26. Satu Persatu Mulai Bicara
He already has family before, with the most beautiful wife I've ever seen, and a beloved son that he loves so much. A perfect family.
So it makes sense that my position will never be able to replace them, even after we get married, and I'm okay with that. From the start, I had no desire to be the only one for him.
I don't care about that, really.
Lembayung
***
🥂 12k comments and 6.5k votes for next 🥂
***
Baca fake chat part 37 dulu di instagram nonamerahmudaa ya!
Aku pengen update cepet setelah ini, jadi tolong bantu ramaikan komentar ya! Aku suka bacain komen kalian di tiap-tiap paragraf! Jangan lupa vote juga, happy reading semua!
***
"You can take her home." Dewan berkata kepada Mahatma kala itu.
"Sekarang? Bukannya masih ada beberapa tempat untuk dikunjungi?" tanya Mahatma bingung.
"It's too late, she must be tired," ucap Dewan.
"Kamu yang buat capek, Mas," ujar Mahatma. Mengingat bagaimana tadi calon kakak iparnya dikerjai habis-habisan oleh Dewan.
Bukannya merespon Dewan justru malah menatap layar ponselnya. Seperti ada sesuatu di sana yang begitu mendistraksi pikiran sang pria, sampai-sampai tak bisa fokus dengan lawan bicara di depan.
"I need to go, take care of her," ucap Dewan yang tanpa menoleh lagi langsung berlalu.
Sebetulnya Dewan tak ada kegiatan atau janji dadakan hari itu. Hanya saja dia butuh waktu untuk menepi sejenak, mencari tempat yang lebih hening untuk bicara kepada seseorang. Bahkan kala berhubungan intim dengan Maha saja Dewan tak peduli dengan dimana tempatnya. Pria itu tak pernah seperti saat ini, mencari tempat paling tenang yang dia bisa, tanpa gangguan dan tanpa ada potensi untuk dijeda, hanya untuk bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung
RomanceMaha menjual dirinya kepada putra tertua keluarga Admoejo. Mungkin itu kalimat yang paling tepat untuk mendeskripsikan kondisi perempuan tersebut saat ini. Setelah bisnis rintisan keluarganya masuk dalam fase menuju kebangkrutan, Maha tidak memiliki...