BAD 32

136 28 4
                                    

Drap
Drap
Drap
Drap
Drap

Derap kaki terdengar memenuhi ruang koridor sekolah yang sudah sepi.

"Kemana gadis itu?."tanya salah satu pria bersepatu merah.

"Kita cari, aku yakin orang itu belum jauh."celetuk teman nya tapi mata nya berseliweran keman-mana.

"Iya, jika dia lolos dan membocorkan nya pada Lisa atau Rosè, maka habis lah kita di tanga Bos."celetuk salah satu nya lagi.

"Itu dia, ayo!."teriak laki-laki bersepatu merah munjuk ke arah sosok gadis yang berlari ke arah taman belakang.

"HEI!, BERHENTI LO!."teriak mereka berlari secepat mungkin mengerjar gadis itu.

"Siapa pun tolong, aku takut."gumam gadis itu ketakutan dan terus berlari, nafas nya tersengal-sengal, bahkan wajah nya memerah saking capek nya dia.

"WOI!, JANGAN KABUR LO!."teriak ke tiga laki-laki itu lagi, sudah tepat di belakang nya bahkan sudah sangat dekat.

BUK!

"Maaf maaf kan saya."panik gadis itu terjatuh karena menabrak seseorang.

"Kamu gak apa-apa kan Wen?, lo kalau jalan pakek mata dong!."teriak Jisoo pada gadis yang kini terduduk di lantai mendongak dengan penuh kelegaan.

"Maaf, gua di kejar."ucap gadis itu berusaha berdiri.

"Di kejar?, halu lo! Orang nggak ada siap-siapa di belakang lo."hardik Seulgi

Gadis itu sontak menoleh kebelakang dan benar-benar tidak ada siap-siapa di sana. Dia bingung mengapa ketiga orang itu menghilang tah kemana.

"Beneran, aku di kejar."ucap gadis itu meyakin kan.

Mereka tidak mau percaya, tapi melihat wajah merah dan keringat bercucuran di dahi gadis itu mereka mau tidak mau percaya.

"Kenapa lo di kejar?, trus siapa yang ngejar lo?."tanya Wendy bingung.

"Gua gak tau, tapi dia pakai seragam sekolah kita. Dan yang pasti mereka suruhan ketua osis."celetuk gadis itu bingung.

"Osis?, lo ada salah kali trus lari dari hukuman maka nya lo di kejar."curiga Seulgi.

"Bukan!, aku perlu ketemu Lisa sama Rosè sekarang. Kalian tau kan mereka di mana?."hadrik gadis itu tiba-tiba tidak sabaran.

"Ngapain. Lo jadi kelihatan mencurigakan?."curiga Jisoo.

"Merek dalam bahaya!, jadi gua mohon antar gua ke Lisa sama Rosè."ucap gadis itu memohon.

"Bahaya?, lawak lo!. Lo tau kan Lisa sama Rosè itu siapa?. Lo kalau mau bohong yang bagusan dikit lah."kekeh Wendy sinis.

"Sumpah gua gak bohong!, gua denger sendiri dengan mata kepala gua sendiri kalau Suzy ngerencanain hal jahat ke merek berudua."jelas gadis itu makin memohon.

"Jangan bohong lo."ancam Seulgi.

"Gua punya bukti nya."ucap gadis itu menujukan sebuah video di ponsel nya dan dan dengan cepat dia kembali masukan ke dalam saku.

"Lo kirim aja video itu ke kita, biar kita yang bilamg sama mereka."tawar Jisoo.

"Nggak, aku perlu ngomong langsung sama mereka, dan aku perlu jaminan keselamatan, karena mereka udah tau wajah aku."ucap gadis itu tegas namun juga takut.

Wendy, Seulgi, dan Wendy teridam dan nampak berfikir, dan kemudian mereka bertiga mengangguk.

"Ya udah lo ikut kita."putus Jisoo dan merek ber emapat berjalan ke arah larkiran dan segera menuju markas Dexter dan Lexi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad girl vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang