeda, sangat berbeda. Rasa biasa saja yang dahulu Yeonjun rasakan, kini berubah menjadi harapan yang ingin terus Yeonjun lakukan, kalau perlu selamanya. Yeonjun ingin terus seperti ini, dipeluk oleh Soobin, setiap waktu.
Dalam kesunyian yang semakin memakan hatinya, Yeonjun terdiam dan menyadari bahwa ada yang salah dengan dirinya.
Yeonjun membalikan tubuhnya menghadap Soobin secara perlahan agar dirinya tidak mengganggu Soobin yang masih terlelap. Dirinya mendekat dan semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Soobin.
Satu tangan Yeonjun terangkat untuk ia letakkan di pipi Soobin. Mengusap pipi halus itu dengan perlahan dan hati-hati. Wajah Soobin tampan, sangat tampan, Yeonjun jadi iri dan ingin sekali memiliki wajah setampan Soobin.
Jari-jemari Yeonjun bergerak untuk menyentuh dahi Soobin, hidung Soobin, lalu turun ke bibir Soobin dan mengusap bibir merah itu. Yeonjun menatap bibir Soobin sambil berpikir. Bagaimana rasanya bibir Soobin? Apakah manis? Ataukah lembut? Yeonjun ingin tahu dan keinginan untuk merasakan bibir Soobin tiba-tiba saja tumbuh di dalam diri Yeonjun.
Salahkah?
Keheningan yang semakin pekat, perlahan merenggut kewarasan Yeonjun. Kepala yang semula terdiam, kini bergerak maju. Mendekat dan semakin mendekat. Jarak yang semula terbentang, kini semakin menipis. Namun dengan cepat kewarasan Yeonjun kembali saat janjinya bersama Soobin ketika mereka berdua masih kecil, kembali berputar di dalam kepalanya.
" Yeonjun.. kita akan bersahabat selamanya, kan? "
" Iyaa Soobin.. "
" Janji yaa.. "
" JANJI.. "
Yeonjun menjauhkan tangannya dari wajahnya Soobin dan langsung mendudukkan dirinya.
" Apa yang sudah kamu lakukan Choi Yeonjun.. " Yeonjun mengusap wajahnya dengan kasar, bahkan tangannya terkepal kuat. Sungguh, Yeonjun benar-benar merasa frustasi dengan dirinya sendiri. Mengapa dirinya bisa kehilangan kendali seperti ini? Bagaimana bisa dirinya memiliki keinginan untuk merasakan bibir Soobin? Bibir itu milik Karina, hanya milik Karina dan hanya Karina yang pantas merasakannya.
" Choi Yeonjun, apa kamu sudah gila? bodoh.. bodoh.. bodoh.. " Yeonjun memukul kepalanya cukup kuat, hingga berkali-kali. Sampai tiba-tiba, sebuah tangan besar menahan perbuatan konyol yang Yeonjun lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drive You Insane | SOOBJUN
RomanceYeonjun tahu, Yeonjun mengerti, sampai kapanpun perhatian dan kasih sayang yang Soobin berikan takkan lebih dari sekedar kata 'SAHABAT' Ada satu waktu di mana semua hal yang Soobin lakukan untuknya membuat Yeonjun frustasi. Terlebih dirinya dan Soob...