09. PENJELASAN

1.1K 112 22
                                    

"Aku mencintaimu, tapi aku tidak ingin kamu menikahiku karna ini. Aku ingin menikah denganmu karna kita saling mencintai."

-Afifah As-syifa

.
.
.
.
.

Keesokan harinya, Afif yang berada dikamar kini tengah terduduk dipinggiran kasur sembari berfikir bagaimana caranya ia meminta izin dengan orangtuanya bahwa ia ingin menikahi Afifah.

Ia kemudian beranjak dari kasur dan berjalan menuju kamar yang di tempati oleh orangtuanya. Ia masuk, setelah itu duduk disamping sang Bunda yang tengah memakai kerudung instan. Dan kebetulan, Alif ada diruang tengah sedang menunggu Alea.

"Bund,"

"Iya,"

"Aca mau ngomong." ucapnya sembari menggigit bibir bawahnya cemas.

"Ngomong apa? Ngomong aja." Alea menatap wajah Afif.

"Aca... Aca mau nikah, Bunda."

Alea mengerutkan keningnya sebelum ia terkekeh pelan. "Bercanda aja kamu. Katanya masih remaja."

"Aca serius, Bunda. Sebelum gadis itu hamil, Aca-"

"Hamil?!" wajah Alea berubah menjadi datar setelah mendengar satu kata yaitu 'Hamil'. "APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN?!"

"Bunda... Dengerin Aca dulu."

•••••••••••

"Perbuatan kotor apa yang sudah kamu lakukan?!"

Alif berdiri dihadapan Afif yang tengah duduk sembari menunduk itu, ia belum sempat menjelaskan pada orangtua nya, sebab tak kebagian untuk berbicara.

Plak!

Tamparan itu berhasil mendarat pada pipi laki-laki yang tengah duduk itu. Ia hanya bisa diam.

Sedangkan Alea hanya bisa menangis sembari membayangkan bagaimana putra laki-lakinya itu melakukan itu pada seorang perempuan.

"HANYA LAKI-LAKI BODOH YANG MEMAKAI PEREMPUAN SEBELUM MENIKAH!" tegas Alif membuat suasana semakin panas.

"Astagfirullah, ini ada apa? Kenapa ribut-ribut?" ujar Khusni turun dari tangga dan menghampiri dan diikuti oleh Farhan dan Regan, Azizah dan Adiba.

Khusni duduk dan memeluk Afif yang masih duduk dan menunduk itu. "Ada apa ini? Ribut-ribut, nanti santri-santri mendengar!"

"Ada apa dengan kamu, Alif? Suara tamparan terdengar dari kamar." ucap Farhan.

Alif menghela nafasnya. "Abi, Afif berzina!"

Benar-benar syok saat mendengar ucapan itu keluar dari mulut Alif. "Apa yang kamu maksud, Alif?"

"Anak manja seperti Afif sudah membuat keluarga malu! Afif sudah berz-"

"Afif tidak melakukan itu, Abba. Ini hanya salah paham."

"Salah paham apa? Jelas-jelas kamu minta nikah ke Bunda karna takut gadis itu hamil, kan?"

"Ust! Lebih baik jelaskan dulu masalahnya, jangan pakai emosi." ucap Farhan. "Coba dijelaskan dulu yang sebenarnya."

KISAH KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang