02. Realita Kegagalan

78.7K 8K 2.3K
                                    

02

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02. Realita Kegagalan

Sejak sekolah dulu, kita selalu disiapkan untuk menjadi orang yang sukses. Bahkan orangtua kita pun, mempersiapkan kita untuk menjadi sosok yang berhasil. Sejak kecil kita selalu dimanja oleh sebuah angan-angan yang setinggi langit. Seakan kita pasti bisa mencapainya nanti.

Memang itu tidak salah, menaruh harapan baik pada generasi penerus. Tetapi yang mereka lupa, ada hal yang lebih penting dari itu, yaitu mengajarkan kita realita kehidupan yang sebenarnya, bahwa tidak semua orang nantinya akan berhasil. Tidak semua orang bisa menjadi sosok yang sukses.

Sekolah, orangtua, bahkan seluruh masyarakat seakan tutup mata, melupakan realita kehidupan yang sebenarnya, membiarkan anak-anaknya hidup dalam dunia fana, sampai akhirnya ketidaksuksesan itu tiba. Mereka tiba kepada kita yang tidak tahu caranya menghadapi kegagalan.

Lembayung

***

🥂 1k comments and 2.5k votes for next 🥂

***

Maha tidak tahu jika Admoejo punya peraturan yang cukup ketat mengenai para pelayan di sana. Tadinya Maha pikir setelah berbagai seleksi dasar ia lalui, dia akan sepenuhnya diterima bekerja di sana, namun ternyata tidak. Ada ketentuan tak tertulis lainnya yang baru Maha ketahui di hari pertama ia bekerja.

Bahwa dia harus menjalankan masa trainee selama kurang lebih enam bulan untuk dianggap layak dan bisa masuk ke dalam rumah utama. Jadi sebelum mereka dianggap layak, maka mereka hanya ditugaskan di bagian luar atau bagian gudang, yang intinya minim interaksi dengan pemilik rumah.

Ini mungkin terdengar konyol untuk orang-orang seperti kita, bahkan Maha yang dari lahir sudah terbiasa hidup dengan gelimang harta tidak pernah terpikirkan bahwa untuk menjadi seorang pelayan harus melalui sebuah pelatihan yang begitu terperinci.

Tiap pelajaran yang Maha lewati membuat dirinya sadar bahwa kesenjangan dirinya atau anak-anak orang kaya di luar sana itu kelewat jauh dengan keluarga bernama Admoejo ini. Sebetulnya di hari pertama ia masuk ke pelataran depan kediaman Admoejo saja dia sudah menyadari itu. Bagaimana besar dan megahnya tempat yang disebut rumah utama. Dibanding rumah, itu lebih pantas disebut hotel bintang lima. Dan tentu enam bulan dirinya dilatih, bukanlah suatu hal yang main-main.

Hanya untuk gaji bulanan yang menyentuh nilai dua puluh juta itu, Maha harus merelakan fisiknya dieksploitasi dengan sebegitunya. Bagaimana cara dia berjalan, bagaimana cara dia membungkuk, bagaimana cara dia membawa minuman, bagaimana cara dia menyambut, semuanya itu diatur dengan sedemikian rupa, membuat tiap orang yang keluar dari sana sudah betul-betul terbentuk menjadi sosok yang tunduk dan patuh akan 'majikan'nya.

LembayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang