Rosè dan Lisa sudah selesai di periksa juga sudah sadar, seikit lemas memang juga masih kesakitan, tapi mereka tidak apa-apa dan juga tidak mengenai organ dalam.Setelah acara maaf-maafan mereka berbincang-bincang di ruang rawat hingga malam dan tak terasa mereka semua tertidur di sofa ruang VVIP.
Tapi tidak dengan Rosè dan Lisa yang kini asik, berbaring di atas brangkar sambil memandangi langit-langit ruanng inap mereka yang putih membosan kan itu.
"Apa ada informasi baru dari Bambam dan yang lain nya?."tanya Lisa berbisik membuyarkan keheningan yang sedang terjadi.
"Kata mereka besok kita bisa mengintrogasi laki-laki yang di suruh meledakan gas beberapa hari lalu."ucap Rosè tapi mata nya masih ke langit-langit rumah sakit begitu juga dengan Lisa.
"Lalu Jungkook?."lanjut Rosè bertanya pada Lisa.
"Entah lah, tapi menurut ku dia sangat berbahaya."celetuk Lisa.
"Hah, kau benar."setuju Rosè menghela nafas resah.
"Kau tidak takut?."tanya Lisa menoleh pada Rosè.
"Tentu saja, aku juga manusia memiliki rasa takut. Tapi bukan berarti aku akan lari."jawab Rosè menoleh pada Lisa dengan tatapan tegas.
"Aku juga takut."ucap Lisa sambil terkekeh lucu.
"Tapi aku yakin kita pasti bisa menghadapi nya. Kan?."ujar Lisa seolah meminta pendapat Rosè.
"Tentu. Baik Jungkook atau peneror itu, kita pasti bisa menghadapi mereka. Bukan kita sudah setengah jalan?, jadi sebentar lagi ini semua akan selesai."tutur Rosè panjang lebar.
"Jika semua ini selesai apa yang akan kau lakukan?."tanya Lisa dengan ragu-ragu.
Sejenak Rosè terdiam sambil menghirup nafas kasar dan menghembuskan nya segera.
"Seperti kata ku dulu, aku akan pergi dan memulai hidup baru."ujar Rosè entah kenapa dia merasa berat mengucapkan nya di depan Lisa.
"Pergi?, kau akan meninggalkan sahabat-sahabat mu?."ucap Lisa sekuat tenaga agar tidak memekik marah.
"Aku akan menjelaskan nya pada mereka dan aku yakin mereka akan mengerti. Lagi pula aku tidak memiliki alasan sepesial untuk bertahan di sini."ucap Rosè mengalihkan pandangan nya karena Lisa kini memandang nya dengan tatapan terluka entah kenapa.
"Benarkah?, tidak ada yang sepesial?."tuntut Lisa dengan suara serak dada nya terasa sesak.
"Tentu saja Jennie dan yang lain nya sepesial bagi ku, dan aku juga berterimakasih pada mu karena selalu ada untuk ku selama ini. Tapi aku tidak memiliki alasan untuk tetap di sini, aku tidak akan melupakan kalian tapi aku juga butuh waktu menata hidup ku. Aku ingin pergi dan akan kembali jika kehidupan ku sudah tertata dan bisa melepaskan kedua orang tua ku sepenuh nya dari dalam hidup ku."jelas Rosè panjang lebar yang kini memunggungi Lisa sepenuh nya.
"Coba fikir lagi, apa benar-benar tidak ada hal sepsial yang bisa membat mu mengubah pemikiran mu?."tanya Lisa lebih menuntut dan kini sudah turun dari berangkar nya.
"Tidak ada Lisa."jawab Rosè tegas.
Set
"Sungguh benar-benar tidak ada?."tanya Lisa tepat di samping telinga Rosè membuat gadis itu kaget dan menoleh ke arah nya.
Deg!
Mereka saling adu tatap satu sama lain, Rosè bingung melihat tatapan Lisa yang sangat berbeda dari biasa nya.
"Sungguh?, benar-benar tidak ada?. Coba tanya pada hati mu yang terdalam Rosè."pinta Lisa lagi dengan lembut dan ada nada memohon di sana.
"Tidak ada Lisa. Kau mengharapkan jawaban yang seperti apa. Memang bersama kalian menyenangkan. Tapi aku ingin pergi menyembuhkan luka ku."jawab Rosè kini merasa sedikit ragu-ragu.
"Apa tidak bisa di obati di sini saja?, aku bisa membantu mu mengobati nya. Dan bersumpah tidak akan membiarkan Manson dan Jesica menganggu mu lagi."ucap Lisa terdengar putus asa membuat Rosè makin bingung dengan sikap Lisa.
"Aku ingin sembuh sendiri, aku tidak mau merepotkan mu. Lagian kau punya kehidupan sendiri untuk apa kau terus mengutamakan ku Lisa?, baik kau dan aku terluka karena keluarga bukan kah lebih baik kita menyembuhkan luka kita masing-masing? Tanpa merepotkan satu sama lain?."ucap Rosè berharap Lisa mengerti namun sepersekian detik terlihat raut wajah terluka dari Lisa.
"Jadi?, kau merasa repot dengan ku selama ini???."ucap Lisa berjalan mundur.
"Lisa?!."panggil Rosè panik duduk dengan cepat hendak menahan tangan Lisa.
"Ternyata begitu, maaf sudah merepotkan mu selama ini. Aku janji tidak akan melakukan nya lagi. Sungguh!."ucap Lisa salah paham dengan maksud Rosè.
"Hei Lisa dengar, aku tidak merasa repot sedikit pun. Sungguh."jelas Rosè mendekat pada Lisa dan menatap gadis poni itu dengan lembut.
Tapi Lisa tidak mau lama-lama menatap Rose, dan memilih mengalihkan pandangan ke arah samping.
Grep!
"Maaf membuatmu merasa terluka, sungguh aku tidak pernah merasa kau merepotkan. Melainkan aku senang dan bahagia dengan mu selama ini, bahkan lebih senang di banding bersama Jennie, Irene dan Joy."ucap Rosè dengan tulus dan jujur. Sambil memegang wajah Lisa dengan kedua tangan untuk menatap nya.
"Sungguh?."ucap Lisa kini melihat mata Rosè dengan intes.
"Sungguh."jawab Rosè sambil tersenyum manis pada Lisa.
"Memang harus nya begitu."ujar Lisa tertawa senang dan gembira pada Rosè.
"Jadi jangan marah lagi ok."ucap Rosè tertawa.
"Aku tidak marah!."elak Lisa menjauh dari Rosè.
"Kau marah."kekeh Rosè.
"Tidak, kau pasti salah lihat."elak Lisa kembali berbaring di atas brangkar nya menutup seluruh tubuh nya dengan selimut.
Rosè terkekeh melihat Lisa, dan kembali tidur di brangkar nya juga dan membelakangi Lisa.
"Dia sangat lucu."batin Rosè gemas.
"Kau senang bersamaku, tapi kau tetap pergi kan?, aku tidak berani untuk menahan mu."batin Lisa tersenyum pahit dan memilih tidur memejamkan mata.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah sekolah di liburkan selama seminghu karena insiden ledakan itu, kini proses belajar mengajar kembali di lakukan seperti biasa nya.
Kring....kring...kring.....
Terdengar suara bel berbunyi tanda sudah waktu nya jam isturahat semua orang berbondong-bondong keluar kelas menununu kantin, ada yang kelapangan, ke perpustakaan dan lain nya.
Tidak terkecuali Rosè, dan Lisa bersama anak-anak Dexter juga Lexi.
"Wahh, kalian makan dengan sangat lahap ya."ucap Sana muncul bersama Somi dan Suzy di meja mereka.
"Memang harus lahap kan, karena setelah ini sesuatu yang besar akan terjadi."timpal Somi sambil terkekeh puas.
"Maksud lo?."tanya Jennie bingung.
"Entah lah yaaaa, tapi yang pasti bakalan seru."celetuk Suzy melirik Lisa dan Rosè yang yang menatap dia bingung.
"Aneh lo!."maki Wendy.
"Hahahahahahaha."tawa mereka bertiga sambil tertawa dan pergi bergitu saja.
"Dih, dasar aneh."celetuk Joy.
"Bisa-bisa nya kita milih orang aneh seperti mereka jadi anggota osis."ucap Seulgi menggeleng.
"Udah biarin aja. Mungkin mereka lagi seteres ngurusin urusan osis."celetuk Irene membuat mereka memganguk setuju.
Sedangkan Rosè Lisa tidak pedul dan terus menyantap makan mereka dengan lahap tanpa mempedulikan sekitar.
.
Bersambung.....
.
.
See you netx chapter....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl vs Bad girl
FanfictionBagaimana jadi nya jika dua harimau ganas di tempat kan di satu hutan rimba. Kisah menceritakan tentang Roseanne Park dan Lalisa Manoban.