BG. 10

186 22 2
                                    


Rosè menyeka keringat di dahi dan leher nya dengan tangan,  setelah selesai menjalankan hukuman nya ya itu, keliling lapangan utama sekolah sebanyak sepuluh kali.

"Minum dulu."ujar Jisoo menyodorkan sebotol minuman dingin ke arah nya.

"Oh!, thanks."ucap Rosè langsung menegak setengah air dalam botol itu.

"Ahhh, legaaa."ucap Rosè puas.

Sap!

Dengan tiba-tiba Jisoo mengelap keringat Rosè dengan telaten dan lembut, membuat Rosè tersentak dan kemudian dia tersadar.

"Biar gua aja!."ucap nya tegas, mengambil tisu dari tangan Jisoo dan mengeser duduk nya, supaya berjarak dari Jisoo.

"Sorry, gua gak bermaksud bikin lo gak nyaman."ucap Jisoo merasa bersalah.

"Ok, gua gak suka di perlakukan manis seperti itu, oleh orang asing."ucap Rosè tanpa berusaha menghibur Jisoo.

Deg!

Hati Jisoo mencelos mendengar perkataan Rosè. Tapi dia pura-pura biasa aja.

"Oww, jadi kita masih termasuk orang asing begitu?."ucap Jisoo menunjukan ketersingguangan nya, becanda.

"Bukan sih, tapi kita juga tidak sedekat itu. Jadi..... ya gitu deh."jelas Rosè seada nya, membuat Jisoo hanya mengangguk  paham.

"Gua ke Jennie dulu, sekali lagi thanks minuman nya."pamit Rosè segera pergi dari  pinggir lapangan.

Jisoo menatap punggung Rosè yang menghilang dari pandangan.

"Hufff, susah juga deketin lo Rosè."gumam nya menghela nafas kasar, seolah beban berat menimpa kepala nya.

"JISOO!."teriak Wendy dari jauh sambil melambaikan tangan.

"TUNGGU GUA!."balas Jisoo teriak san berlari kearah teman-teman nya, yang sudah menenteng tas masing-masing dan juga tas nya, mereka memutuskan bolos untuk hari ini.
.
.
.
.
.
.

"Udah datang lo Rosè?."ucap Jennie saat gadia blonde itu berjalan santai ke arah gudang belakang sekolah, yang terbengkalai. Tempat Rosè pernah menangis dulu, sekarang sudah di bersihkan sedikit untuk tempat mereka.

"Heran gua, bisa-bisa nya lo tiap hari bikin ulah."keluh Joy saat Rosè baru saja mendudukan diri di salah satu kursi kosong.

"Hehehe, biasa nya juga gua bikin masalah kan."jawab Rosè santai.

"Iya, tapi ulah lo ini berbeda saat lo berulah dulu, trus lo bikin masalah hanya menjahili guru, bolos, terlambat. Tapi sekarang lo sering berulah dengan merusak properti sekolah."jelas Irene yang akhir-akhir ini menggeleng kepala dengan kelakuan Rosè.

"Yaaa, pengen cari kesenangan baru aja sih."jawab Rosè seolah itu bukan apa-apa.

"Untung sekarang hanya di minta ganti rugi, kalau lo di keluarin dari sekolah gimana?."tuding Jennie kesal dengan  kelakuan Rosè akhir-akhir ini.

Rosè terdiam, dan nampak berfikir.

"Bukti nya kan gua gak pernah di keluarin dari sekolah."ucap Rosè cuek.

"Kalu semisal lo di keluarin bagai mana?."tanya Joy lagi.

"Kan belum. Udah lah gak usah di bahas, kalau di keluarin nanti baru di pikirin."ucap Rosè malas, dan membaringkan diri di sofa kusam di sana dan menutup matanya dengan lengan.

Hal itu membuat ketiga sahabat nya menghela nafas, pasrah karena merek tau Rosè sedang malas membahas hal itu.
.
.
.
.

"Daddy?, mommy?, kapan pulang?."tanya Lisa kagey saat iya hendak bersiap ke sekolah, melihat  orang tua nya duduk di  meja makan.

Bad girl vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang