kita | shansis - end

tahun

selamat membaca!

Kami berada di dalam mobil, dengan Kathrina yang sudah tertidur tepat di samping Gita yang sekarang ini sedang mengemudi.

"Sejak kapan tidur? Kenapa ga ditinggal aja itu, kasian lho dia?" tanyaku dan Gita terkekeh.

"Kalian kan sama, kalau pas lagi tidur terus ditinggal pas kebangun malah nangis. Heran, kalian ini sudah berumur kok masih manja kek anak kecil?" jelas Gita.

Aku langsung menoleh ke arah Shani yang mengangkat kedua tangannya dengan tersenyum, lalu aku menatap Gita yang langsung mengalihkan pandangannya.

"Ya ga tau tuh siapa yang kasih tau Gita, siapa tau dia denger kalau kamu nangis tengah malem karena kebangun tapi ga liat ada aku, padahal lagi ke dapur buat bikin kopi," nalas Shani.

Aku memalingkan wajah ku dengan cemberut lalu menatap ke arah luar jendela.

"Pesanan Cici udah aman kan ya? Sekarang ada yang kurang? Atau udah aman semua?" tanya Shani.

Aku dapat melihat Gita yang hanya mengangguk tidak menjawab, dengan Shani yang ikut mengangguk.

"Sini deketan, ngantuk kan?" tanya Shani.

Aku menoleh lagi padanya yang sekarang sudah menarik tubuh ku, menaruh tangannya pada pinggang ku untuk masuk ke dalam mimpi.

"Tidur aja, kalau udah sampe hotel biar aku yang angkat kamu. Atau mau aku bangunin kalau udah sampai hotel?" tanya Shani lagi.

Akuu mengangguk, dengan kepala ku yang sudah berada tepat di bahunya, dengan dia yang terus mengusap kepala ku.

"Kalau aku ga bangun, tolong di angkat ya? Cape," bisik ku.

Aku semakin mengeratkan pelukan ku pada boneka yang sedaritadi tidak lepas dari pelukku ini, sesekali mengubah posisi ku juga mencari posisi ternyaman untuk terlelap.

Mereka sampai pada parkiran hotel, dengan Kathrina yang sudah bangun dan malah terkejut dengan adanya Shani dan Sisca di dalam mobil.

"Bunga yang Cici pesan masih ada di bagasi tuh," ujar Gita.