BG 19

183 23 8
                                    

"Loh?. Kalian kok di sini?."kaget Bambam saat melihat Suho, Sehun dan Mina di sebuah rumah kecil di mana Lisa menyuruh mereka kesana.

"Kita di suruh Bos kita lah. Lah lo pada ngapain di mari?."tanya Sehun bingung.

"Di suruh Lisa juga."saut Kai dengan bingung.

"Kok bisa samaan sih?."bingung Mina.

"Mana kita tau, kalian salah alamat mungkin."tuduh Sehun.

"Bener kok alamat nya, nih."ucap Bambam menunjukan alamat rumah yang di kirim Lisa pada mereka.

"Iya ya, trus maksud bos kita sama bos kalian ngumpulin kita apaaan?."bingung Momo.

"Ya gatau, mening tunggu mereka dateng aja dah."usul Suho.

Mereka pun setuju menunggu, dan tak berapa lama terdengar suara motor berhenti di depan rumah tersebut, dan masuk lah Lisa dan Rosè kedalam.

"Udah datang semua?."tanya Lisa langsung duduk di sofa yang kosong.

"Emang bos ada manggil orang lain ke mari?."tanya Bambam.

"Nggak." Jawab Lisa sambil melepas jaket kulit nya.

"Lo ada manggil yang lain selain mereka gak?."tanya Lisa pada Rosè yang sekarang sedang menegak minuman soda nya di depan kulkas.

Tuk!

"Gak ada, cuman mereka bertiga."jawab Rosè setelah meletakan kaleng soda nya di meja.

"Berarti udah semua dong. Ya udah langsung aja."celetuk Lisa, Rosè mengangguk setuju dan duduk di sofa single.

"Lo aja yang cerita."tunjuk Rosè pada Lisa.

Lisa pun mengangguk dan mulai menceritakan bagaimana dia dan Rosè di teror dan dan di ancam, untuk terus-terusan membuat masalah di sekolah dengan ancaman jika mereka menolak akan melukai teman-teman nya.

"Jadi maksud nya kecelakaan waktu gua jatuh dari tangga itu, ancaman buat bos?!."pekik Mina kaget.

"Iya."angguk Rosè lesu.

"Sialan, siapa yang berani-berani nya ngancem kalian!."marah Kai."

"Itu dia, yang mau kita bicaraain. Kita mau kalin bantu kita buan nyelidikin pelaku nya."ucap Rosè.

"Cara nya bos?."tanya Suho.

"Kita nyewa seorang heker, dan orang itu bilang pelaku nya adalah murid  sekolah SamYang. Jadi kita harus selidikin seluruh murid baik itu anggota Dexter, Lexi atau pun bukan nggota gang."jelas Lisa.

Membuat mereka terhenyak.

"Kita bukan bermaksud buat nuduh. Tapi kita harus menyelidiki semua tanpa terkecuali."tambah Rosè.

Mereka masih terdiam, dan namapak ragu-ragu.

"Kita gak maksa. Kalau kalian tidak bersedia bantu juga tidak apa-apa."ucap Lisa setelah menghela nafas. Dia tau kereshan teman-teman nya.

"Iya, tolak jika tak bersedia. Jangan sungkan hanya karena kami ketua kalian."ucap Rosè tersenyum tulus pada merek berenam.

"Apa Teman-teman kalian seperti Jisoo cs, dan Jennie cs juga termasuk?."tanya Momo ragu-ragu.

"Kenapa tidak, selidiki saja semua nya."jawab Rosè yakin.

"Iya, tapi ini rasahsia untuk sementara, jika tidak adan anak Lexi atau Dexter terlibat maka kita beritahu yang lain nya. Dan kita percaya kalian maka nya kami meminta bantuan kalian."tutur Rosè panjang lebar.

"Gua ikut bos!."putrus Sehun membuat Rosè tersenyum.

"Kita juga ikut."putus Bambam dan di angguki oleh Kai dan Momo.

Rosè kemudian melihat ke arah Suho dan juga Mina, menanti keputusan mereka beruda.

"Kita ikut!."jawab mereka serempak.

"Thanks teman-teman."ucap Rosè tertawa senang.
.
.
.
.
.

Di sekolah

"Hai Rosè?."sapa Jisoo sambil tersenyum hangat pada nya.

