11. Tanpa Kata Kembali Mengenal
Caranya memang selalu begitu. Dia tidak suka berbicara, tidak suka berbasa-basi, mungkin karena baginya, hal tersebut sudah terlampau membosankan.
Hanya hangat tubuh yang ia cari, hanya bibir penuh cecap yang ia beri, seolah hanya itu yang bisa memuaskannya.
Mejelajahi tubuh serasa candu. Tanpa kata, hanya mulut yang terus bergerak, membuat jejak-jejak kemerahan, tanda kepemilikan yang penuh akan dominasi.
Pria itu menyukainya, bicara lewat sentuhan. Dia suka itu, saling mengenal tanpa banyak kata-kata.
Lembayung
***
Baca chat part 12 - 15 di instagram dulu ya!
🥂 4k comments and 4.5k votes for next 🥂
***
"Jadi gini, Mbak Maha." Untuk pertama kalinya Pradipa terlihat serius berbicara dengan Maha. Lihat saja duduk remaja itu berubah tegak, bersila di hadapan Maha seolah akan membahas masalah utang negara. "Ada nih, cewek, cakep, kakak kelas aku, dua tahun lebih tua ..."
Maha mengembuskan napasnya, "Iya, kamu naksir, terus?" Sekali dengar saja perempuan itu sudah langsung bisa menyimpulkan.
"Nah itu, terus aku ngga tau cara deketinnya gimana!" seru Pradipa sembari mencomot potongan buah yang dibawakan Maha tadi. "Mana tuh, dia tipe aku banget lagi."
"Tua?" ceplos Maha.
"Iya, sama kayak Mbak Maha, kan? Sukanya duda, udah punya anak lagi," balas Pradipa tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung
RomanceMaha menjual dirinya kepada putra tertua keluarga Admoejo. Mungkin itu kalimat yang paling tepat untuk mendeskripsikan kondisi perempuan tersebut saat ini. Setelah bisnis rintisan keluarganya masuk dalam fase menuju kebangkrutan, Maha tidak memiliki...