15. Titik Balik

66.7K 8.2K 6.3K
                                    

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15. Titik Balik

Sesekali manusia harus mencoba berhenti dan berbalik, untuk tahu sejauh mana dan seperti apa tampak jalan yang sudah mereka pilih.

Lembayung

***

🥂 5k comments and 4.5k votes for next 🥂

Baca yang di atas dulu ya! Dan jangan lupa penuhi tiap paragraf dengan komentar kalian!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca yang di atas dulu ya! Dan jangan lupa penuhi tiap paragraf dengan komentar kalian!

***

Jika kalian berpikir Maha akan jatuh sejatuh-jatuhnya setelah diperlakukan begitu oleh Dewandaru. Maka apa yang kalian perkirakan jauh sekali dengan realitanya. Maha bukannya tak sakit hati, hanya saja sakit hati pun terlalu mewah buatnya. Sakit hati butuh waktu, kecewa menguras tenaga, dan Maha tidak memiliki waktu dan tenaga yang banyak untuk dibuang.

"Mas jamin ini yang terakhir." Begitu Radja berkata, dengan raut penuh keseriusan, seolah ingin meyakinkan adik perempuan di hadapannya.

Tentu hal tersebut membuat Maha tak kuasa membuang wajahnya. Harusnya ia sudah bisa menebak maksud dari Radja yang tiba-tiba mengajaknya keluar untuk makan malam. Salahnya yang terkadang masih saja menaruh ekspetasi, menginginkan setidaknya ada manis di tengah pahit yang dia telan. Dan tentu, ekspetasi itu yang akhirnya membuat Maha terluka sendiri.

"Yang ini beneran, Mas cuma perlu sedikit tambahan uang. Dan setelahnya, kamu ngga perlu capek-capek kerja lagi. Kamu cuma perlu sembunyi selama beberapa bulan aja, setidaknya sampai Mas bisa lunasin semua utangnya." Radja menatap Maha lekat-lekat, menjaga sorot adiknya itu tetap padanya. Kali ini dia benar-benar hanya butuh sedikit waktu, dia akan mengembalikan semuanya. "Percaya sama Mas, semuanya akan kembali kayak dulu lagi."

Maha tersenyum hampa kala Radja mengusap rambutnya pelan. Baru saja Maha berpikir akan mencari opsi lain selama Dewan tak memanggilnya. Namun ternyata kenyataan kembali membawanya pulang pada pria itu.

LembayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang