Bab 20. Pemakaman dan Kepulangan

871 41 4
                                    

Seluruh pasang mata kini tertunduk menatap gundukan tanah yang masih basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seluruh pasang mata kini tertunduk menatap gundukan tanah yang masih basah. Di atasnya bertabur bunga melati dan mawar serta untaian kalung bunga persis di depan batu nisan abu-abu itu.

Tatapan kosong tercermin dari sorot pandangan semua yang hadir. Seolah memberikan penghormatan terakhir, langit pun turut berawan gelap dengan semilir angin yang menghembus pelan.

Sesuai dengan permintaannya, sertu Ferdi pun dimakamkan di pemakaman khusus yang terdapat di daerah ini.

Hitam dan abu-abu menjadi warna duka pengiring suasana pemakaman sertu Ferdi yang beristirahat tanpa memiliki sanak keluarga satu pun.

Rey sebagai pemimpin, memberikan penghormatan terakhir kepada anggotanya dan diikuti dengan prajurit lain.

Begitu juga dengan seluruh tenaga medis. Meskipun belum lama mengenal sosok Ferdi, tapi kejadian kemarin tetap membawa kesan dramatis dalam ingatan mereka.

Jennifer selaku perempuan yang dicintai oleh Ferdi, tetap merasakan kesedihan dan kehilangan yang besar. Terlebih wafatnya karena sudah melindungi Rey dari tembakan Theodore.

Reyvitto yang berdiri di sebelahnya, merangkul erat pundak Jennifer dan memberikan usapan lembut untuk menenangkan perasaannya.

"Memang benar Ferdi ngga punya keluarga, Vi?" tanya Jen dengan mata tidak lepas dari pusara Ferdi.

Rey mengangguk membenarkan.

"Dia besar di panti asuhan. Hingga kematiannya, dia belum tahu siapa orang tuanya. Dia hanya tahu ibu panti dan teman-teman pantinya, tapi biarpun begitu semangat untuk dia masuk tentara sangat tinggi.

"Bersyukur dia berhasil lolos seleksi masuk bintara," jelas Rey membuat Jen tertegun sesaat mendengarnya.

"Kasian Ferdi, bahkan hingga ajal menjemput dia tetap seorang diri," tutur Jennifer dengan rasa iba menatap Reyvitto.

"Ferdi sudah bahagia. Dia lebih bahagia bersama dengan malaikat yang mengelilinginya," balas Rey lembut.

Jennifer mengangguk membenarkan ucapan Rey. Dia melemparkan senyum ke arah makam Ferdi lalu berucap, "Aku akan memenuhi keinginanmu. Kau akan melihat kami menikah dari atas sana."

Kemudian, Jennifer kembali menatap penuh cinta tunangannya itu.

"Tentu, Sayang," balas Rey.

***

Sementara itu, untuk nasib para pemberontak yang masih hidup, semuanya sudah ditahan dan diproses hukum oleh aparat penegak hukum.

Semuanya mendapatkan sangsi dan hukuman berdasarkan KUHP 108 dan 110 karena mereka dianggap telah melakukan makar dan termasuk dalam tindakan pelanggaran hukum berat.

Untuk Theodore sendiri, para warga sepakat menolak jasadnya dikebumikan di tanah bumi cendrawasih ini.

Mereka menentang keras penyematan nama Theodore atau Zeus di atas tanah khatulistiwa, biarpun dia pernah menjabat sebagai ketua distrik, tapi semua itu hanya kepura-puraan saja.

YES, CAPTAIN! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang