Bab 3. Penyerangan Kembali

2K 104 7
                                    

Sertu Ferdi memberikan ekspresi melongo mana kala Jennifer mengatakan kalau dia akan menghubungi keluarga tunangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sertu Ferdi memberikan ekspresi melongo mana kala Jennifer mengatakan kalau dia akan menghubungi keluarga tunangannya.

"Jadi, Anda sudah bertunangan, dok?" Seketika Ferdi dilanda gagap ketika mengajukan pertanyaan kepada Jennifer.

Sangat berbeda saat dia menawarkan diri ingin mengantarkan Jen ke pos wartel.

Sertu Ferdi bahkan mengatakannya dengan lantang dan percaya diri. Tetapi, setelah secara lugas Jennifer berucap bahwa dia sudah bertunangan, membuat semangatnya berangsur surut.

Jennifer mengangguk membenarkan pertanyaan dari sertu Ferdi.

Dia bahkan tidak malu-malu menunjukkan cincin emas yang tadi menjadi pemicu kekesalannya dengan kapten Reyvitto ke hadapan sertu Ferdi.

Wajah Ferdi semakin mencelos dan ekspresinya semakin memelas.

"Sayang sekali dokter Jen sudah memiliki tunangan," gumam Ferdi masih bisa didengar jelas oleh Rey dan Jen.

Kemudian dalam sekejap mata, ekspresi Ferdi kembali semangat mana kala dia teringat sesuatu.

"Tapi tidak masalah, dok. Mari saya antar ke pos wartel," ajak Ferdi sumringah.

Rey tiba-tiba menarik tangan Ferdi yang hendak berjalan mengiringi Jennifer.

"Kenapa, Kapten?" tanya Ferdi bingung.

"Kau mau antar dia ke pos wartel?"

Ferdi mengangguk.

"Kau tidak takut ada penyerangan lagi?" cecar Rey dan langsung mendapatkan gelengan tegas dari Ferdi.

"Justru saya mau menunjukkan ke dokter Jen kalau saya ini berani. Siapa tahu hatinya dokter Jen tergugah," jawab Ferdi penuh keyakinan.

"Maksudmu?" selidik Rey kali ini dengan tatapan menyelidik.

"Walaupun dokter Jennifer sudah memiliki tunangan tapi sebagai prajurit pemberani, saya pantang mundur sebelum bendera kuning berkibar," seru Ferdi bersemangat.

Kening Rey mengerut.

"Bendera kuning?" ulang Rey merasa ada yang janggal.

"Kalau masih janur kuning, saya masih bisa mendapatkan jandanya, Kapten. Kalau udah bendera kuning, mana mungkin saya mendapatkan mayatnya." Ferdi melenggang pergi mengejar langkah santai Jen yang sudah lebih dulu berjalan meninggalkan lapangan markas.

Rey terbengong tidak dapat mengeluarkan lagi kata-kata dari bibirnya.

Pandangannya terus mengawasi jarak antara Ferdi dengan Jen sampai kedua punggung mereka tidak dapat lagi terlihat oleh mata kapten Reyvitto.

***

Kedua manusia berbeda gender dan profesi itu sudah berada di pos wartel.

Ferdi membantu Jen untuk meletakkan ponselnya pada tempat yang sudah disiapkan.

YES, CAPTAIN! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang