Cafe terlihat ramai, Yeonjun tetap bekerja dengan kekuatan yang masih tersisa. Memberikan senyum termanis dan pelayanan terbaiknya agar tidak mengecewakan pelanggan yang datang.
Beberapa pelanggan memilih untuk bersantai di dalam Cafe sambil mengobrol. Ada juga pelanggan yang datang ke Cafe hanya untuk membeli minuman saja.
Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Beberapa pelanggan yang sebelumnya bersantai di dalam Cafe, memutuskan untuk pergi meninggalkan Cafe setelah membayar minuman dan makanannya.
Ketika pelanggan sudah pergi, Yeonjun mendatangi meja satu-persatu untuk mengambil piring serta gelas yang kotor dan membawanya ke dapur.
Dengan telaten, Yeonjun mencuci piring serta gelas-gelas yang kotor itu hingga bersih. Piring dan gelas yang telah selesai dicuci, langsung Yeonjun elap dengan waslap agar tidak basah. Lalu meletakkannya kembali ke dalam rak penyimpanan piring dan gelas.
Tak lama, Yeonjun melihat Hueningkai yang tengah menyeret dua plastik hitam berukuran besar. Plastik hitam berukuran besar yang diseret oleh Hueningkai, berisi sampah-sampah. Terlihat jelas kalau Hueningkai nampak kesusahan saat menyeret dua plastik sampah itu.
" Kai, biar aku saja.. " kata Yeonjun sambil berjalan mendekati Hueningkai.
" Ehh.. tapi Kak Yeonjun. "
" Gak ada tapi-tapian, lagian aku juga udah selesai cuci piring sama gelasnya. " Yeonjun menghentikan ucapan Hueningkai dan langsung mengambil alih kedua plastik sampah itu dari tangan Hueningkai.
" Lebih baik kamu ke depan dan layani pelanggan yang datang. Kalau ada piring atau gelas yang kotor langsung kumpulin ajah, terus bawa ke dapur. Nanti biar aku yang cuci piring sama gelasnya. "
" Tapi.. -- "
" Udah sana.. " ucap Yeonjun tanpa ingin dibantah. Jadi Yeonjun segera mendorong tubuh Hueningkai hingga keluar dari area dapur.
Yeonjun bekerja di Cafe yang cukup besar dan terkenal di Kota Ansan. Kota yang telah menjadi tempat tinggalnya selama ini. Yeonjun mencintai Kota Ansan melebihi dirinya sendiri. Karena semua kenangan dan kebahagiaannya bersama mendiang orang tuanya, terbangun secara apik di Kota Ansan.
Di Kota Ansan juga, Yeonjun mengenal Soobin dan keluarga Soobin. Cerita masa kecil tentang awal mula pertemuannya dengan Soobin, masih terpampang jelas di dalam memori ingatan Yeonjun.
Di usianya yang ke enam tahun, Yeonjun dan orang tuanya memutuskan untuk pindah rumah ke Kota Ansan. Membeli rumah di salah satu daerah yang tidak memiliki terlalu banyak pemukimannya.
Kepindahan Yeonjun adalah awal mulai dari pertemuan yang nyata antara Yeonjun dan Soobin. Menjadikan Yeonjun sebagai tetangga baru Soobin. Serta memberikan warna baru di dalam kehidupan Soobin yang tertutup dan sunyi.
Kehadiran Yeonjun telah menarik Soobin ke dalam lingkup kehidupannya yang lebih luas. Sikap ramah Yeonjun dan semua perhatian yang Yeonjun berikan. Telah menciptakan satu keberanian di dalam diri Soobin untuk menjadi pribadi yang lebih terbuka, mudah bergaul dan dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drive You Insane | SOOBJUN
RomanceYeonjun tahu, Yeonjun mengerti, sampai kapanpun perhatian dan kasih sayang yang Soobin berikan takkan lebih dari sekedar kata 'SAHABAT' Ada satu waktu di mana semua hal yang Soobin lakukan untuknya membuat Yeonjun frustasi. Terlebih dirinya dan Soob...