PLAK!!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi putih itu hingga meninggalkan jejak merah bekas tamparan di sana. Membuat orang-orang di sekliling menatap bingung kejadian itu, di tambah suara tamparan yang sangat keras.
"Bos?, bos tidak apa-apa?."tanya Sehun dengan panik menghampiri Rosè sebagai orang pertama yang sadar akan situasi nya.
"Rosè?, pasti sakit. Sini aku obatin."panik Jennie berlari mendekat dengan satu botol air dingin juga sapu tangan.
"Sssttt."gumam Rosè merasa perih di pipi nya karena terkena kompresan Jennie.
"Sorry. Tahan ya."ucap Jennie dengan begitu perhatian sambil meniup pipi Rosè berharap mengurangi rasa sakit nya.
"Apa-apa an ini nyonya?, anda datang-datang dan main tampar saja?!."tanya Irene kesal menatap Jesika yang berdiri dengan arogan dan penuh emosi di lapangan sekolah yang hampir sepi karena sudah jam pulang.
"Diam kamu!."bentak Jesika marah pada Irene.
"Kamu keterlaluan Rosè!, tega kamu mencelakai Diana hingga masuk ruamh sakit!, jika marah dan dendam lampiaskan pada ku! Kenapa harus pada Diana putri ku!. Seharus nya kau melindungi nya sebagai saudara!."bentak Jesika pada Rosè dengan penuh amarah.
"Mencelakai?, Diana?, aku?."ucap Rosè menatap Jesika dengan tatapan bingung.
"Iya!, kau mencelakai Diana kan!. Kau menyuruh anak buah mu mencelakai Diana sebagai balas dendam mu pada ku kan?!."tuduh nya dengan penuh keyakinan.
"Yak nyonya Jesika Kwon!, atas dasar apa anda menuduh saya seperti itu?, lagian untuk apa saya melakukan itu?, memang anda siapa sehingga saya harus membalas dendam pada anda?."tanya Rosè dengan santai bahkan hampir mencibir pada Jesika.
Deg!
Dan hal itu membuat Jesika kaget, namun juga merasa sesak di dada nya karena perkataan Rosè yang tidak mengakui nya.
"Dasar anak kurang ajar!, apa pastas bersikapa arogan dan tidak sopan pada ibu mi seperti itu!."bentak Jesika marah, marah pada perkataan Rosè. Dan tentu saja semua di dengar oleh mereka yang masih di sana.
"Apa?, ibu?. Hahahahahahahahaha. Apa karena sudah tua anda jadi pikun?!, bukan kah anda sendiri yang meninggalkan saya dulu dan tidak mau mengakui saya anak anda?, lalu kenapa anada tiba-tiba marah?."ucap Rosè penuh dengan nada mencemoh dan menghina menatap lekat pada mata Jesika bukan tatapan rindu tapi muak!. Ya! Rosè sudah benar-benar muaka melihat Jeskia atau pun Manson.
"Kau!, dasar kurang ajar!."bentak Jesika mengangkat tangan hendak menampar Rosè lagi.
PLAK!
"Lisa!."terdengar suara tamparan dan bentakan yang keras, bukan! Bukan Lisa yang di tampar!. Tapi Jesika yang di tampar oleh Lisa. Entah dari mana gadis poni itu tiba-tiba datang.
"Apa-apan kamu Lisa!."bentak Sandra keras .
PALK!
"Dasar kurang ajar!, berani nya kamu memukul istri saya!."bentak Yuri setelah menampar Lisa kuat
BUGH!
"Tutup mulut mu sialan!."desis Lisa marah memukul Yuri dengan kuat.
"Lisa!, kau mau menjadi berandalan kurang ajar ha!."bentak Marco marah mengayunkan tangan pada Lisa tapi tangan kekar itu berhenti di udara karena Lisa menatap nya dengan tajam tidak ada ketakutan di sana.
"Sudah kuperingatkan kan?, agar kau ataupun mantan suami sialan mu itu untuk tidak menemui Rosè lagi. Tapi kau masih tetap saja."berang Lisa menunjuk Jesika yang kini sudut bibir nya memar akibat tamparan Lisa. Tapi gadis itu tetap mengenggam tangan Rosè erat.
"Dia melukai Diana, hingga putri ku masuk rumah sakit!, lagian dia juga putri ku aku punya hak untuk menemui nya!."tantang Jesika dengan berani menatap Lisa.
"Dia! Bukan putri mu!. Bukan putri mu!. Bukan kah kau sendiri yang tidak mengakui nya?, Jadi jangan pernah temui Rosè lagi apa pun alasan nya. Ncam kan itu!."ancam Lisa dengan sungguh-sungguh pada Jesika yang diam membeku.
"Lisa?, berhenti jadi pemberontak dan pulang lah kerumah."pinta Sandra dengan sungguh-sungguh.
"Sejak kapan kalian jadi rumah ku?."tanya Lisa mencemoh dan menatap sinis Sandra.
"Lisa, daddy dan mommy minta maaf nak kami sungguh-sungguh menyesal. Pulang ya kita mulai semua dari awal. Kali ini kami akan membuktikan ke sungguhan kami nak."bujuk Marco membuat langkah Lisa terhenti dan menoleh ke arah orang tua nya. Tapi tangan nya masih tetap me genggam tangan Rosè erat.
"Memang seharus nya Lisa kembali pada orang tua nya."batin Rosè hendak melepaskan tangan nya dari genggaman Lisa.
Set!
"Apa yang ingin kau lakukan Rosè."bisik Lisa tidak suka menatap Rosè.
"Orang tuamu benar, sebaik nya kau pulang bersama mereka. Aku bisa mengurus diri ku sendiri."jawab Rosè berbisik masih berusaha melepaskan gengaman Lisa yang setiap kalia mencoba lepas genggaman itu semakin kuat.
"Jangan coba-coba Rosè."ancam Lisa marah pada gadis pirang itu membuat dahi Rosè menyerngit bingung. Tapi malah di balas tatapan tajam oleh Lisa.
"Lisa, pulang ya nak."bujuk Sandra dengan lembut.
Intrupsi Sandra membuat perhatian Lisa kembali kearah mommy daddy nya. Dan menatap mereka bergantian lalu mencibir dan menatap hina.
"Aku tidak butuh kalian untuk tempat ku pulang. Kalian bukan rumah ku dan sampai kapan pun akan tetap begitu."ucap Lisa dengan penuh ketegasan dan menyeret Rosè pergi dari lapangan dengan sedikit kasar.
Hal itu membuat Marco dan Sandra terhenyak kaget, dan merasa terluka akan ucapan Lisa putri mereka.
"Lisa, kau akan melukai Rosè!."peringag Joy yang melihat cara Lisa menyeret Rosè pergi.
"Bubar semua bubar!."teriak Sehun menyadari kerumunan di sana dan membuarkan orang-orang.
.
.
.
.
.
.
.
Di suatu tempat sudur lingkungan sekolah, terlihat tiga orang murid tertawa puas melihat pertunjukan seru di lapangan itu."Wahh, lihat betapa cantik nya wajah marah merka."ucap Suzy tertawa puas.
"Kau benar, tapi aku tidak menyangka akan rekasi besar Lisa untuk membela Rosè."timpal Sana melipat tangan di dada juga terlihat sangat puas.
"Iya, Jungkook melakukan tugas nya dengan baik."puji Somi.
"Hahahaha, tapi dari mana dia mendapat informasi ini. Bahkan kita tidak tau akan hal itu walau kita sudah menyelidiki kehidupan peribadi mereka."ucap Suzy penasaran.
"Aku tidak mempedulikan nya, tapi dari sini kita bisa tau langkah kita selanjut nya."ucap Sana dengan semirik jahat nya.
"Benar, mungkin kita bisa mulai dari teman-teman mereka atau langsung menargetkan Lisa dan Rosè. Yang pasti nya mereka berdua harus hancur." Ucap Suzy dengan penuh niat jahat.
Prang!
"Siapa itu!."teriak Somi sambil berlari kerah sumber suara.
"Sial!, ada yang menguping. Cepat kejar dia!."teriak Suzy marah saat melihat ada seorang gadis yang berlari menjauh dari mereka.
"Ayo, jika dia membocorkan nya, bisa mati kita!."ucap Sana berlari mengejar.
"Aku akan minta tolong pada orang surugan Tirex yang sekolah di sini."ucap Somi langsung menghubungi seseroang dari ponsel nya.
"Sial sial sial. Gadis itu harus segera kita tangkap!."berang Sana frustasi.
..
Bersambung......
.
.
See you next chapter.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl vs Bad girl
FanfictionBagaimana jadi nya jika dua harimau ganas di tempat kan di satu hutan rimba. Kisah menceritakan tentang Roseanne Park dan Lalisa Manoban.