JAUH LEBIH BAIK

796 91 4
                                    

HAPPY READING

"DOKTEERRR!!!"

Tubuh yg sebelum diam kaku dan pucat itu mendadak bergerak dengan penarikan nafas yg sangat dalam, tubuh adara mendadak kejang kejang.

"Adaraa?? Adaraaa!!!" Teriakan histeris gibran sangat terdengar.

Beberapa detik berikutnya dokter dengan beberapa perawat pun masuk.

"Kami minta untuk keluarga pasien keluar.." Ucap perawat.

"Dokterr.. Sayaa mohon selamatkan adaraa!!" Teriak rahsya.

********

Didepan Ruangan UGD. Suasana sangat mencengkram, Tubuh mereka bergetar hebat, tak tenang, nafas tak beraturan.

Di kursi panjang, mereka semua duduk dengan perasaan kacau, kecuali rahsya dan gibran yg berdiri di depan pintu menunggu kabar dari dokter.

Gibran, pria itu tak mampu berhenti menangis. Hatinya hancur skrng melihat semestanya terbaring tak berdaya.

Detik berikutnya, gibran pun berlari pergi entah kemana meninggal kan semua orang yg sedang menunggu kabar dari adara.

Gibran berlari menuju mushalla yg ada di rumah sakit itu, ia menumpahkan semua tangisnya kepada sang pencipta. Ia mulai sujud melepaskan semua rasa sesaknya.

Dalam sujud, gibran memohon dengan sangat.

"Ya allah.. Hamba mohon jangan ambil adara sekarang dari gibran.. Hambaa ga sanggup ya allah.. Hamba mohon.. hiikkss.."

Masih dalam keadaan sujud dan menangis, tiba tiba ada seseorang yg menepuk pelan pundak gibran yg sedang sujud membuat gibran mendongak melihat siapa yg telah menepuk pundaknya.

"Shalat mas.. Mungkin dengan shalat masalah mas dapat diselesaikan.." Ucap pria asing tersebut.

Gibran tampak berfikir sejenak, jujur saja selama ini dia tidak pernah melaksanakan ibadah, walau hatinya murni baik akan tetapi ia tak pernah sadar bahwa ibadah itu selalu ia tinggalkan.

"Shalaatt??" Gibran mulai tersadar akan semua kesalahan nya. Gibran sadar mungkin saja semua ujian yg ditimpa kepadanya akibat kelalainnya terhadap perintah sang pencipta.

Tanpa berfikir panjang, gibran mulai mengambil wudhu dan melaksanakan ibadah. Dalam hati yg bergetar dan menangis gibran melaksanakan ibadah itu begitu khidmat.

Setelah ibadah selesai dilakukan, Gibran mengangkat kedua tangannya berdoa pada sang pencipta. Air mata tak berhenti untuk turun.

"Ya allah,, hamba sadar selama ini hamba jauh darimu.. Hamba mengaku skrng bahwa selama ini hamba memang jahat ya allah.. Ya allah skrng hamba yg lemah ini memohon padamu.. Janganlah engkau mengambil adara secepat ini dari hamba ya allah,, izinkan hamba menebus semua kesalahan yg hamba lakukan.. Hamba mohon.."

*********

Didepan ruangan UGD. Rahsya dan para sahabatnya masih setia menunggu adara didepan pintu.

Ceklek

Dokter yg mengenakan jas berwarna putih akhirnya keluar dari ruangan tersebut.

ILY ADARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang