DAMAI

626 60 2
                                    

HAPPY READING



"LEAAAA!!!"

Teriakan pria itu bergema di rumahnya, amarahnya memuncak, sorot matanya bak kesetanan, wajahnya memerah begitupun matanya.

"LEAAA!!! LEAAAA!!"

"kakk.. Kenapaa sih kok teriaak teriaakk??" Ucap vio yg baru saja keluar dari kamarnya lalu menghampiri gibran yg saat ini penuh dengan amarah.

"LEAAA MANAA??!! LEAAAA!!" Emosii gibran kali ini sudah tidak dapat dikendalikan.

"Kak.. Kenapaa sih??.." Ucap vio yg masih keheranan.

"Iyaaa gibraan..??  kamu udah pulang? Kok cepet bangett?? Bukannya ada meeting??" Ucap lea yg baru sajaa dtg menghampiri gibran setelah gibran memanggil namanya.

PLAAAAKKK

"kakkk gibraann!!"

Vio shock, Tamparan yg lumayan keras itu mendarat kencang di pipi mulus Lea. Lea yg baru saja mendapatkan tamparan tersebut membuat tubuhnya kaku, ia menyentuh pelan pipinya yg baru saja mendapatkan tamparan.

"ka--kamuu namparr aa--ku??" Ucap Lea

"Kak gibraann?? Kamu kenapa sih.. Datang datang emosi malah langsung nampar kakak ipar??" Ucap vio.

"Vioo!! Cewek yg kamu sebut kakak ipar itu,, baru aja buat seseorang celaka..!!" Ucap gibran.

Vio shock, akan tetapi ia masih bingung siapa seseorang yg dimaksud gibran.

"A-aappaa maksud kamuu gibran?? Aakuu?? Aku buat org celaka??" Terlihat jelas kepanikan dari raut wajah gadis itu, nafasnya tak beraturan, tubuhnya penuh dengan keringat dingin.

"Jangann puraa puraa lo leaa!! Lo yg udah buat adara celaka sampai Gadis itu tumbang tak berdayaa kaann??"

"APAAA??!!" sentak vio

*********

Di apartemen, Rahsya yg masih setia mengompres lebam dan luka adara, Air mata tak kunjung berhenti turun dari mata pria itu. Adara yg masih lemas, ia berusaha untuk duduk. Sementara naura dan irsyad sedang keluar mencari makan siang untuk mereka.

"kaakk.." Ucap adara yg sedang berusaha untuk duduk, rahsya yg melihatpun membantu adara untuk duduk dari tidurnya.

"Kakk" Panggil adara..

"Ya dar??"

Gadis yg disebut adik oleh rahsya itu, ia menghapus tetesan air bening yg mengalir deras di pipi rahsya.

"Jangan nangiss kak.. Akuu udahh baikan kok.."

Rahsya meraih tangan adara, ia menatap bola mata adara penuh ketulusan.

"kakak nangis karena khawatir sama kamu adara.. Kamu banyak terluka, dan aku sebagai kakak kamu ga becus jaga kamu dar.. Maafin kakak" Ucap pria itu menunduk.

Adara, ia menegakkan kepala rahsya, dan kembali menatap lekat wajah kakaknya itu.

"Kakak ga salah.. Aku gapapa kok kak.. Jangan merasa bersalah lagi ya.. Kakak udah banyak berjuang untuk aku.." Ucap adara penuh ketulusan.

ILY ADARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang