Bab 24. Datang Kepadamu

953 56 13
                                    

"Dokter! Ada pasien darurat!" teriak seseorang kepada dokter perempuan yang memiliki panjang rambut menyentuh pundak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dokter! Ada pasien darurat!" teriak seseorang kepada dokter perempuan yang memiliki panjang rambut menyentuh pundak.

Dokter tersebut tengah menulis sesuatu dan seketika pulpennya langsung dia lempar tatkala seorang perawat membuka pintu ruangannya dan membawa satu orang laki-laki bersimbah darah.

"Apa yang terjadi?" tanya dokter tersebut kepada perawat perempuan.

"Tabrak lari, dok," jawabnya setengah panik.

Kemudian dokter perempuan itu pun segera mengambil tindakan dan membantu korban.

"Lapor petugas terlebih dulu!" Perintah dokter dan dengan sigap dilakukan oleh perawatnya.

"Tadi dia ke sini dengan salah satu tentara yang sedang berpatroli, dokter. Saya akan beri tahu dia untuk menghubungi polisi," tandas si perawat.

Dokter hanya mengangguk dan kembali melanjutkan aksi pengobatannya.

Setelah beberapa saat, korban tabrak lari itu pun dirujuk ke rumah sakit besar agar mendapatkan perawatan dan penanganan lebih baik lagi.

Dokter perempuan yang telah menyelesaikan tugasnya, menyandarkan punggung seraya menghembuskan nafas lelah.

Perawat perempuan yang tadi meneriaki namanya, memperhatikan raut lelah dari wajah dokter tersebut.

"Dokter sebaiknya cepat pulang. Sejak pagi dokter kelihatan pucat," tutur perawat perempuan.

Silvi, nama perawat perempuan berambut pendek. Perawat muda yang usianya di bawah dokter perempuan itu.

"Kau tenang saja, Silvi. Saya punya fisik itu kuat. Lihatlah." Dokter menunjukkan sisi otot lengan dengan menekuk sudut sikunya.

"Ah ... yang benar saja dokter Jen. Sejak dokter tiba di klinik ini satu setengah tahun lalu, tidak ada saya lihat dokter punya otot tangan," ledeknya membuat sang dokter cantik tertawa.

Sang dokter cantik ... Jennifer ... Jennifer Rahadika ...

Si perempuan cantik yang cintanya harus terenggut paksa tanpa dia pernah mengetahui sebelumnya.

Si perempuan cantik yang harus kehilangan tentara kesayangannya pergi.

"Ya sudah, saya punya perut sudah lapar, dokter. Dokter mau ikut tidak?"

Jennifer menggeleng.

"Saya bawa kotak makan tadi. Saya buat capcay seafood. Kau mau cicip tidak saya punya lauk?" Jennifer dengan mata berbinar mengajak Silvi untuk mencicipi hasil karya masakannya yang sejak siang belum disentuh sama sekali.

Ya ... Jennifer sekarang sudah pandai mengolah bumbu dapur untuk dia jadikan santapan yang lezat.

"Mau sekali dokter. Dokter punya lauk selalu buat iler saya menetes." Silvi menjilat bibir bawahnya seolah sedang membayangkan aroma dan rasa masakan dari capcay buatan Jennifer.

YES, CAPTAIN! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang