Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka sudah pulang dari pantai, tentunya sebelum kembali ke vila mereka mampir ke supermarket untuk membeli bahan makanan agar rencana Sisca berjalan lancar, rencana untuk bakar-bakar di taman belakang villa dengan Gita dan Kathrina.
"Tadi Gita chat, dia nitip buket bunga. Tapi, dia minta buat kamu yang pilihin, aneh kan?" ucap Shani.
Shanu menatap Sisca sekilas sebelum kembali fokus pada jalanan di depannya.
"Ya sudah, nanti mampir ke toko bunga dulu ya? Siapa tau Gita nitip ke aku karena dia tau selera Cici nya tuh jelek," ejek Sisca.
Wajahnya terlihat mengejek ke arah Shani, tepat di saat Shani juga menoleh pada Sisca yang sedang mengejeknya.
"Wah! Kamu ya? Nanti kita pilih bareng aja, tapi yang paling banyak milih tetap kamu. Soalnya wanita cantik pasti tau bunga yang cantik," goda Shani.
Sisca hanya menatap malas sebelum akhirnya menatap keluar jendela, dengan Shani yang tertawa melihat reaksi Sisca.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Silakan tuan putri, semoga nyaman dan senang saat berbelanja," ucapku.
Aku membuka pintu mobil untuknya, dengan Sisca yang hanya menatap ku sekilas sebelum akhirnya keluar lalu menggenggam tanganku.
Kami masuk, dia langsung sibuk dengan kegiatannya memilih bunga pesanan Gita, agaknya anak itu benar-benar ingin meresmikan hubungannya dengan Kathrina malam ini.
Aku berpisah dengan Sisca, aku berjalan ke arah rangkaian bunga mawar putih yang tersusun rapi, memilih yang paling indah dan paling harum untuknya.
Katanya dia suka dengan mawar, terutama dengan mawar putih. Seperti suci walau penuh dosa, tapi mawar itu tidak akan ternoda. Itulah yang selalu dia ucap seperti itu jika dia bercerita tentang mawar.
Usai ku pilih segala mawar dengan dominan mawar putih yang ku pegang, memilih untuk masuk untuk membayar dan membuatnya menjadi buket yang indah untuk Sisca ku.
"Halo Kak, lagi apa di sini?" tanya ku.
Aku menyenggol pelan bahunya, dengan dia yang terkejut namun menjawab pertanyaan ku itu.