BG 13

151 23 2
                                    

"ROSÈ!."teriak Jennie saat gadis pirang itu hendak pergi ke gudang belakang sudut sekolah. Tempat Rosè pernah mengis dan menjadi tempat nomgkrong anak-anak Dexter jika hendak bolos kelas.

"Loh Jen?."bingung Rosè berbalik mendapat sang sahabat menghampiri nya dengan tergesa-gesa.

"Loh loh loh!, lo kenapa Jen?, lo nangis?, bilang siapa yang bernaj nyakitin lo?, biar gua hajar orang nya?."tanya Rosè tajam saat melihat mata Jennie merah habis menangis.

"Kenapa lo tolak Jisoo?!."sentak Jennie langsung saat sampai di depan Rosè.

"Lo ada di situ?, kok gua gak tau?."tanya Rosè bingung.

"Gua tanya kenapa lo gak nerima Jisoo, dia itu cinta sama lo!."bentak Jennie marah.

"Gua nolak Jisoo kenapa lo yang marah Jen?, seharus nya yang marah itu Wendy, atau Seulgi, mungkin juga Lisa karena gua nyakitin perasaan sahbat nya. Tapi Lo?."tanya Rosè bingung, berusaha menahan kekesalan nya pada Jennie yang tiba-tiba membentak nya.

"Harus nya lo terima perasaan Jisoo, atau setidak nya mencoba buat ngehargain perasaan Jisoo."Jennie tetap menyudutkan Rosè.

"Gua gak ada perasaan apa-apa sama Jisoo, jadi dari pada gua coba pacaran sama dia tapi ujung-ujung nya gua tetap  gak ada rasa. Itu bakal bikin Jisoo makin patah hati tau gak!."jelas Rosè dengan pelan, berharap Jennie paham.

"Tapi lo gak harus langsung nolak Jisoo kan?, lo bisa coba pertimbangin Jisoo. Dia tuh bener-bener suka sama lo Rosè!, cinta malahan!."kekeh Jennie tetap tidak terima dengan penolakan Rosè terhadap Jisoo.

"Orang gua udah bilang gak ada rasa sama Jisoo!."sentak Rosè yang mulai habis kesabaran nya.

"Tapi lo bisa pertimbangin Rosè!, lo gak mikir gimana sakit nya persaan Jisoo habis lo tolak ha?!, harus nya lo mikir!."bentak Jennie teriak tepat di depan Rosè yang sudah benar-benar hilang kedabaran nya.

Dan mereka menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar koridor sekolah.

"Udah gua bilang gua gak suka sama Jisoo, JENNIE!. lo tetap maksa gua!. Kalau lo suka lo yang pacaran sama Jisoo!, jangan maksain pendapat dan harapan lo ke gua!."balik teriak Rosè, bahkan urat leher nya namapak saking kesal dan marah nya pada Jennie. Untuk pertama kalia nya sejak mereka bersahabat sejak SMP Rosè dan Jennie saling membentak marah satu sama lain.

Mendengar teriakan Rosè, membuat Jennie terdiam, dia merasa tertohok dengan kata-kata Rosè pada nya.

"Kenapa diem?, lo pikir gua gak tau lo suka sama Jisoo?, gua tau Jen gua tau semua nya. Tapi gua diam, gua tunggu lo cerita ke gua kayak lo cerita ke Joy juga Irene. Kalau lo suka deketin, bukan kek gini cara nya. Lo seolah nngedukung dan menahan sakit hati hanya karena lo pikir gua bakal bahagia jadian sama Jisoo."jelas Rosè panjang lebar dan kini Jennie menunduk mencerna semua kata-kata Rosè.

"Dengar Jennie. Lo memang sahabat gua dan gua senang atas itu. Tapi gua yang nentuin kebahagian gua. NGERTI!."lanjut Rosè dan menekan kata 'ngerti'. Lalu pergi dari hadapan Jennie yang masih menunduk merasa bersalah.
.
.
.
.
.
Ting!!!!

Ponsel Lisa berbunyi dan dia melihat nomor tadk di kenal terpang-pang di sana. Dan Lisa sudah sangat hapal akan nomer itu.

"Huffff, sekarang apa lagi?."keluh Lisa dengan enggan tapi tetap membuka ponselnya dan membaca pesan itu.

"Lo harus hajar Sehun dari gang Dexter.
Atau anak-anak Lexi celaka."begitu lah isi pesan dari teror yang di terima Lisa.

"Hufff, maafin gua Hun."gumam Lisa penuh sesal saat melihat Sehun dan Suho berjalan ke arah nya menuju meje di belakang nya dengan nampan makanan di tangan mereka.

Bad girl vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang