Maha menjual dirinya kepada putra tertua keluarga Admoejo. Mungkin itu kalimat yang paling tepat untuk mendeskripsikan kondisi perempuan tersebut saat ini.
Setelah bisnis rintisan keluarganya masuk dalam fase menuju kebangkrutan, Maha tidak memiliki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
12. Kepedulian Tanpa Sadar
Terkadang manusia sering kali menyimpan pedulinya dalam diam. Membiarkan itu menjadi hening tanpa diketahui oleh siapapun.
Terkadang manusia juga punya caranya sendiri untuk peduli, cara yang membuat sebagian orang bertanya-tanya akan rasa pedulinya itu.
Namun terkadang ada juga manusia yang betul-betul tak peduli. Mereka yang disangka berpura-pura, tetapi pada kenyataannya memang kosong di dalamnya. Mereka yang hanya memikirkan dirinya, karena tahu bahwa dunia tak sebaik itu untuk digunakan sebagai tempat rasa empati.
Lembayung
***
Baca chat part 16 di instagram dulu ya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🥂 4k comments and 4.5k votes for next 🥂
***
Tubuh Maha sudah terasa begitu dingin di dalam kamar mandi, karena hampir lima belas menit ia menunggu, namun Dewan sama sekali tidak punya belas kasihan. Setidaknya Maha ingin pria itu membawakannya handuk, atau apapun yang bisa menutupi tubuhnya yang masih sepenuhnya telanjang dan setengah basah.
Lagi pula apa yang dia harapkan dari pria yang lebih senang melihatnya tanpa busana ketimbang berbusana?
Jadi Maha menguatkan dirinya untuk keluar dari kamar mandi itu. Dia menggenggam kuat gagang pintu di depan. Meski hanya ada Dewan di kamar itu, meski pria itu sudah melihatnya dalam keadaan tak berbusana sebanyak mungkin, tetapi tetap saja selalu ada rasa tak nyaman dari Maha jika bertelanjang seperti ini di hadapan orang lain. Apalagi jika harus keluar kamar mandi dengan begini.
Pintu kamar mandi perlahan terbuka, Maha dengan kakinya yang mulai gemetar berjalan perlahan menyusuri kamar Dewan hingga sampai pada closet room pria itu, menimbulkan jejak-jejak air yang menetes dari tubuhnya. Dari atas ranjang, Dewan seketika itu bisa melihat keberadaan Maha. Seolah tak risih dengan jejak air yang Maha buat, pria itu sama sekali tak menegur, atau bahkan mengalihkan pandangannya.