"Juga."jawab Rosè cuek dan terus melanjuka langkah nya.

"Apa kabar?."tanya Jisoo basa-basi.

"Seperti yang lo liat."jawab Rosè se ada nya.

Hufff!, desah Jisoo karena semakin kesini Rosè semakin menghinsari nya.

"Rosè, walau lo udah nolak gua berkali-kali, dan nyuruh gua menjauh. Gua bakal tetap usaha agar lo liat gua."ucap Jisoo dengan yakin dan penuh tekat berjalan di samping gadis itu.

"Dari pada lo berusaha agar gua liat lo, mening lo sadar dan lihat sekeliling lo. Ada seseorang yang begitu sangat mencintai lo Jisoo."ucap Rosè berhenti melangkah dan melipat tangan sambil menatap Jisoo tegas.

"Tapi gua gak cinta dia Rosè, gua cinta nya sama lo. Dan gua gak mungkin terima dia tanpa dasar cinta."tolak Jisoo cepat.

Mendengar ucapan Jisoo, Rosè tersenyum sinis dan menatap Jisoo meremeh kan.

"Trus apa beda nya sama gua Jisoo?, gua gak juga gak suka lo kan?."ucap Rosè sinis dan pergi meninggalkan Jisoo yang mematung di temapat nya mendengar kata-kata Rosè.

Lalu kemudian tangan nya mengepal keras.

"Pasti karena Lisa."gumam Jisoo marah menyalahkan orang lain akan patah hati nya di tolak oleh Rosè untuk kesekian kali nya.
.
.
.

Di kantin, ada Wendy dan Seulgi yang sedang manikmati makan siang mereka.

"Gi, gua lihat semalam Lisa  bareng mommy, daddy nya."celetuk Wendy di sambil ngunyah.

"Seriusan?, diamana?."tanya Seulgi penasaran.

"Di sebuah restoran bintang lima, kebetualan saat itu gua juga lagi dinner sama keluarga."ucap Wendy tersenyum senang.

"Gua senang akhir nya Lisa bisa kumpul bareng orang tua nya. Yahhh walau pun kita udah cukup kelewatan sama dia."keluh Seulgi.

"Benar, gua merasa bersalah. Seharus nya dalam urusan cinta mereka kita tidak terlalu memihak. Dan rencana nya gua mau minta maaf sama Lisa."ucap Wendy.

"Gua ikut."timpal Seulgi. Wendy mengangguk mengiya kan.
.
.
.
.
.

"Tes! 1 2 tes. Suara nya sudah bagus pak."terdengar suara menggema di setiap ruangan di kawasan sekolah.

"Selamat siang anak-anak. Saya Pak Siwon selaku kepala sekolah di SMA SamYang ini ingin mengumumkan. Bahwa dalam tiga minggu kedepan kita akan mengadakan kegiatan tengah semester. Jadi seperti tahun-tahun sebelum nya seluruh murid bebas mengajukan kegiatan nya dan berikan berkas nya pada OSIS, untuk di seleksi kegiatan di setujui atau tidak. Sekian pemgumuman dari saya. Selamat siang."ucap Pak Siwon mengakhiri pengumuman nya.

"Ok teman-teman!, untuk semua perlomaban kegiatan tengah semester ini kita harus meraup semua juara!."pekik Lisa berdiri di atas kursi.

"Woooooooooooooo!."sorak mereka semua kegirangan.

"Kita jangan sampai kalah dengan mereka!, Dexter pasti menang!."teriak Rosè juga berdiri di atas meja nya.

"Dexter Dexter Dexter!."teriak semua anak Dexter ada yang lompat, memukul-mukul meja.

Di tengah sorakan penuh semangat itu, Lisa dan Rosè saling menatap penuh kepercayaan diri satu sama lain.

"Lo pasti kalah!."ucap Lisa yakin.

"Mimpi, Dexter tidak kenal yang nama nya kekalahn."saut Rosè dengan sinis.

Walau merka sedang keja sama dam mencari tau peneror mereka, tapi dalam hal kegiatan tegah semester ini merka tidak akan berdami.
.
.

Berdambung.........
.
.
Tapi apa kah akan berjalan lancar?
.
Siapa yang tau kan?.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
.
.
See you next chapter.

Bad girl vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang