Bab 16. Bahagia?

1K 50 11
                                    

"Apa sekarang posisiku sudah tergantikan dengan sertu Ferdi, Jen?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa sekarang posisiku sudah tergantikan dengan sertu Ferdi, Jen?"

Jennifer berlari mendekati Reyvitto yang kini tengah menusuknya dengan tatapan setajam pedang.

Setelahnya dia pun memeluk tubuh tunangan yang selalu dia rindukan selama 5 bulan ini.

Wajah Reyvitto yang semula datar dan tegang, sedikit demi sedikit mulai memunculkan garis bulan sabit melengkung ke atas.

"Kenapa bohong? Tadi pagi aku telpon ayah dan bilang kamu masih koma," gerutu Jennifer memukul pelan punggung Reyvitto.

"Sengaja ... aku mau buat kejutan." Reyvitto melirik tajam kepada Ferdi yang sedang menyaksikan interaksi dirinya dengan Jennifer.

Ferdi dengan berani menghampiri dua sejoli itu.

"Terima kasih kembali hidup dan selamat, Kapten," ucap Ferdi.

"Tadi saya belum sempat mengatakan itu karena kita harus bertugas," lanjut Ferdi terdengar tulus.

Jennifer melepaskan pelukannya kepada Reyvitto.

"Kau berkata seperti itu secara tulus atau terpaksa, Ferdi?" sindir Reyvitto telak kepada Ferdi.

"Tentu saja tulus, Kapten. Bagaimana pun juga, kau kapten terhebat yang pernah saya kenal," balas Ferdi justru menimbulkan tawa remeh dari Reyvitto.

"Hubungan kita sudah ngga perlu dirahasiakan lagi 'kan, Jen?" Tatapan Reyvitto tertuju kepada Ferdi yang masih menatap tanpa gentar.

"Maaf, Vitto. Waktu kamu hilang, aku ngga bisa lagi pura-pura. Akhirnya semua yang ada di sini tahu tentang kita."

Reyvitto tidak marah. Dia justru mengecup kening Jennifer di hadapan Ferdi.

"Aku justru senang karena mulai hari ini aku ngga perlu menutupi hubungan kita di depan orang-orang." Ucapan Reyvitto seolah tengah menyindir seseorang yang sedang merasakan gejolak bara api di dalam hatinya.

Ferdi tertawa mendengkus. Dia berjalan melewati Reyvitto dan Jennifer. Namun, suara Reyvitto sontak membuatnya berhenti sesaat.

"Jangan menjadi duri di dalam daging, sertu Ferdi. Jangan merebut apa yang bukan menjadi milikmu," tegas Reyvitto yang sudah tidak perlu lagi menahan perasaannya akibat cemburu.

"Saya bukan menjadi duri di dalam daging, Kapten. Saya menjadi ikan remora untuk Jennifer si hiu buas. Saya akan selalu menempel di dekat dokter Jen. Anda tidak bisa mencegah atau menghalangi saya seperti Anda yang tidak akan bisa membuat ikan remora pergi dari tubuh hiu."

Dengan penuh percaya diri Ferdi menuntaskan kalimatnya yang sudah membuat Reyvitto kesal hingga ke ubun-ubun. Seandainya dia tidak berhutang penyelamatan dengan Ferdi, sudah pasti detik ini juga wajah menyebalkan Ferdi sudah berhasil dia lumpuhkan.

Jennifer yang mendengar sudah bingung harus menanggapinya seperti apa. Nyatanya semangat Ferdi terlalu kuat. Entah sebuah semangat atau rasa tidak tahu malu yang dimiliki oleh Ferdi.

YES, CAPTAIN! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang