30. Luapan Pertama
Akhirnya ia terbakar juga. Kesabarannya yang setipis tisu, habis juga. Meninggalkan emosi yang meluap-luap, meledak bak gunung berapi.
Jika biasanya saat itu tiba, aku akan langsung memenuhinya, memberikan apa yang dia inginkan meski itu kadang bukan yang aku inginkan.
Tetapi kali ini, aku sepertinya gila, aku membuatnya tak terpenuhi, tanpa peduli dampaknya ke depan. Karena kali ini, aku bisa. Kali ini aku tidak membutuhkannya lagi.
Lembayung
***
🥂 13k comments and 7.5k votes for next 🥂
***
Buat kalian yang belum baca Additional Part 29 di Karyakarsa, saran aku kalian baca itu dulu sebelum ini, karena bakalan lebih kerasa pergulatan emosinya. Cuma 5k kok guys, dan bisa buka lewat web juga, bisa bayar lewat qris jadi gampang
Udah baca? Gas lanjut baca part di bawah! Jangan lupa tinggalkan komentar di setiap paragraf biar aku semangat buat nulis next partnya!
***
Dewan rasanya ingin meledak.
Ini sudah seminggu sejak mereka resmi menjadi pasangan suami istri. Namun tak sekali pun Dewan mendapatkan kesempatan untuk sekedar mencecap bibir perempuan itu.
Dan yang lebih menyebalkannya ialah perempuan itu beberapa kali terlihat berlalu lalang di rumahnya, dengan tanktop dan celana murahannya itu, lengkap dengan rambutnya yang dicepol asal dan kacamata yang bertanggar di pangkal hidungnya. Tanpa make up sama sekali, begitu jauh dari selera Dewan yang berkelas. Perempuan itu tampil dengan kondisi yang berbeda dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung
RomanceMaha menjual dirinya kepada putra tertua keluarga Admoejo. Mungkin itu kalimat yang paling tepat untuk mendeskripsikan kondisi perempuan tersebut saat ini. Setelah bisnis rintisan keluarganya masuk dalam fase menuju kebangkrutan, Maha tidak memiliki...