09. Saya Orangnya Egois, Mahaning

94K 7.9K 4.9K
                                    

09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

09. Saya Orangnya Egois, Mahaning

Waktu itu, hari pertama kami terkesan manis. Dan Dewandaru, pria itu tak sepenuhnya jahat. Ada saatnya dia bicara dengan nada penuh perhatian.

Hanya saja dia salah memilih tempat untuk menumpahkan sisi lembutnya. Dia salah memilih perempuan untuk diperlakukan dengan penuh kasih.

Karena bagiku, bagaimana pun ia bersikap, semuanya akan terasa sama saja. Sama-sama melelahkan.

Lembayung

***

🥂 4k comments and 4k votes for next 🥂

***

"Anak muda zaman sekarang, biasanya senang apa?" Dewan tiba-tiba melontarkan pertanyaan begitu di tengah Mahatma yang masih melakukan push up ditemani Dewan yang duduk santai, bersandar pada punggung sofa dengan kedua kakinya yang bertumpu di atas punggung Mahatma, menjadikan hal tersebut sebagai beban tambahan bagi adiknya.

"Gimana, Mas?" Mahatma hendak bangkit, namun Dewan menahannya dengan menekan tumit sepatu pantofelnya.

"I never told you to stop," ujar Dewan. "Start again from one."

Mahatma tak protes. Pria itu menurut, kembali menghitung push up nya dari satu. "Tergantung orangnya, Mas," jawab pria itu di sela-sela latihannya. Memang latihan begini bukan yang pertama buat Mahatma. Pria itu juga sudah cukup terbiasa digempur habis-habisan oleh cara Dewan melatihnya.

"Tergantung orangnya ..." Dewan terlihat berpikir sejenak. Mungkin memikirkan orang seperti apa perempuan yang tadi ia tembak secara tiba-tiba.

"Tapi paling kalau secara general, biasanya main sport, game, nongkrong di kafe, atau nonton bioskop," ujar Mahatma.

Dewan berdecak, "Too boring, untuk apa pacaran kalau hanya begitu? Bukannya anak zaman sekarang suka pergaulan bebas?" Pria itu menyingkirkan kakinya dari punggung sang adik kala hitungannya sudah sampai pada angka 50.

Mahatma bangkit dari duduknya, ia menjawab sembari mengambil handuk kecil di dekat sana. "Oh ... maksud Mas, pacarannya anak zaman sekarang," balasnya sambil menjatuhkan bokongnya di sebelah Dewan. "Iya sih, Mas, sekarang pergaulan anak muda pada liar, udah cium-ciuman padahal masih sekolah."

"Only that? Anak muda di sini pacarannya hanya ciuman?"

"Beda orang beda gaya pacaran sih, Mas. Jadi ya balik lagi tergantung orang, tapi rata-rata begitu aku lihat."

LembayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang