Karena bel sekolah tanda istirahat telah berbunyi, seluruh penghuni kelas segera berhamburan keluar kelas, ada yang ke kantin, kelapangan, keperpus bahkan ke toilet. Tanpa terkecuali anggota inti Dexter dan Lexi juga pergi ke kantin.
"Lisa, Rosè."panggil Krystal tiba-tiba nongol pas jam iatirahat.
"Iya buk."saut Lisa.
"Kalian ikut ibuk ke ruang BK."ucap nya pelan tidak teriak seperti biasa nya, tapi ntah kenapa membuat bulu kudul Lisa dan Rosè terasa meremang.
"Kita tunggu di kantin ya Rosè."ucap Jennie.
"Ok, pesanin gua Ramyeon pedas ya."pinta Rosè.
"Ok, sip. Jan lama-lama tapi."timpal Irene.
"Gak bakal lama kok."jawab Rosè langsung menuju ruang BK.
"Lo gak mau di pesanin juga Lis?."tanya Jisoo.
"Gak usah, sehabis dari BK gua langsung ke kantin."tolak nya.
"Ok, baek-baek lo sama buk Krystal biar tidak di hukum lagi lo. Bikin masalah mulu sih."ejek Seulgi.
"Nanti kalau gua jadi anak baik, buk Krystal gak ada kerjaan dong. Secara karena ada murid kek gua baru tuh guru BK kerja."celetuk Lisa sombong.
"Langganan BK bangga lo, udah sana Rosè udah jauh tuh."usir Wendy.
"Harus dong, bisa jadi sejarah ntar sama anak-anak gua di masa depan."ucap Lisa langsung ngacir.
"Anak sama Rosè kan!."teriak Jisoo.
"Taik Lo!."maki Lisa dan ketiga sahabat nya hanya tertawa menuju kantin.
.
.
.
.Rosè dan Lisa sudah berdiri di depan Krystal yang bersenser di meja sambil melipat tangan.
"Lisa orangtua mu sudah ku ibuk hubungi, mereka mengijin kan ibuk untuk menghukum mu dengan alasan tidak bisa datatang karena sibuk."Jelas Krystal.
"Sudah kuduga, mereka gak bakalan datang."gumam Lisa sedih. Dia sangat berharap mommy dan daddy nya bakal peduli pada nya kali ini. Tapi harapan tinggal harapan.
" Jadi mulai sekarng selama seminggu penuh kamu harus jadi penjaga perpustakaan."putus Krystal.
Mendengar itu mata Lisa terbelalak kaget, dia gak mau dong!, karena Lisa sangat anti dengan perpustakaan yang penuh dengan murid kutu buku.
"Jangan dong buk!, yang lain aja gimana?."protes Lisa menawar.
"Dua minggu!."putus Krystal.
"Gak buk, satu minggu. Lisa terima hukuman nya."saut Lisa cepat.
"Bagus, keliuar sana."usir Krystal pada Lisa.
"Maksih buk."pamit Lisa tersenyum senang dengan terpaksa.
Plak!.
Baru juga hendak menutup pintu langkah Lisa terhenti karena buk Krystal menampar Rosè cukup kuat.
"Sssssst."deisis Rosè menyentuh pipi nya yang terasa panas, dan menatap Krystal penuh tanya.
"Kamu ini sudah kurang ajar dan kelewatan Rosè!."bentak Krystal kerena tidak dapat membendung emosi nya lagi.
"Maaf buk, tapi maksud ibuk apa ya?, saya tidak mengerti?."tanya Rosè setenang mungkin. Dia tidak boleh tersulut emosi.
"Kamu sudah mengerjai guru, mempermalukan guru, memepermainkan saya. Apa itu belum cukup samapi kamu membohongi saya dengan memberi nomor palsu ha!."teriak Krystal.
"Nomor palsu?, saya benar-benar tidak mengerti maksud buk Krystal."jelas Rosè bingung.
"Nomor orang tua mu yang kamu kirim ke ibuk, tidak bisa di hubungi bahkan terdaftar pun tidak!."sentak Krystal.
"Hah!, kok bisa?."kaget Rosè tak percaya.
"Ya mana ibuk tau, orang kamu yang kirim nomor nya. Kok malah naya ibuk!."marah Krystal.
"Itu tidak mungkin buk."tolak Rosè menolak untuk percaya.
"Kamu tuduh ibuk bohong begitu!."bentak Krystal.
"Bukan buk tap----."
"Udah diam!, ibuk tidak mau dengar pembelaan mu lagi. Kau akan ibuk sekrors sampai orang tua atau wali mu yang datang kesekolah baru hukuman sekors mu berakhir!."putus Krystal tegas.
Rosè hanya menunduk, mengangguk lemas pada perkataan Krystal. Meremas tangan nya agar air mata nya tidak jatuh.
"Sekarang kamu keluar ruangan saya!."usir Krystal.
Dengan susah payah Rosè memasang muka biasa saja di wajah nya dan berjalan angkuh ke dalam kelas mengambil tas nya bukan nya pulang Rosè malah melangkah ke arah gudang kosong di bagian sudut gedung sekolah dan tidak pernah ada orang kesana.
Dengan gelisah dan takut Rosè berkali-kali menghubungi nomor mommy dan daddy nya, dan oprator selalu menjawab dan mengatakan nomor tersebut tidak terdaftar.
"Mom, dad. Rosè mohon angkat telfon nya."ucap Rosè lirih menggigit bibir bawah nya berusaha untuk tetap tidak menangis.
Belasan, puluhan, bahkan ratusan kali Rosè menelfon nomor mommy dan daddy nya tapi sia-sia, karena nomor itu sudah tidak aktif.
"Hiks hiks hiks, jadi sekarang gua benar-benar di buang."ucap Rosè menangis memukul dada nya yang terasa sesak.
"Mom, dad. Kenapa kalian tega sama Rosè?, kenapa kalian membawa Rosè kedunia ini jika pada akhir nya kalian hanya memberi luka. Rosè kangen sama daddy dan mommy. Rosè berharap dengan membuat masalah kalian akan peduli pada Rosè, walau tidak kembali jadi sebuah keluarga, setidak nya kalian peduli sama Rosè."rancau Rosè meremas rambur nya.
"Huaaaaaa, Tuhan apa salah ku?! sehingga kau memberikan cobaan yang begitu berat pada anak yang lemah ini?, apa aku lahir kedunia ini memang hanya untuk menderita, kespian dan dan sendirian?. Tuhan! Aku hanya ingin hidup bersama kedua orang tua ku, apa kah aku terlalu serakah karena mengharapkan itu?."
"Jika begitu, tolong bawa aku pergi. Aku tidak sanggup menanggung beban ini sendirian."mohon Rosè dengan lirih berlutut di tanah, mengadah ke langit memukul dada yang terasa sangat sesak dan deraian air mata.
Rosè yang kuat, hebat, di segani, selalu di andalkan oleh anggota geng nya, terkenal bringas dan hebat. Hanya lah seorang gadis lemah dan rapuh yang hanya menginginkan keluarga nya utuh kembali walau itu hal yang sia-sia.
Di kejauhan terlihat Lisa menggigit punggung tangan nya, agar tidak keluar isakan tangis yang dia tahan.
Awal nya dia hanya penasaran dengan sikap Rosè yang aneh menurut nya, di tambah dia di tampar dan di marahi buk Krystal.
"Aku pikir, aku yang selalu yang memiliki orang tua gila kerja dan sering mengabaikan ku, sudah sangat menyedihkan. Tapi ternyata ada yang lebih terluka dan menderita dari ku."ucap Lisa pelan sangat pelan agar tidak di dengar siapa pun.
"Rosè aku janji akan selalu menjaga dan berada di sisi mu kapan pun."gumam Lisa penuh keyakinan dan tekat. Melihat Rosè yang rapuh dan menangis pilu seperti itu membuat Lisa ingin melindungi gadis pirang itu.
"Tapi dalam ke adaan ini aku akan melihat dari jauh. Karena jika aku mendekat kau akan pergi jauh. Dan aku tidak mau kau menghilang dari pandangan ku."ucap Lisa dengan deraian air mata membasahi pipi nya dan juga terisak kecil.
"Menangis lah sepuas nya Rosè, karena setelah ini kau harus menagis dalam pelukan ku. Dan aku sangat ingin melihat senyum idah mu terpatri di wajah cantik mu."lanjut Lisa bermonolog sendiri menatap Rosè yang masih menangsi mengeluarkan selururuh kesedihan nya.
.
Bersambung.............
Semoga feel nya sampi ke kalian.
See you next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl vs Bad girl
FanfictionBagaimana jadi nya jika dua harimau ganas di tempat kan di satu hutan rimba. Kisah menceritakan tentang Roseanne Park dan Lalisa Manoban.