Tepat pukul 9 pagi, Reyvitto bersama anggotanya serempak keluar dari barak lengkap dengan persenjataan dan penampilan pasukan khusus untuk kembali menyusuri dan mencari keberadaan pemimpin Babon.Hari ini Rey akan melakukan penyisiran di dalam rumah-rumah penduduk, setelah sebelumnya dia sudah meminta izin kepada tetua desa dan menjelaskan semuanya.
Keberangkatan Reyvitto dan tim mendapatkan perhatian khusus dari medis perempuan yang berada di depan klinik.
Penampilan mereka semua sudah mengalihkan dunia para hawa untuk sesaat waktu.
Mengenakan seragam berwarna hitam, dengan masker penutup wajah yang juga berwarna hitam, serta helm lengkap dengan laras panjang yang menyampir di pundak mereka.
Langkah para prajurit itu sungguh terlihat gagah. Bahkan derap kaki sepatunya saja sudah terdengar lantang.
Terutama kapten Reyvitto. Walaupun sebagian wajah tertutup masker hitam dan hanya menyisakan bagian mata saja, tapi percayalah justru penampilan seperti itu yang membuat hasrat menggoda naik dari beberapa medis perempuan.
Kedua matanya yang tajam, semakin terlihat ganas tatkala tangan kekarnya menggenggam laras panjang hitam. Entah sudah berapa liter air liur yang ditelan lagi oleh medis perempuan ketika memandang sosok kapten gagah itu.
Berlebihan memang, tapi seperti itulah gambaran para perempuan ketika memandang kapten Reyvitto yang berjalan di barisan terdepan bersama semua prajurit yang mengiringi di belakang.
"Jen, lo tau ga cowok gue yang mana? Mukanya sama semua," celetuk Rosaline kesal karena tidak dapat mengenali wajah kekasihnya sendiri.
"Gue cuma tahu tunangan gue," jawab Jennifer membuat Rosaline tambah mendengus sebal.
"Ya iya lo tahu, kapten Rey barisan paling depan. Coba aja di belakang, pasti lo juga ngga tahu." Rosaline mulai sewot.
"Ooo tentu tidak. Bahkan cuma dari punggungnya aja gue tahu mana tunangan gue," balas Jennifer menjulurkan lidah mengejek Rosaline.
"Oh iya, pulang dari sini gue sama Vitto langsung nikah," sambung Jennifer membuat Rosaline bersungut ke arahnya.
"Iya, senior harus duluan."
***
Puluhan prajurit kini sedang melakukan penggeledahan dan pencarian terhadap pemimpin Babon.
Banyak warga yang tidak mengira kalau Zeus Napawena mantan ketua distrik yang terkenal baik, ramah, dan dermawan itu merupakan otak dari kelompok bersenjata yang sesungguhnya.
Pria yang selalu menebar senyum itu laksana dua sisi mata uang. Dia berperan seolah mencintai negara, tapi nyatanya dialah separatis pemberontak dan sangat membenci negara ini.
Pantas saja selama bertahun-tahun, pemimpin Babon tidak pernah dapat diketahui, karena mereka bersembunyi di balik topeng cinta akan negara. Menelusup menggunakan identitas berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, CAPTAIN! (TAMAT)
RomantikCerita Fiksi-Romance Semua peristiwa tidak benar terjadi Blurb : Reyvitto, Kapten pasukan khusus yang bertugas di wilayah konflik Bumi Cendrawasih. Menanggulangi kelompok yang berniat memberontak dan membuat kericuhan di sana. Dokter Jennifer, dokte...