Bab 17. Cemburu nyata Kapten Rey

1K 50 14
                                    

Pagi pertama yang berhasil menerbitkan senyum keindahan dari wajah seorang dokter Jennifer setelah hampir 5 bulan lamanya wajah itu selalu tertutup awan berkabut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi pertama yang berhasil menerbitkan senyum keindahan dari wajah seorang dokter Jennifer setelah hampir 5 bulan lamanya wajah itu selalu tertutup awan berkabut.

Ibarat sapaan hangat yang merasuk ke dalam sukma, sejak tadi Jennifer tidak pernah berhenti menyapa rekan-rekan medis dan juga beberapa prajurit yang lewat di dekatnya.

Gigi putih bersanding dengan gusi merah jambu, mengembang lebar membentuk satu garis tawa ekspresif dari Jennifer. Seolah menjadi ciri khas senyumannya dan membuat beberapa prajurit sempat terpana oleh kecantikan sang bintang film yang kini menjelma menjadi dokter di daerah penuh intrik ini.

Melewati pagi dengan menghirup udara sejuk serta menginjak basahnya embun, Jennifer bersama dengan Rosaline dan Doni tengah berada di dataran rerumputan belakang barak. Mata mereka berpusat pada satu objek yang sedang mengayuhkan kakinya dengan cepat. Peluh memenuhi wajah berbentuk tapal kuda itu, di mana tetesannya jatuh mengenai dada bidang yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

"Jen, lo sadar ngga sih kalau kapten Darma itu gantengnya ngga ada lawan," kata Rosaline tanpa menyadari sesuatu sedang mengintainya.

Jennifer yang juga tidak sadar, menggendikan bahu lalu menjawab, "Lo udah ada om Genta, masih aja pengen kapten Darma."

"Lo seneng banget sih Ros kalau dijewer sama om Genta," sela Doni masuk ke tengah-tengah obrolan.

"Eh gue kasih tahu sama kalian, emang kalian percaya gitu kalau di belakang kita kapten Rey sama Genta ngga melotot sampai keluar matanya waktu lihat perempuan seksi lewat di depan mereka." Rosaline mencibirkan bibirnya.

"Lo percaya, Jen?" lanjut Rosaline mendesak Jennifer.

Jennifer menggeleng tapi Doni dari arah sebelah menyahut, "Ros, kalau kapten Rey gue percaya. Kanebo kering kaya gitu, bisa suka sama cewek juga udah bagus."

Celetukan sempurna Doni sukses membuat kedua perempuan itu tertawa meledak tak tertahan. Hingga ketika Rosaline tanpa sadar berbalik badan, tawanya seketika berhenti dan tubuhnya mendadak tak bisa digerakkan.

Tubuhnya seperti terkena sihir membatu dari dua orang yang kini sedang menusuknya dengan tatapan sembari melipat kedua tangan mereka di dada.

Kemudian ...

"Ekheem ...." Suara dehem keras seketika membuat Jennifer dan Doni ikut mematung dengan kedua mata melotot lebar.

"Balik badan, ngga usah pura-pura ngga denger!" marah Reyvitto dengan suara pelan tapi dalam.

Suara peringatan keras yang diberikan oleh Reyvitto memang sebenarnya tertuju kepada Jennifer, tapi karena yang menyebut kapten Rey adalah kanebo kering, Doni, secara otomatis ekspresi bak tikus basah terperangkap umpan pun tergambar jelas dari laki-laki berwajah bulat itu.

Laksana penjahat ketangkap tidak bisa berkutik, Jennifer, Rosaline, dan Doni menunduk dengan kedua tangan bertumpu di depan.

"Kau boleh pergi dari sini," usir Reyvitto kepada Doni.

YES, CAPTAIN! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang