Yeonjun tahu, Yeonjun mengerti, sampai kapanpun perhatian dan kasih sayang yang Soobin berikan takkan lebih dari sekedar kata 'SAHABAT'
Ada satu waktu di mana semua hal yang Soobin lakukan untuknya membuat Yeonjun frustasi. Terlebih dirinya dan Soob...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang yang cerah...
Di kantin kampus yang cukup ramai, Yeonjun duduk santai bersama kekasihnya. Nama kekasihnya adalah Lia dan mereka berdua sudah menjalin kisah cinta yang cukup lama selama empat tahun.
Sudah menjadi kebiasaan, Yeonjun akan selalu menunggu kedatangan Soobin serta kekasih Soobin yang bernama Karina untuk makan siang bersama.
Berada di satu fakultas yang sama, memudahkan Soobin dan Yeonjun untuk saling bertemu.
Setelah lulus bangku sekolah menengah atas. Soobin dan Yeonjun memutuskan untuk melanjutkan kuliah di kampus yang sama, serta mengambil fakultas yang sama. Kemudian tinggal di apartemen yang sama dengan persetujuan dari orang tua Soobin. Segala fasilitas telah disediakan oleh orang tua Soobin untuk Soobin dan Yeonjun. Semua hal itu menjadi semakin masuk akal karena orang tua Soobin telah menganggap Yeonjun seperti anak kandung mereka sendiri. Terlebih orang tua Soobin memiliki kedekatan yang cukup kental dengan mendiang orang tua Yeonjun. Di saat-saat terakhir, orang tua Yeonjun berpesan kepada orang tua Soobin untuk menjaga dan membimbing Yeonjun, putra semata wayang mereka. Karena Yeonjun sudah tidak memiliki siapapun lagi di dunia ini, selain Soobin dan orang tua Soobin.
Tidak hanya itu..
Soobin dan Yeonjun juga selalu berangkat kuliah bersama. Soobin dengan mobil miliknya, sedangkan Yeonjun dengan motor sport peninggalan mendiang orang tuanya.
Jujur saja..
Yeonjun tidak mau merepotkan Soobin lebih banyak lagi. Bisa dibiayai kuliah oleh orang tua Soobin, sudah cukup bagi Yeonjun dan Yeonjun merasa sangat bersyukur dengan segala kebaikan yang diberikan oleh orang tua Soobin untuknya. Lagipula Yeonjun memiliki pekerjaan part-time. Jadi tidak mungkin jika Yeonjun terus-menerus menumpang di mobil pribadi Soobin dan Yeonjun juga tidak tega jika harus meminta Soobin untuk mengantarnya bekerja serta menjemputnya sepulang bekerja.
Semenjak kematian kedua orang tuanya, Yeonjun hanya memiliki Soobin. Sahabat terbaiknya, sekaligus rumah yang nyaman untuknya. Setiap keluh kesah serta kebahagiaan yang Yeonjun rasakan, akan selalu Yeonjun ceritakan kepada Soobin.
Meskipun Yeonjun memiliki Lia, tetapi Lia bukanlah seseorang yang bisa Yeonjun percayai. Yeonjun memang menyayangi Lia, tetapi Lia tidak seperti Soobin, Lia bukanlah Soobin.
Soobin sudah seperti nyawa untuk Yeonjun. Bersahabat sedari kecil, menjadikan Soobin dan Yeonjun sebagai sepasang sahabat yang tak terpisahkan. Meskipun di samping mereka berdua sudah memiliki tambatan hati masing-masing. Hal itu takkan merubah ikatan erat persahabatan antara Soobin dan Yeonjun.
Namun hari ini segalanya berubah, semuanya terasa berbeda. Soobin memang penuh perhatian dan kasih sayang, namun telah terbagi. Yeonjun benar-benar merasa tersingkirkan.
" Babe, sejak tadi kamu hanya mengaduk-aduk jusmu. Kenapa hmm? " Lia bertanya pada Yeonjun sambil melingkarkan kedua tangannya pada lengan Yeonjun. Sudah sejak tadi Lia memperhatikan tingkah laku kekasihnya yang menurutnya cukup aneh. Hanya mengaduk-aduk jus buah yang ada di depannya tanpa meminumnya sama sekali.
