BG 26

157 26 2
                                    

Setelah sekian lama berpelukan ria di bawah hujan layak nya film india, kini Rosè dan Lisa sudah mandi air hangat dan memakai jaket tebal karena kadua gadis itu kedinginan.

"Kalian tunggu di sini, kami akan membuat sup untuk kalian."ucap Jennie lembut mengusap bahu Rosè, lalu menarik Joy dan Irene keluar kamar.

"Aku bantu yang lain beresein kaca yang di pecahkan Lisa tadi."ucap Joy berjalan ke arah jendela ruang tamu dan JenRene menuju dapur.

Sedangkan di kamar Rosè dan Lisa duduk bersebelahan dengan di balut selimut tebal, mereka diam dan hanya saling lirik saja.

"Terima kasih. Lisa."ucap Rosè lirih.

"Untuk?."bingung Lisa menoleh.

"Karena menolongku, tapi aku merasa lebih baik jika kau biarkan saja aku tenggelam."ucap Rosè menoleh pada Rosè.

"Sudah ku bilang kan jangan lakuin hal nekat itu lagi!."tanpa sengaja Lisa membentak Rosè karena tidak suka Rosè bicara begitu.

"Kenapa kau begitu peduli?. Mereka saja tidak?."tanya Rosè sambil menyerngitkan dahi bingung namun di samping itu hati nya sedikit menghangat.

"Itu orang tua mu, bukan aku Rosè. Jika mereka tidak peduli maka aku peduli, jika mereka melukai mu, maka aku akan menjagamu. Aku Lalisa manoban. Bukan Jesica atau pun Manson."ucap Lisa tegas menatap Rosè dengan tatapan teduh dan lembut juga penuh ketulusan.

"Kenapa?, kenapa kau sepeduli itu pada ku?, orang tua ku aja meninggalkan ku, apa lagi elo?. Memang nya lo siapa ha?. Kita kenal juga gak Lisa?."tuding Rosè menatap Lisa dengan sorot curiga namun terluka.

"Gua juga gak tau, kenapa gua mau lakuin itu ke lo Rosè, yang gua tau gua mau jagaain lo, gua mau lo selalu bahagia."jels Lisa mengusap pipi Rosè dengan lembut.

"Tapi kenapa Lisa?."tanya Rosè lagi dia benar-benar bingung sekarang. Dan juga bingung jawaban apa yang ingin dia dengar dari Lisa.

Lisa diam, menatap Rosè dengan lembut dan di balas tak kalah lembut oleh Rosè.

"Jangan tanya alasan nya Rosè, karena gua juga gak tau. Oke!,  lo cukup biarin gua buat jagaain lo, ya?."ucap Lisa kini tersirat tatapan memohon dalam tatapan Lisa.

"Hahhh, ok, terserah lo."ucap Rosè akhir nya mengangguk pasrah.

Lisa tersenyum manis, karena bahagia Rosè memberi nya ijin untuk menjaga gadis itu. Bahkan saking bahagia nya dia tanpa sadar membawa Rosè ke dalam  pelukan nya.

Hal itu membuat Rose kaget, namun kemudian dia tersenyum tipis dan membalas pelukan Lisa.
.
.
.
.

"Kita harus segera memberi tahu bos tentang informasi yang kita dapat ini."ucap Bambam.

"Lo bener Bam, tapi kalau bisa kita kumpulkan sedikit bukti nya."setuju Sehun.

"Gua setuju sama Sehun,  tapi gua gak nyangka ledakan itu di persiapkan untuk Bos Lisa sama Rosè."celetuk Momo.

"Bener banget, ga kebayang gua kalau sempat rencana orang nya meneror bos berjalan mulus."timpal Mina menggeleng menolak percaya.

"Gua benar-bener kesal sama peneror itu, kalau gua tau orang nya gua bakal kasih mereka pelajaran karena berani mencelakai ketua Dexter yang udah begitu baik."geram Suho tidak main-main dengan kata-kata nya mereka semua terdiam tapi dalam hati mereka setuju dengan pendapat Suho.
.
.
.
.
.

"Ini lo berdua makan dulu, lalu minum obat. Jangan sampai kalian sakit."ucap Jennie masuk kamar dengan membawa dua mangkok sup dengan nampan.

"Lisa lo tidur di sini aja, udah kemaleman kalau lo pulang kerumah."usul Jennie sambil duduk di sofa kamar Rosè.

"Gua juga gak ada niatan pulang."gumam Lisa pelan.

"Lo bilang apa Lis?."tanya Jennie yang tidak mendengar gumaman Lisa.

"Gak,  makasih atas sup nya."ucap Lisa menggeleng sambil membawa magkok sup ke pangkuan nya dan memakan nya dengan lahap.

Sedangkan Rosè menatap Lisa dengan tatapan penuh pertanyaan, karena mereka duduk bersamaan jadi dia dengar gumaman Lisa. Lisa menyadari tapi memilih untuk abai.

Setelah mekan Sup dan obat, Lisa dan Rosè kini sudah tertidur di kamar Rosè di tempat tidur dan selimut yang sama.

"Gimana ke adana mereka?."tanya Jisoo saat melihay Irene dan Jennie keluar kamar Rosè.

"Mereka lagi tidur, untung mereka gak terkena demam."ucap Jennie duduk di sofa kosong.

"Bagus deh, tapi hebat juga mereka gak demam di guyur hujan deras  berjam-jam."celetuk Seulgi sedikit puas.

"Iya, tapi gua penasaran sama hubungan mereka berdua?, dan juga kenpa bisa Lisa sedekat itu dengan Rosè?, sejak kapan?."celetuk Irene duduk di samping Jennie.

Mendengar pernyataan Irene, Jensoo segera mengalihkan pandangan ke arah lain secara tiba-tiba.

"Itu gak usah terlalu kita fikir kan, yang penting sekarang kita harus ada di samping mereka dan mendukung mereka sebagi sahabat Lisa dan Rosè."celetuk Wendy menyadari keterdiaman Jensoo.

"Gua setuju dengan Wendy, kita juga jangan maksa mereka buat cerita apa yang terjadi sama mereka. Kita cukup mendukung mereka apa pun yang terjadi. Kita sama-sama tau mereka berdua tidak sekuat image mereka sebagi ketua gank Dexter dan Lexi."ucap Joy muncul dari arah dapur memba beberapa minuman hangat dan cemilan dengan nampan.

"Eh btw, kita kalian juga nginap di sini aja, udah jam setengah dua malam loh."saran Irene melihat ke arah jam dinding.

"Em, emang gak papa?."tanya Jisoo tidak enak.

"Gak apa-apa, lagian rumah Rosè banyak kamar kosong. Jadi terserah kalian tidur  dimana."ucap Jennie.

"Ya udah, kita tidur sekamar aja."angguk Seulgi.

"Ok, kita tidur duluan."pamit Irene berdiri dari duduk nya, di ikuti Jou dan Jennie.

Wendy cs hanya mengangguk, karena mereka maaih mau nonton sebelum tidur.
.
.
.
.

Sedangkan di kamar, Rosè terbangun kerena mau ke kamar mandi.

Tuk!

"Ssssttttt!."tanpa sengaja Rosè menyenggol tangan Lisa dan gasis poni itu mengerang seperti kesakitan tapi tetap tidur.

"Hah, Luka?."bingung Rosè kaget melihat tangan Lisa yang terdapat luka gores yang cukup dalam di telapak tangan gadis itu.

"Dua dua nya lagi."gumam Rosè merasa sedikit hawatir, lalu segera turun dari temlat tidur dan mengambil kotak P3k di atas lemari dan mengobati luka Lisa dengan sangat pelan agar gadis itu tidak terbangun bahkan memperban nya dengan rapi.

Cup
Cup

Rosè mengecup telapak tangan Lisa yang sudah dia perban dengan sangat lembut.

"Cepat sembuh Lis, gua juga gak suka lihat lo terluka kek gini."ucap Rosè mengusap wajah Lisa dengan lembut lalu tersenyum hangat dan kembali membaringkan diri di samping Lisa dan kembali tertidur.

.
.
Bersambung......
.
.
Apa kah bibit cinta telah tumbuh?.
.
.
Atau hanya perasaan sayang karena senasip?.
.
.
See you next chapter.
.
.





Bad girl vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang