Di bawah sengatan raja siang yang menerangi Bumi Cendrawasih. Di antara lebatnya ilalang hijau kecoklatan serta rimbunnya pohon gaharu. Seolah menjadi saksi bisu menggaung keras suara rentetan menyerupai petasan dari dua kelompok yang beradu.
Puluhan anggota mengenakan seragam militer tampak bersembunyi di balik celah ilalang dan batang pohon.
Beberapa di antara mereka menelungkup dengan mengarahkan moncong senjata ke arah lawan.
Mereka terus mengawasi dan mengamati pergerakan dari kelompok bersenjata berpakaian serba hitam tersebut.
Kelompok pemberontak yang dengan sengaja telah mengibarkan bendera fajar timur di atas pegunungan Yahukimo.
Anggota Pasukan Khusus, di bawah komando Kapten Reyvitto terus saja memuntahkan anak peluru dari laras panjang mereka.
Panasnya mentari rupanya tidak sepanas bubuk mesiu yang secara bergantian dihempaskan dari sarangnya.
Dua orang pasukan tampak tengah berbincang serius.
"Kapten, sepertinya kelompok Babon tidak pantang menyerah," seru sertu Genta kepada kapten Rey di balik wajah berbalut penutup kain hitam tersebut.
Kapten Rey mengangguk membenarkan. Dia mengambil alat komunikasi berupa radio HT yang diletakkan di balik seragam.
Rey mulai memberikan instruksi kepada seluruh anggota yang berada di sekitar lokasi.
"Zainal-Ende-Rembang-Opak, Black Tiger memberikan arahan," ucap Rey dari balik saluran HT.
"10-4, lanjut Komandan."
"Pergerakan musuh semakin beringas, tarik mundur pasukan. Kita atur strategi penyerangan besok," perintah Rey.
Terdengar seluruh anggota zero team menerima perintah dari komandan mereka.
Zero Team merupakan nama kelompok di bawah kepemimpinan Kapten Reyvitto atau Black Tiger.
Puluhan pasukan khusus pun bergerak mundur dan turun dari atas bukit. Adu tembak yang terjadi tadi bukan hanya mencelakai anggota dari kelompok Babon -nama pemimpin dari kelompok separatis tersebut- tapi juga beberapa aparat militer terkena tembakan mereka.
Anggota yang terluka segera dilarikan ke klinik kesehatan yang berada di wilayah Yahukimo dengan peralatan seadanya.
***
Menjelang senja, di kala anggota zero team sudah kembali ke markas untuk mengatur strategi melawan kelompok pemberontak, mereka dikejutkan oleh teriakan histeris warga yang berlari ketakutan.
Rey dengan sigap langsung keluar dari markas dan melihat yang terjadi.
Matanya terbelalak ketika dia melihat kobaran api yang memanas dari klinik kesehatan.
Beberapa tenaga medis yang tidak bersalah turut menjadi korban jilatan lidah api yang tak pandang bulu.
Selain itu, kelompok pemberontak juga secara bergerilya menyerang dan membantai warga sipil.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, CAPTAIN! (TAMAT)
RomanceCerita Fiksi-Romance Semua peristiwa tidak benar terjadi Blurb : Reyvitto, Kapten pasukan khusus yang bertugas di wilayah konflik Bumi Cendrawasih. Menanggulangi kelompok yang berniat memberontak dan membuat kericuhan di sana. Dokter Jennifer, dokte...