BG.9

189 19 5
                                    


Teror yang di alami Rosè tidak hanya hari itu saja, setiap hari di pagi hari Rosè selalu menerima paket misterius itu, bahkan di loker dan laci meja nya di sekolah dia sellau mendapat paket itu.

"Sial!, siapa sih neror gua!."geram Rosè kesal meremas boneka kelinci dengan penuh amarah.

"Kalau sampai aku menemukan orang nya, abis dia."geram Rosè berjalan menuju kelas nya dari taman sekolah.

Ting!!.

Ponsel Rosè berbunyi, tanda ada notif pesan masuk.

"Hancurkan kaca ruang guru. Jika tidak satu orang akan celaka."

Rosè membaca pesan itu, dan rahang nya semakin mengeras. Tapi berusaha me gabaikan pesan teror itu yang kini mulai menyerang nya dari ponsel nya juga.
.
.
.
.
.

"Lisa?."panggil Suzy.

Lisa yang di panggil menoleh dan mengangkat sebelah alis nya.

"Gua minta tolong lo anterin  buku ini ke ruang guru."pinta Suzy.

"Kenapa harus gua?, lo gak lumpuh juga."tolak Lisa mentah-mentah.

Sruk!.

"Anterin cepat, gua mesti ke ruang kepsek."paksa Suzy membuat Lisa mau tak mau harus melakukan nya.

"Dasar sialan!."maki Lisa kesal menuju kantor guru.

"Hei BRO?!."panggil Mina di atas tangga kebetulan Rosè lewat.

"Yo!."balas Rosè melihat Mina dan kemudian mata nya terbelakak kaget.

"Akh!!."teriak Mina jatuh terguling dari lantai atas.

"Mina!."teriak Rosè menangkap Mina cepat sebalum sampai lantai dasar.

"Astaga Lisa!, gua gak nyangka lo tega ngedorong Mina ke bawah!."teriak salah seoarang siswa, yang dimana pas kejadian Lisa pas tepat lewat di belakang Mina.

"Bukan gua woi!."teriak Lisa protes tidak terima.

"Gua lihat dengan mata kepala gua sendiri ya, lo yang dorong Mina!."teriak siswa tadi.

"Mau gua hajar Lo!."ancam Lisa.

"Dasar preman, mau di tutupin kek gimana pun tetap preman!."teriak beberapa siswa brengan.

"Lo gak apa-apa kan Mina?."tanya Rosè khawatir.

"Gak papa kok,  untung lo cepet nolongin gua, jadi cuman luka lecet di siku, lutut samapergelangan kaki gua terkilir."jelas Mina.

"Gua antar kerumah sakit ya!."usul nya.

"Gak usah, UKS sekolah aja."tolak Mina.

"Ok ayo."ucap Rosè cepat sambil memapah Mina. Sebelm pergi dia menatap Lisa seoalah memberi isyarat agar gadis itu tidak usah membantu.

"Gua nggak nyangka lo setega itu."tuding salah satu siswa.

"Kita tau lo nakal juga ketua gang Lexi sekolah kita, tapi ngak nyangka gua lo bisa nenglakuin hal berbahaya kek gitu."timpal seorang siswa lagi.

"Dasar berandalan!."maki siswa yang lain.

"Udah gua bilang bukan gua yang dorong Mina ya! Tapi lo pada tetep nuduh gua! Emang lo punya bukti gua pelaku nya!."sentak Lisa marah.

"Mau bukti apa lagi sih?!, jelas-jelas lo yang di belakang mina pasa jatoh. Kalau bukan lo siapa lagi!."marah seorang siswa.

"Lagian Mina anak Dexter, siapa tau kan lo negalkuin itu biar ada perang Lexi sama Dexter di sekolah ini."tutur seoarang siswi.

Bad girl vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang