Tap!
"Oi!, lo apa-apan sih Rosè!."pekik Lisa kesal, saat gadis itu merampas ponsel nya kasar.
Rosè tidak peduli dengan kekesalan Lisa, dengan tenang dia keluar dari game yang di mainkan Lisa dan memeriksa pesan di ponsel gadis poni itu.
"Lo gila ya!, ngapain lo keluar dari game ege.!"bentak Lisa marah, berusaha merampas ponsel nya di tangan Rosè, tapi gadis itu malah menghalangi Lisa dengan lengan kiri nya dan lengan kanan nya terus saja mengotak atik ponsel Lisa.
"Siniin ponsel gua!."ucap Lisa makin kesal.
"Nanti, gua mau lihat."tolak Rosè.
Lisa semakin gencar merebut ponsel nya di tangan Rosè, karena terganggu dengan cepat tangan kiri Rosè membawa tangan kanan Lisa ke perut nya dan menahan nya di sana, hingga sekarang Lisa terlihat memeluk Rosè dari samping.
"Lo liat apa sih di ponsel gua?!."tanya Lisa tidak memberontak lagi bahkan sekarang dia bersender dagu di bagu Rosè.
"Lo di ancam kan?."tuding Rosè melirik Lisa.
"Dih sok tau lo."ucap Lisa menoyor kepala Rosè pelan dengan tangan kiri nya.
"Gak usah bohong, gua kenal nih nomor."ucap Rosè yakin menunjukan menunjukan ponsel itu pada Lisa.
"Jangan-jangan lo yang neror gua!."pekik Lisa menuduh.
Plak!
"Sembarangan lo ngomong!."pekik Lisa menggeplak kepala Lisa kuat.
"Awww, sakit taik!."maki Lisa mengsuap poni nya meringis.
"Nih, bukti nya."Rosè menunjukan pesan ancaman yang dia terima selama ini pada Lisa.
"Kok bisa?, lo tau pelaku nya?."tanya Lisa bingung.
"Kalau tau siapa dalangnya apa gak gua hajar orang nya."tutur Rosè menatap Lisa kesel.
"Ya maaf."ucap Lisa cengengesan.
"Temen-temen lo sama anak Lexi tau ini?."tanya Rosè.
"Nggak, gua rahasian. Gua gak mau ada keributan."jawab Lisa sudah berhasil mengambil alih ponsel nya dan posisi mereka masih sama, entah mereka sadar atau tidak, atau mungkin juga terlalu nyaman.
"Bagus, dan kita harus bekerja sama untuk mencari pelaku nya."ucap Rosè tegas.
"Harus, enak aja mereka neror gua dan ngancem gua."angguk Lisa setuju.
"Tapi ada yang lo curigaain gak?."tanya Rosè.
"Mmmm, gak ada. Lagian selain lo gua gak ada musuh tuh."jawab Lisa setelah berfikir beberapa saat.
"Bener juga sih. Jadi siapa ya?, bingung gua."keluh Rosè sambil bertopang dagu di atas meja.
"Hahh, tapi kita bisa mulai dari melacak nomor ini."usul Lisa, tangan masih di perut Rosè, dan juga masih bersandar dagu di bagu Rosè, dengan nyaman.
.
.
.
.Brak!
"Sialan lo Lisa!."maki Jisoo kesal meninju dinding di samping sebuah gang.
"Jisoo?, lo kenapa?."tanya Jennie yang kebetulan lewat di depan gang itu.
"Ternyata sahabat lo brengsek ya!."bentak Jisoo marah pada Jennie.
"Maksud lo apan sih!."balik Jennie membentak karena kaget, juga kesal di bentak Jisoo.
"Lo lihat sensdir."sengak Jisoo menyodorkan ponsel nya pada Jennie, dan di terima dengan penuh kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl vs Bad girl
FanfictionBagaimana jadi nya jika dua harimau ganas di tempat kan di satu hutan rimba. Kisah menceritakan tentang Roseanne Park dan Lalisa Manoban.