Bab 14. Berpisah

1K 54 7
                                    

Suara letusan dari proyektil yang dilemparkan mendengung di seantero hutan perawan malam mencekam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara letusan dari proyektil yang dilemparkan mendengung di seantero hutan perawan malam mencekam ini.

Sisa prajurit yang ditugaskan oleh Adhikara untuk meneruskan pencarian dan pengejaran terhadap kelompok separatis Babon, nyatanya berbuah hasil.

Beberapa anggota Babon berhasil ditemukan dan saat ini tengah terjadi adu lempar timah panas di antara dua kelompok berbeda tujuan itu.

"Target berada di titik seberang. Perkecil jarak agar memudahkan penangkapan.

"Terus berjalan dengan tenang dan tanpa menimbulkan keributan," tutur satu prajurit yang memimpin pencarian malam ini.

Pergerakan pun dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Jarak pandang yang tidak terlalu jauh, memudahkan prajurit untuk mengejar target.

Melalui bantuan dari pantulan sinar dewi malam yang malam ini memancarkan cahaya terangnya, seolah melancarkan aksi para prajurit.

Ketika jarak target sudah berhasil dicapai, semua prajurit pun membentuk formasi pengepungan.

Mereka segera menyerbu dengan menodongkan senjata api ke arah target dengan posisi melingkar.

"Menyerahlah, kalian tidak akan bisa kabur ke mana-mana lagi!" seru prajurit dua.

"Kami tidak akan mau menyerah kalah dan mencium tanah bumi ini. Kami tidak sudi," tolak mereka tegas.

Seluruh prajurit serempak mengokang senjata api mereka.

Tidak ada gurat ketakutan di wajah para pemberontak. Mereka justru tersenyum puas seolah tertangkapnya mereka merupakan suatu kemenangan.

"Tembak kami ... maka kalian akan di cap melanggar hak manusia," ejek salah satu dari pemberontak membuat wajah prajurit berubah geram.

"Kami tidak akan menembak kalian, kalau kalian mau bersikap kooperatif."

"Tapi kami lebih memilih ditembak," sarkas pemberontak dengan berani tak mengenal takut.

"Brengsek!" Prajurit yang bertugas sebagai pemimpin pun memberi kode kepada yang lainnya agar menghentikan percakapan yang tidak berfaedah.

Dia menyuruh semua rekannya untuk menarik tangan target kemudian mengikat mereka dengan satu sama lain dan membawanya bertemu aparat pemerintah.

"Bos, tentara itu berhasil diselamatkan dan sekarang dia sedang dibawa kembali ke kota."

"Sialan! Setelah ini dia pasti akan menangkap saya. Lebih baik saya mundur dari jabatan ini agar tidak terlalu dicurigai."

***

Tandu yang membawa Reyvitto masih harus melewati medan terjal dan berliku. Cahaya matahari yang sudah membelakangi bumi cenderawasih, cukup mempersulit perjalanan para prajurit dan tim medis untuk kembali ke desa.

YES, CAPTAIN! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang