selamat membaca!
Kurang lebih tiga bulan sudah Sisca tinggal bersama Shani, banyak yang mereka lalui bersama. Shani yang tau tentang seluruh masa lalu Sisca lalu dia berkata siap untuk selalu ada dalam proses hidup Sisca.
Sekarang ini merupakan hari kelulusan Sisca, di mana Shani yang akan terus mendampingi. Seperti sekarang, Shani mengambil cuti sehari untuk hadir dalam wisuda Sisca.
Dalam tiga bulan ini pula, mereka sudah sangat dekat. Seperti halnya mereka yang sekarang sudah tidur dalam satu kamar yang sama, dan Shani akan terus memeluk Sisca untuk dapat tidur.
Dan Sisca yang memang senang dalam memasak sekarang lebih sering memasak, terlebih saat tau makanan apa yang disukai Shani, juga menyiapkan kopi untuk Shani.
Perasaan Shani tumbuh, tak kala saat dia tau jika senyum manis milik Sisca menyimpan luka dan trauma. Bukan rasa kasihan, tapi rasa sayang terus hadir dalam setiap perlakuan Sisca.
Seperti sekarang, di hari wisuda Sisca. Shani jatuh cinta ntah untuk kesekian kali sekarang, walau dia tau jika dirinya hanya akan dianggap sebagai teman dekatnya.
Teman dekat mana yang akan tidur dalam satu kamar dan saling berpelukan setiap malamnya? Agaknya hanya mereka.
Shani sebenarnya tau jika dirinya hanya sebagai penenang dan obat dari luka yang Sisca punya. Tapi setidaknya Shani bahagia karena Sisca tetap terus hidup karena dirinya.
Sebelumm lulu, Sisca sibuk dengan kegiatannya juga bermain dengan beberapa temannya, itu terjadi setelah akhirnya dia merasa mulai sembuh, dirinya mulai kembali terbuka lalu kembali berteman, mengesampingkan traumanya.
Aku datang ke wisuda Sisca dengan menepati janji ku, yaitu membawa kedua orang tua ku untuk ikut hadir dalam hari yang harus dia rayakan ini.
Karena hal itu, kami sampai disaat acara telah selesai, disaat yang lain sudah sibuk berfoto dengan keluarga mereka masing-masing. Aku melihat ke sekitar mencari Sisca, setelah berkali-kali telepon ku sama sekali tidak diangkat olehnya.
Aku kembali menelepon hingga telepon ke tujuh dia mengangkatnya, "kamu di mana Sis? Aku sama Papa dan Mama udah di depan aula," tanyaku.
"Sebentar aku ke sana, tolong fotoin sekitar kamu dong biar aku enak carinya. Nanti aku dateng sama photografer ya, kita foto bareng," ucapnya pada sambungan telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
kita | shansis - end
Randomini tentang perjalanan dengan rusak, patah, dan luka 'kita' setelahnya.