Bab 15. Kembali

962 56 18
                                    


"Kalau pada akhirnya kau tetap ngga bisa mencintaiku dan tetap memilih kapten Rey, aku mundur. Mundur sejauh mungkin dan ngga akan mengganggu kalian lagi."

Bagaikan terkena tembakan peluru hampa, meskipun tak berisi tapi imbasnya begitu mengejutkan bagi yang terkena.

Seperti itulah yang dirasakan oleh Jennifer ketika dengan lantang, Ferdi mengatakan ingin menjadi selingkuhannya dan secara terang-terangan ingin mendapatkan hatinya.

Kemudian, dia segera menarik tangannya yang berada dalam genggaman Ferdi.

Jennifer lantas kembali mengangkat jari kirinya dan menunjukkan dengan tegas kepada Ferdi sebuah cincin emas yang melingkar indah di jari manis.

Wajahnya terlihat serius tanpa candaan sama sekali yang terpampang di sana.

"Kau tahu ini apa? Cincin yang diberikan oleh kapten Reyvitto, jauh sebelum kau mengenalku.

"Apa kau menghormati kapten Rey sebagai komandamu, Ferdi?" tegas Jennifer dengan sorot tajam.

"Tentu saja, Jen. Aku sangat menghormati dan mengagumi kapten Rey. Dia seorang pemimpin hebat dan sangat bijaksana kepada bawahannya," jawab Ferdi justru membuat Jennifer mendengkus.

"Kalau kau menghormatinya, kau ngga akan menusuk dia dari belakang, Ferdi." Jennifer melewati Ferdi dengan wajah memerah lalu dia melepaskan bunga pukul sembilan dari jari tengahnya kemudian dia buang begitu saja.

"Apa aku salah kalau aku mencintaimu, Jen?" teriak Ferdi keras.

Jennifer menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan menjawab, "Kau pikir aja sendiri, Ferdi. Apa sikapmu barusan itu pantas atau ngga."

"Aku bahkan tidak pernah sekali pun melewatkan film yang kau mainkan, Jen. Aku selalu melihatmu dan mengagumimu sejak kau bermain di film pertamamu, Jen." Ferdi tertunduk lesu.

***

Di tengah perjalanan menuju kembali ke barak, Jennifer yang berjalan mendahului Ferdi bertemu dengan Zeus Napawena yang kini sudah tidak menjabat sebagai kepala distrik lagi.

Secara tiba-tiba dia memutuskan mundur dan digantikan oleh wakilnya.

Banyak yang menyayangkan kemunduran dari Zeus tersebut. Selain dikenal ramah, sebagai kepala distrik, Zeus juga dikenal sangat dermawan kepada warganya.

"Pagi, Bapa ...." Jennifer membungkuk hormat menyapa Zeus.

"Ko dokter tempo hari datang bersama rombongan'e?" tanya Zeus menunjuk wajah Jennifer.

Jennifer mengangguk membenarkan.

"Bapa punya ingatan sangat bagus."

Ferdi datang di antara obrolan Jennifer dengan Zeus.

"Kalian kembali dari wartel kah?"

"Betul, Bapa. Nona ini habis menghubungi ayah dari tentara yang tempo hari ditemukan sekarat di markas Babon, Bapa," sela Ferdi membantu Jennifer menjawab.

Zeus tampak manggut-manggut sembari mengingat kejadian mencekam itu.

"Ya, sa ingat. Mereka punya hati sungguh kejam. Ah, lalu bagaimana keadaan tentara itu, Nona?"

Aura kesedihan kembali tersurat dari mata Jennifer yang tiba-tiba menunduk.

"Masih koma, Bapa," jawab Jennifer pelan.

Zeus mengalihkan tatapannya kepada Ferdi yang berdiri mendampingi Jennifer.

"Sayang sekali. Sa turut bersedih dan berdoa semoga bapa tentara itu lekas pulih." Zeus menyunggingkan senyum tipis.

YES, CAPTAIN! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang