38. Tak Seperti Biasanya

50.8K 9.6K 10.2K
                                    

38

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

38. Tak Seperti Biasanya

Ada kalanya aku tak paham dengan alasan mengapa manusia di dekatku bersikap demikian. Sikap mereka berubah dari yang awalnya biasa mereka lakukan. Membuat aku kembali terpaksa untuk menerka-nerka akan kemana irama mereka berikutnya.

Tentu bagi diriku yang selalu berada pada pola yang sama, jenis manusia yang seperti ini akan terasa menyulitkan. Mereka akan menjadi sosok yang sulit ditebak, sehingga dapat membawaku ke arah yang juga tak bisa diprediksi.

Sesuatu yang baru, dan tanpa persiapan apa-apa. Aku tak yakin akan menyukainya.

Lembayung

***

Seperti biasa baca di instagram dulu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa baca di instagram dulu!

🥂 13k comments and 9k votes for next 🥂

***

Dewan mengusap puncak kepala anaknya secara perlahan, sembari ditatapnya lamat-lamat wajah yang sedang tertidur pulas itu. Mulai dari alisnya yang kecoklatan, bulu matanya yang lentik, hidungnya yang mancung dan juga bibirnya yang berwarna cerah. Tampilan yang cukup untuk membuat Dewan merasa bangga akan genetikanya, Danes sangat tampan seperti dirinya. Bagaimana mungkin tampilan seperti ini dikatakan bukan darah dagingnya?

Meski sekalipun rambut yang dulu pernah dicat hitam kini sudah kembali menunjukkan warna aslinya, meski warna kulitnya berbeda jauh dengan miliknya, tetapi semua itu tidak bisa semata-mata membuktikan bahwa Danes bukan anaknya. Bisa saja semua itu diwariskan dari Evanna. Tak selamanya ayah dan anak harus terlihat serupa, bukan?

Bahkan sekalipun angka pada kertas tersebut menunjukkan kecocokan pada orang lain, lalu apa hal itu dapat membuat semuanya menjadi benar adanya? Kertas itu bisa jadi salah, tapi kedekatannya dengan anak semata wayangnya tidak bisa dielakkan. Dewan yang pertama kali menggendong bocah itu ketika kulitnya masih begitu merah. Dewan juga yang pertama kali memandikannya. Lalu apa hak kertas tersebut untuk menyatakan bahwa Danes bukan anaknya, bahkan setelah apa yang sudah mereka lalui bersama?

LembayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang