Bab 7. Persaingan

946 57 2
                                    

"Jen, bagaimana syarat agar aku bisa menggantikan posisi tunanganmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jen, bagaimana syarat agar aku bisa menggantikan posisi tunanganmu?"

Semua yang mendengar sontak terdiam dan terperangah.

Dokter Jennifer sudah bertunangan?
Sejak kapan dokter Jennifer bertunangan?
Siapa tunangan dokter Jennifer?
Kenapa tidak ada sama sekali pemberitaannya di media mana pun?

Seperti itulah runtutan pertanyaan demi pertanyaan yang sekarang bersarang di kepala prajurit dan tenaga medis rekan Jennifer, kecuali Reyvitto.

Saat ini semua bola mata hitam itu terfokus pada sosok dokter cantik yang kini sedang memasang wajah gelisah.

Pertanyaan dari sertu Ferdi bagai lemparan batu besar mengenai kepala Jennifer, membuatnya sakit dan oleng dalam hitungan detik.

"Jadi, dokter Jennifer udah punya tunangan?" sahut Doni membuyarkan keheningan.

"Tunangan lo siapa, Woi? Bisanya kita semua ngga ada yang tahu. Justru sertu Ferdi yang tahu lebih dulu," protes Rosaline mendorong lengan Jennifer hingga tubuhnya terdorong membentur lengan dokter Gemala uang yang duduk di sebelahnya.

Kali ini Jennifer memberikan tatapan gondok kepada Ferdi.

"Kenapa harus bertanya itu, sertu Ferdi?" ketus Jennifer mengabaikan antrian pertanyaan dari rekan-rekannya.

"Ferdi aja, Jen." Ferdi meralat.

"Saya serius, Jen dengan pertanyaan saya. Saya ingin bersaing dengan tunanganmu dan berharap menjadi pemenangnya," tegas Ferdi mengundang decak kagum dari semua yang mendengar sikap jantan dan berani dari sertu Ferdi.

Berbeda dengan Reyvitto yang mulai meradang dan terlihat hampir gelap mata.

"Aku tidak yakin kau bisa melawan tunanganku, Ferdi," kata Jennifer melirik ke arah Reyvitto.

"Kenapa? Apa dia seorang artis terkenal? Atau pengusaha kaya raya? Apa pun itu profesinya, saya siap bertarung, Jen." Tatapan Ferdi semakin lekat.

Tatapan yang membuat Jennifer serba salah. Bukan hanya satu tapi dua tatapan yang kini menyerangnya.

"Apa pun profesinya, aku mencintainya. Maaf Ferdi, harus menghancurkan harapanmu sekarang," jawab Jennifer lugas.

Ferdi tertawa mendengus.

Tidak terlihat gurat kekecewaan dari wajahnya. Tentara berpangkat sersan satu dengan warna kulit kecokelatan dan senyum yang menawan itu, terlihat santai meskipun dia baru saja ditolak di depan banyak orang.

"Jangan permalukan seragam yang melekat di badanmu itu, Sertu Ferdi. Jangan menjadi pecundang dengan merebut apa yang bukan menjadi milikmu," ucap Reyvitto penuh penekanan.

Ferdi kembali tertawa tapi kali ini lebih terlihat rileks.

"Tidak, Kapten. Anda tenang saja. Tidak akan pernah saya menodai seragam kebanggan saya ini hanya karena wanita." Ferdi berkata lantang.

YES, CAPTAIN! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang